Sabtu, 29 Mei 2010

[onwriting] Angel Love Story,, Part 1

Main Cast :

• Lee Taemin SHINee




















• Choi Minho SHINee














• Choi Hyo Ri (You)

Other Cast :

• Lee Jin Ki SHINee




















• Kim Ki Bum SHINee




















• Kim Jonghyun SHINee




















• Etc

Genre : Romance, Fantasy.

Author : Me, My self and I.. (you knowlah.. *dilempar panci*)

Rate : 15+ menurutku. Tapi..ah.. entahlah, sepertinya segitu.

Note : Jangan dibaca kalo ngga punya imajinasi tinggi atau ngga suka cerita macem gini. Ini murni khayalan saya. Yang mampir, baca atau cuma numpang liat doang *apaan sih* WAJIB komen!!! Kalo ngga.. liat aja nanti *ditendang ke jurang*

* * * * * * * *
“Hey.. menurutmu, laki-laki yang di bawah sana bagaimana” suara perempuan berambut panjang berbicara. Ia mengarahkan telunjuknya jauh ke arah di bawahnya, asyik mengayunkan kakinya. Membuat laki-laki di sebelahnya menoleh padanya sesaat dan kemudian memandang mengikuti arah telunjuk sang perempuan.
“hm… bagus!” komentarnya singkat, wajahnya benar-benar menunjukkan ekspresi tak tertarik. Perempuan tadi memanyunkan bibirnya menatap lelaki di sebelahnya.
“yyaa’.. Minho!!! Kau ini… kenapa selalu berekspresi menyeramkan begitu setiap kuminta pendapat?” ia membentak, menjitak kepala Minho dengan keras, dan lagi-lagi Minho hanya menghela nafas dan mengusap kepalanya yang terasa sakit. “kau ini… mengatakan akan membantuku, tapi kau malah begitu. Tau begini sih aku bawa Onyu oppa aja!” perempuan itu mulai bangkit dari tempat duduknya yang empuk. Baju terusan terasa sedikit basah karena air awan yang ia duduki. “awas saja, kulaporkan kau pada Ketua Dewan !!” ancamnya, dan kemudian berhasil membuat Minho berbalik dan mencegah perempuan itu meregangkan sayapnya hendak pergi.
“sshhh… ara..ara!! baiklah, aku temani!” ucapnya mengalah, terlihat senyuman terlihat dari bibir perempuan itu, ia kemudian kembali duduk di samping Minho.
“jadi… laki-laki mana yang harus kupilih untuk kujaga?” tanyanya dengan semangat.
“tapi HyoRi-ah, haruskah laki-laki??” nada Minho terdengar sedikit malas. Hyori malah mengangguk mantap.
“aku.. akan memilih laki-laki tadi.. dan akan meminta Ketua Dewan untuk menyetujuinya”

= = = = = = = = =

Selamat datang di dunia kedua. Ini adalah dunia dimana, semua tak akan terlihat jika kau masih menjadi manusia biasa. Kami adalah salah satu makhuk itu. Em.. maksudku bukan setan atau sebagainya, namun.. kami adalah kaum Malaikat, bertugas untuk melindungi semua manusia dari bahaya atau roh negatif. Ya, itu artinya, setiap satu manusia akan memiliki satu malaikat pelindung, dan hari ini aku sedang memilih manusia mana yang akan menjadi milikku nantinya, dan manusia ini hanyalah manusia sementara saat nantinya aku naik pada tingkat senior dan memiliki manusia yang kumiliki selamanya. Dan tentunya.. aku akan memilih manusia yang belum memiliki malaikat. Tentu saja aku akan memilih manusia tampan hahaha.. aku bukan malaikat naif yang tidak mengakui bahwa sebenarnya malaikat memiliki rasa suka juga dengan manusia. Dan di sebelahku.. hmm.. kau tahu, kupikir dia bukanlah benar keturunan asli malaikat. Kenapa?? Karena dia benar-benar memiliki hati seperti iblis.. huh (_”)9. sudahlah, lupakan saja. Akupun tak akan berurusan dengan dia nantinya, karena dia sudah memiliki manusianya sendiri.
Disini… yang harus kuperhatikan adalah peraturan malaikat yang benar-benar menyusahkan. Yahh. Kau tahu… malaikatpun punya peraturan, tidak hanya manusia, bahkan kaum Iblis juga memiliki peraturannya sendiri untuk memiliki manusianya sendiri.
Peraturan pertama, kau tidak boleh menyebutkan bahwa kau adalah malaikat pada manusiamu. (yah.. kupikir ini bisa kulewati dengan mudah)
Peraturan kedua, kau tidak boleh membuat perhatian lebih terfokus padamu dibandingkan dengan manusiamu. (hm.. bisa kupertimbangkan)
Peraturan ketiga, jangan mengacau saat bertugas (hei… aku adalah malaikat professional -,-)
Peraturan keempat, (kurasa ini peraturan yang paling jahat) Kau tidak boleh jatuh cinta pada manusiamu. (dan aku…. SUDAH MEMILIH MANUSIA YANG KUSUKAI T_T)
Itulah beberapa peraturan dari sebagian besar peraturan yang mungkin akan kulewati dengan mudah. Tapi.. mengenai peraturan keempat… oh TUHAN… kenapa aku baru tahu peraturannya setelah akumemilih manusiaku?? Pantas saja Minho tak memperbolehkanku memilih manusia laki-laki DX
Tuhan.. kumohon permudahkan tugas malaikatmu ini.
= = = = = = = = = =

Nama : Lee Taemin
Lahir : Seoul, July 18, 1993.
Ket. Lain : SMA ChungDam , sering mendapat kekerasan dari teman-temannya sehingga membuatnya malas bersekolah. Merupakan anak yang polos dan cantik *keterangan apa2n ini?, sebenarnya author yang mengada-ada*. meski sudah berada di tingkat ke2, dia masih saja tak bisa memiliki teman baik.

Hyori melipat kembali kertas perkamen yang baru saja diberikan Ketua Dewan padanya. Benar-benar perjalanan hidup manusianya sangat berat. Berpikir bahwa bagaimana jika ia mengalami hal yang sama dengan pemilik nama Taemin ini?. Ia pasti tak akan pernah ingin berada di dunia seperti itu. Yang dibacanya hanyalah sebagian dari keterangan tentang manusinya, dan ia benar-tak berniat membacanya sekarang.
“merasa menyesal memilihnya?” sebuah suara tiba-tiba muncul, sedikit mengagetkan Hyori dengannya. Minho kini tengah berada di sebelahnya, tidak seperti biasanya. Kini laki-laki tampan itu mengenakan seragam sekolah.
“yyaa’!!! kau mengagetkanku!” Hyori menyikut lengan Minho. Namun kini pandangannya berubah pada penampilan Minho. “kau…. Berpakaian aneh!” Hyori berkomentar, terlihat berusaha keras menahan tawanya. Bahkan berhasil membuat Minho mengerutkan keningnya, menunjukkan rasa herannya.
“kenapa? Bukankah ini wajar? Aku melindungi manusiaku dengan caraku sendiri. Dan kau sendiri, apa sudah memiliki cara?” celetuk Minho, dan kini bergantian Hyorin yang terdiam. Bodohnya ia baru menyadari bagaimana ia harus melindungi malaikatnya.
“hmm…. Aku,, aku akan selalu disampingnya tanpa terlihat!!!” jawabnya asal, mengangkat telunjuknya lalu tersenyum innocent.
“~sigh~… kau ini bodoh? Bukankah diperaturanmu kau harus menampakkan diri?” Minho balas menyerang dan membuat Hyori mati kutu. Ia bahkan tak memikirkan semua hal itu. “bagaimana?? Kau tak bisa berpikirkah?? Bodohnya~” Minho terus mencerca. “bagaimana bisa kau terpilih sebagai malaikat tingkat terusan? Kau ini pantasnya berada di tingkat permulaan.. ckckck.. kembalilah!!” Minho melambaikan tangannya mulai tak peduli, kembali hendak pergi menjalankan tugasnya, namun Hyori akhirnya cepat mencegahnya, menarik lengannya untuk terpaksa kembali menatap malaikat perempuan itu.
“heheh… bagaimana jika menggunakan caramu?”
“Mwo??”
= = = = = = = =

“KKKYYAAA….” Hyori berteriak sekencang-kencangnya. Entah ini sudah keberapa kali ia berteriak, yah.. kalau saja manusia bisa mendengar teriakannya, mungkin saja ia bisa melanggar peraturan malaikat ketika berada di dunia manusia. Namun, tetap saja.. teriakan membabi butanya membuat Minho semakin berniat untuk melemparkan Hyori kembali ke dunia malaikat, atau sekalian ke dunia Iblis.
Minho menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah gedung berhalaman luas. Membiarkan setiap manusia yang berpakaian sama dengannya melewati dirinya. “yaa’.. kau ini mau kubunuh ya??” Minho mulai kehabisan kesabarannya. Ya.. meski malaikat ditakdirkan untuk tidak memiliki emosi yang berlebihan, namun tetap saja ia kesal dengan malaikat setengah jadi seperti Hyori ini.
Wajah Hyori berubah pucat seketika, “hey.. Minho..apakah aku harus mengulang pelajaranku? Aku tak ingin belajar lagi!!!!!” ia mengacak rambutnya tampak frustasi ketika melihat beberapa kalimat di depan gedung itu yang terpajang besar dan jelas.
“ChungDam High School”
senyuman sinis muncul dari bibir Minho. “terserah kau saja~ ini caraku!”
“t-tapi… kau tahu, bukankah disini juga banyak iblis?? M-maksudku.. iblis pendamping” ucap Hyori gugup, pandangan matanya berputar mengelilingi sekolah, memperhatikan setiap manusia yang lewat. Tentu salah satu dari mereka adalah iblis, tidak.. tepatnya mereka yang bisa melihat wujud Hyori saat ini dan sedang memandangnya sinis.
Minho menggelengkan kepalanya “kau pun juga akan memiliki iblis juga. Manusia yang memiliki malaikat pendamping pasti juga memiliki iblis pendamping. Kau tahu itu! Sudahlah, terserahmu saja, sebentar lagi manusiaku akan datang dan aku tak mau iblis merepotkan itu kembali mengganggunya.” Ucap Minho sembari berlalu meninggalkan Hyori yang masih terlihat sedikit Shock.
“oh Dewan Ketua.. tidak bisakah aku menarik perkataanku?? Aku ingin menjadi malaikat permulaan saja T___T”
= = = = = = = = = =

“hari ini kita mendapatkan seorang teman baru!” seorang guru memulai pembicaraan awal pelajarannya kali itu. Ia membuka pintu kelas dan membiarkan seorang perempuan masuk ke dalam kelas yang cukup untuk menampung 30 siswa. Hampir semua siswa lelaki terlihat sangat terpesona dengan siswi baru itu. Siswi dengan postur tubuh yang sempurna dan mata yang indah.
“annyonghasseyo!! Choi HyoRi Imnida. Manasseo Bangapseubnida” Hyo ri memasang senyum manisnya, membiarkan semua siswa berdecak kagum melihatnya dan beberapa siswa bersiul memanggilnya. Beberapa dari mereka bahkan sengaja mengsongkan bangku disebelahnya untuk Hyori duduk. Namun Hyo ri masih tak mempedulikannya, ia lebih memilih memutarkan pandangannya, mencari sosok yang seharusnya memang ada di sampingnya.
“nampaknya kau bebas memilih salah satu tempat disini. Mengingat masih banyak tempat kosong yang tersedia” celetuk Cho Seonsaengnim. Hyori mengangguk dan tersenyum, kemudian menyusuri lorong sempit diantara dempetan barisan bangku dan berhenti ketika ia menemukan tempatnya. Yap! Disebelah seorang murid laki-laki yang dari tadi sama sekali tak menunjukkan rasa ketertarikannya dengan peristiwa ‘murid baru’ tadi. Sedangkan murid laki-laki yang lainnya hanya menghela nafas kecewa, sedangkan sisanya tak memperdulikan dan kembali memperhatikan pelajaran di depan kelas.
“boleh.. aku duduk disini?” Hyo Ri memulai suara, meski pelan dan nyaris tak terdengar oleh murid lain, namun murid laki-laki itu segera menyingkirkan tasnya dari bangku disebelahnya, meletakkan tasnya lebih merekat di sampingnya. Ia kemudian kembali fokus pada buku didepannya dan sama sekali tak tertarik untuk melirik ataupun mengetahui wujud sang malaikat ini. “err.. kuharap kita bisa berteman baik!” gummam Hyori tanpa mengeluarkan suara, ia mengambil posisi duduknya dan melepas tasnya.
“jangan berharap!” suara itu muncul sedikit bernada ringan dan dingin. Hyo ri menoleh, mencari asal suara yang jelas bersal di sapingnya. Dan ia hanya menemukan murid disebelahnya dengan wajah innocentnya menatap ke depan dengan fokus.
= = = = = =
Jam bel istirahat telah bergema di seluruh koridor sekolah 3 kali. Membuat para siswa segera membereskan semua buku yang berserakan di atas mejanya ke dalam tas masing-masing. Sudah dipastikan 98% dari mereka segera beranjak dari kelasnya dan seccepat mungkin memuaskan hasrat mereka untuk segera makan dan melegakan perut mereka. Namun tidak dengan Hyori, ia membereskan bukunya dengan perlahan, beralasan agar ia bisa mengimbangi gerakan murid laki-laki di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan seorang manusia yang dilindungi Hyo Ri sebagai malaikat tingkat terusan. Taemin, nama manusia yang dijaga oleh Hyori, dan nammpaknya semua memang mimpi buruk ketika ia tahu bahwa sangat sulit langkahnya untuk mendekati manusianya ini.
“ehm…” Hyo Ri berdeham pelan, menoleh ke arah Taemin yang sama sekali tidak bereaksi dengan sikapnya. “ehm.. k-kita, belum berkenalan…-kan?” Hyo Ri sedikit menyendat kalimatnya melihat reaksi Taemin. Yah,, meski ia sudah tahu data manusia ini, apa salahnya jika ia sedikit berbasa basi dengannya. Taemin menghentikan kegiatannya, sebenarnya dia bukanlah bersikap dingin atau apa, namun lebih didasari dengan sikap ‘tak butuh siapapun atau apapun’ di sekolah ini.
Laki-laki itu melanjutkan gerakan tangannya memasukkan buku ke dalamm tasnya dengan tempo yang lebih cepat. “bukankah kau sudah menyatakannya tadi,, kau HyoRi. Dan bla..bla..bla.. kurasa tak perlu” suaranya bergemetar, ia beranjak dari kursinya, menyadari bahwa tatapan disekitar kelasnya berubah tajam kepadanya. Yahh.. bukan rahasia lagi bahwa setiap harinya ia menjadi trending topik di kelas,,, bukan.. atau bahkan di satu sekolah, sebagai ‘Taemin,si manusia purba yang tak butuh teman’ atau hal lain semacamnya.
Kini langkahnya telah menyusuri koridor sekolah, diikuti dengan Hyori yang tadinya dicegah oleh beberapa temannya untuk mendekati murid laki-laki penyendiri itu. Hyori berjalan menunduk mengikuti suara langkah Taemin sampai akhirnya ia harus berhenti mendadak saat sepasang kaki tengah menghalangi jalannya. “jangan mengikutiku, murid baru!” celetuk Taemin, ia ternyata berbalik dan berhenti ketika tahu bahwa seseorang tengah mengikutinya.
“t-tapi…aku… y-ya..ya’!!!” Hyori mengubah arah kalimatnya, saat Taemin memutuskan untuk tak mendengarkan kalimat Hyori selanjutnya setelah melontarkan beberapa kata. Namun ia segera berhenti dan kembali memutar posisi badannya.
“Taemin..jika itu yang kau ingin tahu dariku, cukup itu saja… kumohon!”ia melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terputus dan membiarkan Hyori sibuk berpikir dengan berbagai macam hal yang mengherankan.

= = = = = =
**Taemin POV**

aku menyandarkan diriku pada dinding beton di belakangku. Ya.. tempat favoritku setiap aku merasa bahwa sekolah memang sesuatu hal sangat tidak diperlukan untukku. Bukannya menyombongkan diri, aku.. bahkan sudah mengerti semua materi perkuliahan untuk S3, namun aku tak ingin semua orang tahu itu. Aku.. Lee Taemin, yang bahkan semua orang tak mengharapkan aku ada disini. Hei., sejujurnya aku tak mengerti, mengapa semua membenciku. Saat pertama kali bertemu dengan orang orang itu, aku bahkan sama sekali belum melihat atau mengenal mereka atau bahkan mengatakan kata-kata kotor pada mereka. Namun mereka sangat membenciku dan memukuliku. Beralasan bahwa aku terlalu tampan dan terlalu pintar. Itu bukanlah alasan yang bagus agar seseorang bisa dibenci. Percuma jika aku mengatakan hal ini pada kedua orangtuaku, mereka terlalu percaya bahwa pada akhirnya aku adalah seorang anak semata wayang mereka yang akan lulus dengan nilai terbaik dan memiliki banyak teman dengan caraku yang pintar bergaul. Dan semua itu adalah fake. Bisa diketahui sekarang bahwa pada kenyataannya aku hanyalah seorang anak yang ‘katanya’ terlalu tampan dan terlalu pintar yang sehari-harinya hanyalah duduk di ruangan terbuka yang berada di lantai teratas gedung sekolah, menyendiri layaknya anak autis yang kehilangan orang tua pendampingnya dan selalu ketakutan untuk berkeliaran disekeliling orang yang terlihat sangat menyeramkan. Ya.. itulah aku.. Lee Taemin, satu-satunya anak yang paling dibenci dan dikucilkan oleh murid satu sekolahan.. ya.. kuulangi sekali lagi. ‘SATU SEKOLAH’ kurasa pantas jika kata itu ku beri tanda koma atas dan kukapitalkan hurufnya.
Tapi… sekarang bukan itu yang kupikirkan, itu bukanlah hal yang harus repot kupikirkan dan kurenungi setiap hari. Namun… hari ini benar-benar aneh, yah.. sangat aneh. Kupikir,, orang aneh macam perempuan itu tak ada lagi sisanya di dunia ini. Yahh.. maaf jika aku berkata seperti itu, tapi. Hei. Kau lihat? Disaat semua orang sibuk menjauhiku atau bahkan membuatku menjadi trending topik setiap harinya, ia malah sibuk ingin tahu diriku. Emm.. kurasa memang hal yang wajar jika begitu, namun bisakah dijelaskan? dulu pernah ada seorang murid baru disini, namun saat melihatku saja dia sudah menatap sinis dan menjauhiku. tapi perempuan itu berbeda. Yah.. snagat berbeda, sejujurnya aku sangat kagum dengan kecantikannya, namun aku sadar diri bahwa aku memang sangat tak pantas untuk berteman dengan ‘calon’ anak terpopuler di sekolah ini. Ya.. aku tahu bahwa dia terlihat sangat pintar untuk mengerjakan soal-soal di buku yang kubawa tadi. Itu adalah buku materi perkuliahan, dan dia bisa menjawabnya dengan mudah. Kurasa dia berasal dari planet lain, ya.. mungkin dia alien yang sedikit tak sadar bahwa ini bukan planetnya. Dan kuharap aku tak berurusan dengannya sebelum aku menjadi sasaran murid laki-laki penuh nafsu lainnya.
“disini rupanya ^^” suara lembut itu kembali terdengar, dan aku ebrpikir itu bukanlah khayalanku saat aku menoleh dan mendapati perempuan bernama Hyori itu berdiri disana, mengatur nafasnya yang kelelahan dan tangannya megganjal pintu yang memang susah untuk terbuka lebar.
“aigo~~” keluhku pelan nyaris tak terdengar
= = = = = =
**Hyo Ri’s POV**

YEAAHH!!! Aku menemukannya.. hey, boleh aku berteriak?? AKU MENEMUKANNYA!!!benar, aku menemukannya setelah ia teganya membiarkanku mencarinya hampir di seluruh sekolah ini. Kalian tahu berapa luasnya sekolah ini? Tak usah ditebak, kalian bahkan akan merasakannya sendiri jika disini. Yah,, inilah akibat aku terlalu memanjakan diriku dengan sepasang sayapku. Sudahlah, jangan dipikirkan, seharusnya aku saat ini menghampiri Taemin, dan aku segera menghampirinya setelah sebelumnya aku bergumam sendiri.
“aku.. mencarimu kemana-mana!” ucapku masih tetap berdiri di depannya, kuakui dia terlihat sangat tampan saat angin yang kini membelai rambutnya dengan lembut.
Ia terlihat menaikturunkan pandangannya memperhatikan diriku dari atas hingga bawah dan kembali lagi keatas berulang-ulang namun dengan gerakan yang sangat cepat. “bisa kulihat itu!” ucapnya singkat, yah.. dia benar-benar tampan, bahkan dengan tatapan dingin itu, meski di perkamen aku membaca bahwa dirinya merupakan manusia yang tidak pernah lupa untuk tersenyum. Namun aku memaklumi keadaannya sekarang hingga mengapa ia tak mau lagi menampakkan senyumnya lagi.
Aku menghela nafas yang panjang, sepertinya memang susah mendekatinya, tapi apa boleh buat, aku sudah memilihnya.’Tenanglah Hyori, kau masih tingkat terusan dan belum senior, bertahanlah sebentar saja.’ Aku duduk disampingnya setelah aku sekian kali menghibur diriku sendiri. Dan Taemin, dengan tatapan matanya yang terlihat malas memandangku sepintas lalu memandang lurus kedepan memejamkan matanya “aku tidak mengijinkanmmu duduk disebelahku!” gumamnya sebentar, lalu terdiam lagi, sesaat lagi ia bergumam lagi. Kurasa ia sedang mengikuti irama musik yang mmuncul dari earphone yang ia kenakan.
Aku mengembungkan pipiku, mengubah posisiku , memeluk kedua lututku dan memperhatikan wajahnya terus menerus. Dan aku tak peduli ia merasa risih atau tidak, karena.. entah mengapa aku selalu saja merasa nyaman ketika melihat wajahnya.
Dan saat itu, kami saling berdiam diri sangat lama. Ia yang sibuk mendengarkan musik dari earphonenya dan aku yang sibuk memandangi wajahnya, tak peduli dengan kebosanan yang sesekali menghampiriku dan menggangguku.
= = = = = = =
aku takut…
saat aku harus mengatakan, atau merasakan
sesuatu yang tidak seharusnya terjadi padaku
= = = = = =
**Author POV**

Hyori memijat pundaknya sedikit pegal, seharian ini ia memeluk kedua lututnya memandangi Taemin dan laki-laki itu bahkan sama sekali tak mempedulikannya. Jangankan menoleh atau sekedar mengeluarkan helaan nafasnya, Taemin malah bersikap seolah tak ada orang di sapingnya dan memiliki dunianya sendiri.
“benar-benar tega sekali” Hyori mengetuk-ngetukkan keningnya pada meja kantin, meski satu dua orang meliriknya dengan heran, namun mereka kembali membicarakan topik pembicaraan mereka masing-masing. Dan Hyori, sedikit merasakan hawa dingin menempel pada pipi kirinya. “Minho… jangan menggangguku saat ini” ujarnya tanpa menatap Minho sedikitpun.
“sial.. aku ketahuan!” Minho menghela nafasnya ringan. Lalu duduk pada kursi seberang meja Hyori.
“aku merasakan hawamu yang tajam. Sangat suraaamm..” ujar Hyori dengan malas, masih menempelkan keningnya pada meja, ia berhasil dengan sukses mendapatkan jitakan yang lumayan keras pada ubun-ubunnya. “aaww~~ sakit!” kembali bersuara malas dan tak bersemangat.
“yyaa’.. angkat kepalamu!” celetuk Minho, ia memaksa Hyori menegakkan kepalanya dengan kedua tangannya dan memberikannya sekaleng minuman dingin bersoda. Hyori menyambutnya dan terlihatsedikit bingung untuk membuka kaleng tersebut. “apa masalahmu dengan manusiamu?” minho mebuka pertanyaan serius meneguk minumannya.

Hyori melirik Minho sekilah lalu sibuk kembali dengan urusan ‘membuka kaleng yang asing baginya’ “kau sendiri, kenapa kemari? Mana manusiamu?” Hyori balik bertanya tanpa sedikitpun memandang mata Minho.ia malah mengocok kaleng minuman ditangannya, sedikit kesal.
“sedikit urusan dengan toilet. Kau belum menjawab pertanyaanku! Hei~ jangan kau kocok!”
Hyori menghentikan kegiatannya. “yah.. bisa dikatakan sangat susah mendekatinya. Kau tahu… kekerasan yang mempengaruhi mental dan psikis. Kurasa ia anak yang pintar dan tampan. Tapi memiliki trauma mengenai ‘berdekatan dengan orang lain’. Hei, bagaimana cara membukanya. Aku bahkan sama sekali tak menemukan benda semacam ini di dunia atas” Hyori masih sibuk dengan minuman kalengnya. Dan minho mengambil alih kaleng tersebut.
“well~ sedikit masuk akal, dengan penjelasanmu mengenai manusiamu. Tarik pengait ini keatas, dan hati-hati dengan omonganmu mengenai dunia atas!” minho mengingatkan, mengembalikan kaleng yang amsih tertutup dan beranjak untuk meninggalkan Hyori. “emm.. satu lagi, mungkin.. kau harus sedikit mendekatkan diri dengan sebuah keajaiban yang kau miliki” bisik Minho yang bangun dari kursinya dan mengarahkan wajahnya pada telinga Hyori, menjauhkannya kembali dan mengedipkan satu matanya. Hyori sedikit melamun mendengarkan kalimat Minho, namun sedetik kemudian ia tersenyum.
“kau pintar!!”
“tentu.. dan, kau harus berhati-hati jika ingin membuka minuman itu!” minho mengangguk mengingatkan lalu berbalik berjalan menghampiri sosok laki-laki yang terlihat samar-samar pada pintu kantin.
“sigh~ kenapa tak kupikirkan sejak awal?” gumam Hyori, ia menarik pengait kaleng dan.. BRUSSHH!!! Semua isi soda di dalam kaleng keluar seperti pancuran air keran wastafel dan membasahi wajahnya. “KYYAA~~~ MINHO!! KAU BERHUTANG PADAKU”
= = = = = = =
**Taemin POV**

menyusuri trotoar jalanan untuk akhirnya kembali pada apartementku adalah suatu hal yang paling kutunggu tiap harinya. Yahh.. dan ahrus kuakui hari ini aku lebih bahagia saat melewati jalanan ini, setidaknya perempuan aneh yang mengikutiku seharian di sekolah hari ini tidak akan mungkin mengikutiku juga sampai pulang dan berniat mencari tahu tempat tinggalku. Yah.. kurasa dia memang benar-benar gila, trelihat sekali dia sangat ingin tahu tentangku. Hufftt~ bersyukurlah aku berpikir untuk membawa iPod ku hari ini, emskipun tidak membawa setidaknya aku masih memiliki earphone untuk menghindarinya berbicara denganku.
Disekelilingku banyak sekali orang memandangiku dengan tatapan heran, bukannya aku terlalu pede atau terlalu ge-er, tapi aku benar-benar menyadari bahwa terkadang seorang perempuan berniat mendekatiku untuk sekedar berkenalan atau apapun semacamnya, tapi apabila dia tahu bahwa aku ini adalah ‘laki-laki yang tak diinginkan’,, aku ingin tahu reaksi wajahnya. *smirk*
Well~ kini aku sudah dekat dengan gedung apartement tempat tinggalku, dan apa memang kenyataan atau hanya khayalanku saja? Aku sedikit merasakan seseorang mengikuti laju langkahku beberapa meter dibelakangku. Aku merasakan hal yang aneh, dan aku memutuskan untuk berbalik dengan spontan. Dan,, BOO… aku menemukan sosok perempuan yang nampak salah tingkah dan merupakan perempuan yang masuk daftar superduperblacklist untuk wanita yang tak ingin kutemui. Yah.. kau bisa menebak siapa dia!
“apa yang kau lakukan?” aku mendesis pelan, mengeluhkan kesialanku hari ini. Perempuan itu terlihat sedikit merilekskan tubuhnya, ia menegakkan kepalanya menatap sejurus dengan pandanganku.
“aku… mau pulang! I-igo!! Gedung tinggi itu apartement tempatku tinggalku!” ia menjawab dengan mantap, mengarah-arahkan telunjuknya ke belakangku. Aku menoleh kebelakang,, tidak salah kan jika aku ingin tahu dimana ia tinggal? Dan kau tahu… aku berharap bahwa tebakanku kali ini salah, atau aku harap bahwa seua ini hanyalah mimpi belaka. Ia tepat menunjuk arah gedung tinggi itu, dan otomatis itu adalah.. tempat yang sama di mana aku tinggal.
“jangan mengada-ada!” aku masih tak percaya, namun ia tak peduli sama sekali, ia mengangkat bahunya.
“kenapa? Bukankah kau tinggal di tempat yang sama? Mau bersama denganku?” ia berjalan mendekat dan aku melangkah mundur menggeleng. Masih heran saja. Apa kesalahan yang kuperbuat sampai aku harus bertemu dengan perempuan aneh ini?
Kugelengkan kepalaku pelan, menatap aneh kepadanya. Dan dia menghela nafas melihat responku dan kembali mengeluarkan suara. “baiklah, kurasa.. aku akan duluan. Semua badanku terasa lengket terkena minuman ber… em.. berso.. ah sudahlah!” ia berlalu dari hadapanku dengan cepat. Kuarasa yang dimaksudkannya adalah minuman bersoda, mengingat seragamnya yang berwarna merah dan beraroma manis menyengat.
“errgg.. Tuhan. Siapa sebenarnya manusia itu?”
= = = = = = =
**Hyori POV**

“KYYYYAAAA~~~~~~”aku berteriak sekencang mungkin sedetik setelah aku masuk ke dalam kamarku dan melemparkan tasku. Menenggelamkan wajahku pada bantal selama mngkin hingga aku merasa tak bisa bernapas lagi. *hey?? Aku? Bernapas?? Hal yang bodoh. Hahaah*. Bukankah kau lihat tadi, kuarasa dia benar-benar merasa sial saat mengetahui bahwa aku tinggal satu gedung dengannya >.<. dan aku tak mempedulikannya. Itu salah satu peraturanku untuk menjaganya kekekeke. Aku lelah sekali hari ini,, benar-benar lelah setelah seharian ini menggunakan sepasang kakiku T.T
“KKKYYYAAA~~~~” aku kembali berteriak kini. Berbalik menenggelamkan wajhaku pada bantal kembali. Dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu datang padaku. Hawa yang menusuk hingga tulang rusukku, aku merasakan sesuatu yang aneh hingga aku maerasa mual. Aku memutuskan untuk beranjak dan sedetik kemudian aku terdiam duduk terpaku di pinggiran kasur saat melihat sosok didepanku.
GLEK!!! Aku semakin merasa mual, seluruh ragaku tertekan dan terus menekan hingga aku merasakan sesak yang luar biasa. Peluhku berkeluar berlebihaan menetes dari wajahku. Dan.. kau tahu, ini pertama kalinya aku berdekatan jarak sedekat ini dengan kaum.. IBLIS…. Kau tahu.. ya IBLIS. Dia tersenyum sinis, mengeluarkan helaan penuh remehan menatapku

Minggu, 16 Mei 2010

[oneshoot] Forevermore


Title :: Forevermore

Main cast ::



.:: Choi Minho (SHINee)












.:: Han Seung Ra


other cast ::



.:: Cho Kyuhyun


















.:: Choi Seung Mi


= = = = = =

Momen yang paling indah di hidupku adalah

Ketika aku mencintaimu setelah menemuimu

Sekarang, aku tahu bahwa

kau adalah pemberian terbesar di hidupku

langkah kaki kecil itu semakin terlihat jelas, si sela-sela jejak tapak kaki pada pasir pantai putih. Sepasang kaki kecil lincah semakin tak berhenti melangkah, seolah menunjukkan pemberian terindah Tuhan padanya, sepasang kaki lincah yang indah dimiliki oleh seorang anak gadis kecil, berambut panjang indah terurai. Matanya terpancar keindahan, bercahaya dan memancarkan kharisma yang kuat.

Gadis kecil itu tersenyum, berlarian tanpa henti mengejar ombak dan menghindarinya juga. Sesekali pandangannya tak berhenti menatap seorang perempuan anggun, menggunakan terusan putih. Tengah duduk beralaskan kedua sandalnya dan menatap gadis itu dengan senyuman yang indah. Tangan mungilnya melambai ke arah perempuan itu, mulai berjalan mendekat dan memeluknya dengan lembut.

“eomma, aku mulali lelah. Sudah seharian kita disini! Jika kita terlalu lama appa pasti akan marah” suara kecilnya terucap, ia terlihat mengatur nafasnya, kelelahan berlarian seharian meninggalkan jejak kecil di sepanjang pesisir pantai.

Perempuan anggun itu tersenyum manis, membelai rambut anaknya dengan lembut. Perempuan yang cukup muda untuk memiliki anak berumur lima tahun. “ne… appa tidak mungkin marah pada anak eomma yang cantik ini!” ia meratakan roknya. Berdiri dan menepuk-nepuk roknya, menghilangkan pasir yang menempel. “kaja! Kita pulang sekarang ^^!” ia meraih tangan mungil anaknya, dan menuntunnya pulang ke rumah.

= = = = = = =

lihatlah.. jagiya!! Kau benar tak pernah merepotkanku. Bahkan kau meninggalkan seorang malaikat kecil untukku.

Kemarin, hari ini, besok, dan selamanya. Aku… akan selalu mencintaimu!

-Seung Ra-

= = = = = = =

**The Flash Back**

ketika aku melihatmu, mungkinkah saat itu juga aku telah mencintaimu?

-Seung Ra-


Seung Ra menutup note kecilnya, note yang selalu digenggamnya dan dibawa olehnya setiap hari. Ia selalu menuliskan apa yang selalu ada di hatinya setiap hal itu muncul. Dan kini… ia baru saja menulis sebaris kalimat singkat. Bibir tipisnya memunculkan sebuah garis lengkung, tersenyum manis ketika ia mengingat saat ia bertemu dengan seorang lelaki yang kini dicintainya secara diam-diam. Ia memejamkan kedua matanya, mengingat kembali saat ia bertemu dengan lelaki itu, menatap garis rahangnya yang jelas, sorot matanya yang memendam kharisma yang kuat, bahkan ia masih mengingat saat peluh membasahi wajah lelaki itu, ketika memulai kegiatan rutinitasnya sebagai atlet yang berprestasi.


The name I love. CHOI MINHO

-Seung Ra-

= = = = = = = =


“Seung Ra!! Han Seung Ra!!” suara itu berteriak, memanggil sosok perempuan anggun yang sedang berjalan santai, memaksa wanita itu untuk berbalik dan mencari asal suara tersebut.

DHEG!! Suara itu tiba-tiba muncul dari dadanya. Semakin lama semakin keras terdengar saat langkah kaki mendekatinya. ‘calm down Seung Ra!’ ia mensugestikan pikirannya. Memasang senyum yang manis. “ne??” jawabnya, tentu saja ia heran. Seseorang yang jarang berbicara padanya, atau bahkan mungkin tak menyadari bahwa dirinya ada telah memanggil namanya. Tidak, nama lengkapnya.

“emm.. kau Han Seung Ra?” laki-laki itu malah berbalik bertanya. Seung Ra mengerutkan keningnya. Namun kemudian memutuskan untuk mengangguk mengiyakan. “ahh.. syukurlah. Aku mencarimu 2 hari ini. Mereka mengatakan bahwa aku harus menemukan manager baru untuk klub atletik. Dan menyarankan namamu di dalamnya.” Suara berat itu kemudian menjelaskan. Sedangkan Seung Ra terlihat sedikit kikuk. “e-eh.. maaf. Aku malah berbicara tanpa mengenalkan diri terlebih dulu!” ucapnya, sadar akan kesalahannya yang membuat SeungRa sedikit kikuk.

Ia menyodorkan tangannya “Minho, Choi Minho!” tersenyum ramah saat Seung Ra membalas uluran tangannya dan menyebutkan nama lengkapnya meski ia sudah mengetahuinya. “lalu? Apa kau mau?” tanya Minho sekali lagi.

Seung Ra mengangkat bahunya. “mengapa tidak?”


Kesempatan, tak akan datang untuk kedua kalinya! >.<

Fighting!!

-Seung Ra-

= = = = = = = =


hanya sedikit saja kau memperhatikankuu. Itu sudah cukup bagiku.

-Seung Ra-


Seung Ra mengambil beberapa helai handuk kecil. Melipatnya dengan rapi dan memasukkannya ke dalam masing-masing tas atletnya. Sesekali ia tersenyum, memandangi Minho, orang yang dicintainya sedang menikmati adrenalinnya untuk mengikuti berbagai tantangan olahraga. Sepasang kakinya dengan lincah berlarian menelusuri garis putih lapangan yang luas.

“seberapa besar kau mencintainya?” seorang menepuk Seung Ra dari belakang. Mendaratkan dagunya padah bahu Seung Ra. Menatap ke arah yang sama dengan pandangan Seung Ra.

“S-sunbaenim..!” terlihat sedikit terkejut, Seung Ra merubah posisinya. terlihat jelas bahwa warna pipinya kini tengah berubah. Lelaki itu terkekeh pelan, bahkan dengan santainya mengacak pelan rabut Seung ra sembari mengambil posisi duduknya dengan nyaman di samping Sung Ra.

“hegh.. ternyata benar kau menyukai Minho!” suara tawa lepas meledak setelah kata itu terucap, Seung Ra semakin kikuk dan tak berani memandang siapapun.

“s-sudahlah. Tak usah dipermasalahkan, lagipula.. manamungkin Minhossi jatuh cinta padaku!” gumamnya pelan, merasa puncak rasa malunya telah mencapai batas. Ia menunduk setunduknya.

“oh yaa?? Mau kubuktikan seberapa sering dia memperhatikanmu?” lelaki itu mendekat, mendekat dan semakin mendekat ke wajah Seung Ra.

Seung Ra yang semakin gugup malah memundurkan posisinya sedikit jauh. Menjauhkan wajahnya dengan wajah sunbaenya, namun laki-laki di depannya ini malah semakin dekat tak kurang dari 3cm di depan Seung Ra. “K-Kyuhyun sunbaenim… apa yang kau lakukan?” Seung Ra memejamkan matanya pasrah. Andai saja ia membawa suatu barang berat di tangannya, mungkin ia sudah dari tadi menimpukkannya pada wajah mulus Kyuhyun, lelaki devil yang hendak menciumnya ini.

Kyuhyun tersenyum sinis. Sedikit lagi ia menempelkan bibirnya pada Seung Ra. “YAA!!! KYUHYUN HYUNG!! JANGAN BERMAIN-MAIN DAN CEPAT KEMARI!” ya.. sebuah suara keras telah memekakkan telinganya. Minho memanggilnya dengan tatapan kesal. Kyuhyun hanya tertawa kecil, mengedipkan matanya pada Seung Ra. “kau tahu kan sekarang!” ungkapnya jahil. SeungRa tersenyum puas. Yahh.. setidaknya tidak selalu Kyuhyun menampilkan jiwa devilnya.

= = = = = = =


Hari ini… tercipta untuk tidak akan pernah dilupakan.

I do… I do…

-Seung Ra-

Jantung Seung Ra semakin derdetak kencang. Bagaimana tidak? Janji Minho saat mereka kembali memasuki universitas yang sama benar ditepati. Kini…. Ia hanya bisa memasang senyumnya dengan lepas dan menangis terharu.

“aku akan berjanji memberikanmu sesuatu yang indah yang akan dikenang selamanya jika suatu saat aku memenangkan pertandingan di lapangan ini” Minho tersenyum ke arah Seung Ra, berbaring di tengah luasnya lapangan , menikmati setiap volume oxygen yang dihirupnya pagi itu.

Kejadiaan pada hari itu selalu diingatnya. Yaa… benar, mana mungkin Seung Ra melupakan setiap detik saat-saat ia berpacaran dengan minho setelah 3 tahun ini. Dan kini.. tulisan besar itu terpampamng jelas pada jejeran penonton yang berada di seberang lapangan. Setiap orang yang menonton saat itu mengangkat sebuah kertas berwarna. Dan membentuk sebuah kalimat.

HAN SEUNG RA!! WILL YOU MARRY ME?

Minho berdiri di tengah lapangan, setelah ia menyerahkan piala pada Kyuhyun. Ia merebut mic dari podium dan merentangkan kedua tangannya. “SEUNG RA…. TELL ME YOU DO!” Ucapnya saat ia menempatkan mic tepat di depan bibirnya. Membuat seluruh teriakan penonton semakin bergemuruh menyaksikannya, beberapa kaum hawa dari mereka pasti iri melihatnya.

Gemuruh teriakan penonton semakin menjadi, meneriakkan kalimat “I DO” secara serempak berkali-kali, membuat wanita anggun itu akhirnya melangkahkan kakinya menyusul Minho ke tengah lapangan. Minho tersenyum kemudian dan berlutut, menyerahkan sebuah cicin indah yang terukir namanya. Dan tak henti-hentinya Seung Ra menangis, ia memeluk Minho pada akhirnya dan membisikkan 3 kata ke telinga Minho. “I do, jagya!”

Sure. Kau tahu? Hari ini banyak kata I do yang kudengar, bahkan kukatakan!

Melihat cicin indah elingkar di jariku, membuatku setengah gila hari ini

-Seung Ra-

= = = = = = = =

“semua terlihat begitu bahagia, namun tak sebahagia diriku saat ini!”

oke… kau mengatakan itu… dan semuanya tersimpan baik di memoryku!

-Seung Ra-

Minho tak henti-hentinya berdecak kagum pada hawa di depannya. Ia begitu indah, menggunakan gaun anggun berwarna putih.yahhh… sangat serasi dengan setelan yang ia kenakan juga. Hari ini hari dimana ia dan Seung Ra elakukan resepsi setelah kemarin ia dan Seung Ra telah resmi menikah.

“kau cantik!” puji minho, mengecup bibir merah Seung Ra. Seung Ra tersenyum penuh bahagia ketika pinggangnya melingkah tangan Minho, menuntunnya keluar menuju hall megah nan mewah. Telah banyak tamu undangan yang telah datang dan mengucapkan selamat pada pasangan serasi yang baru saja resmi saling memiliki. Tak terkecuali Kyuhyun, yang dulu pernah menyatakan bahwa ia juga mencintai Seung Ra dan merupakan saingan terberat Minho untu mendapatkan seseorang yang sangat dicintainya.

“yaahh… jangan lupa kau jaga istrimu. Kalau tidak, sedikit kesempatan saja aku akan merebutnya!” bisik kyuhyun dengan senyum khasnya. Seung Ra hanya tertawa kecil melihat ekspressi minho setelahnya.

“jangan bercanda Hyung… kau bahkan tahu akulah di hatinya. Sepenuhnya itu tempatku!”Minho balas tersenyum.

Dan hari ini. Ketika malam tiba, kau memberikanku malaikat kecil.

Hadiah terindah dan membuatku malu mengingatnya >//<

Masih teringat ketika kau menyanyikanku sebuah lagu pada malam itu juga.

“forevermore”

-Seung Ra-

= = = = =

perasaanku tak enak. Perutku terasa teraduk cepat. Begitu cepatkah?

-Seung Ra-

Seung Ra baru saja menerima telepon, namun kini ia sudah terduduk lemas terkulai. Suara Kyuhyun di seberang telepon meneriakkan nama Seung Ra saat perepuan itu tak lagi memnjawab apapun yang dikatakan Kyuhyun. Dan Seung Ra tak mempedulikan itu, ia hanya bisa menangis saat itu juga. Memeluk kedua kakinya dan menenggelamkannya di antara sela kedua lututnya. “Jagya… baru saja aku akan mengabarkanmu tentang malaikat kecil ini!” Seung Ra tak berhenti menangis memegangi perutnya yang ikut merasakan sakit. Baru saja 2bulan ia menikah dengan Minho dan dengan cepat semuanya menghilang.

Minho mengalami kecelakaan saat sebuah mobil menghantam tubuhnya dengan keras. Minho kehilangan nyawanya ketika perjalanan dalam rumah sakit.

“saat itu.. ia masih memikirkan untuk pulang. Beberapa kali ia selalu meyakinkanku bahwa ia tak apa-apa!”

Kyuhyun memang saat itu tengah bepergian dengan Minho. Berniat menemani dongsaengnya membuatkan sebuah kejutan untuk Seung Ra.

“maafkan aku!” Kyuhyun memeluk pelan tubuh Seung Ra, meski masih dengan kemejanya yang berlumuran darah, ia tak mempedulikannya. Yang ia pikirkan bagaimana ia harus menghibur Seung Ra agar kondisi kandungannya tak terancam.

“aku…..” Seung Ra tak dapat meneruskan kalimatnya, suaranya seolah tercekat keras. Bahkan ia sedari tadi tak dapat berteriak dengan keras. Entah.. seperti terjadi sesuatu pada tenggorokannya.

“sshhh…. Sudahlah, aku tahu ini memang berat untukmu. Seung Ra-ah!”

kau pergi, tanpa pesan apapun. Membuat semua suaraku hilang beberapa hari.

Namun aku harus mengerti. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing untuk kembali

Kepadanya kan? Dan aku disini akan selalu tersenyum untukmu.

Menjaga malaikat yang kau berikan untukku

-Seung Ra-

= = = = = =

**NOW**

Seung Ra menggandeng tangan mungil gadis di sebelahnya yang sama sekali tak bisa berjalan biasa. Gadis kecil itu terus melompat-lompat dengan lincah sepanjang perjalanan pulang.

“Seung Mi… jangan terus melompat begitu, nanti bisa jatuh!” Seung ra menasihati, namun sepertinya gadis kecil itu tak mendengar suara eommanya. ia malah semakin semangat saat ia melihat sosok lelaki tampan bersandar di depan pintu pagar rumahnya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku trousernya.

“KYUHYUN APPA…” ia mulai berteriak gembira, kembali berlari dengan lincah melepaskan tangan eommanya, sosok itu menoleh dengan segera, memandang gadis kecil yang tengah lari ke arahnya dan kemudian ia tersenyum.

Seung Ra hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya heran. Kemudian ia mempercepat langkahnya menyusul anaknya yang kini berada di gendongan Kyuhyun.

“lama sekali..” Kyuhyun mengacak rambut Seung Ra.

“yaa… benar.. eomma benar-benatmenikmati suasana pantai!!” Seung Mi menjadi semangat.

“hahaha… tentu saja manis. Appamu sangat menyukai laut!” Kyuhyun tertawa kecil, seiring waktu ia semakin dewasa. Tangannya mengacak rambut Seung Mi pelan. Terlihat Seung ra masih tersenyum bahagia..

“huahh,, sepertinya Minho appa orang yang menyenangkan!” mata Seung Mi seketika membesar, menunjukkan kekagumannya yang membuat Kyuhyun dan Seung Ra tersenyum.

“hahah.. tentu saja sayang!” seru Seung Ra. “angin di luar mulai tak enak sebaiknya kita epat masuk!” Seung Ra memmulai kemebali, membuka kunci pada pagar dan membukanya lebar-lebar

“ya.. benar!!” Kyuhyun membenarkan.

“heii… apa oppa tak menjeput Hyorin?? Ini sudah waktu jam pulang kerja kan?”

“yah… kurasa aku melupakannya!! Hahahaha”

= = = = = = = =

waktu berjalan begitu cepat. Semua orang banyak memperhatikanku semenjak kau pergi. Dan aku tak pernah berhenti menulis semua tentangku pada tumpukan note-note ini. Kau tahu? Aku bahkan tak pernah berniat untuk menggantikan kau di hatiku! Dan mengenai Kyuhyun…. Yah.. dia telah memiliki hidupnya sendiri dengan Hyorin.

Malaikatmu tubuh begitu pesat, kepintaran,, dan semua yang ada di dirinya membuatku merasa kau selalu ada disini di sampingku dengannya :)

Yesterday, today, tommorow, n forever. I’ll be loving you.. forevermore.

-Seung Ra-


Seung Ra menutup notenya. Betepatan dengan peringatan kematian suaminya. Ia tersenyum lebar. Meletakkan kembali notenya tepat di samping sebuah bingkai photo yang terpajang rapi di atas mejanya.

= = = = =

Previous Post Next Post Back to Top