Sabtu, 27 Maret 2010

[on writting] Raining star [chap one]

.::CAST::.
1. SHINee Minho














2. Lee Hyorin (as fantasy girl)


3. KARA Go Hara



































.::= = = =.::

Hey.. kenapa bintang dan hujan tidak bisa terlihat bersamaan??

Aku ingin melihatnya!!

= = = =

“Hyo ah… sedang apa kau disana??” seseorang memanggil sosok tinggi semampai itu, sosok gadis cantik dengan rambut indahnya dan selalu memakai syal.
Gadis bernama Hyorin itu menoleh, mencari asal suara yang memanggilnya. Ia tersenyum manis. “tidak apa. Aku hanya ingin menikmati hujan saja!” jelasnya, menatap manis pada sosok gadis sebayanya yang sedang sibuk berteduh di gedung sekolah. Hyorin semakin mengeratkan genggamannya pada payungnya. Payung lucu berwarna hitam langit malam dan dihiasi oleh gambar bintang yang indah.
“yaa’… kembalilah.. nanti kau sakit!” tegur sahabatnya lagi. “aku takkan meminjamkan catatanku kalau kau sakit!!” ancamnya, dan yang satu ini berhasil membuat Hyorin berbalik, mengembungkan kedua pipinya kesal.
“arasseo..arasseo!!” ucap Hyo terlihat kecewa. Ia memutuskan untuk kembali, menghampiri sahabatnya itu.
“lagipula… kau ini senang sekali bermain hujan. Tapi selalu menangis saat hujan turun malam-malam. Dasar aneh!!!” ungkap Hara. Ia menjitak kepala Hyorin pelan, dan Hyorin hanya menjawabnya dengan senyuman khasnya saja.
= = = =

pertemuan itu singkat… dan singkat pula dengan perpisahannya.
Dapatkah aku meminta ini abadi?
= = = =

“hyo ah… hari ini aku pulang duluan. Kau tak apa kan jika pulang sendiri?” menepuk kepala Hyorin. Hara menunjukkan wajah menyesalnya, biasanya ia selalu pulang berdua dengan Hyorin, namun ia harus mengurungkan kebiasaanya hari ini lantaran ibunya yang akan pulang dari rumah sakit setelah beberapa hari dirawat pasca proses persalinan.
Hyorin mengangguk mengerti, ia tersenyum. “nan gwenchana. Aku bisa menyuruh ayahku menjemputku nanti. Sampaikan salam pada orangtuamu ya, Hara!” masih memakan eskrimnya, Hyorin duduk santai menatap punggung Hara yang menjauh setelah Hara menampakkan senyumnya pada Hyorin.

Itu adalah kejadian beberapa menit yang lalu. Hyo rin terpaksa memakluminya meski sedikit kecewa. Ia menyeret langkahnya malas. Membuat gema suara yang tak jelas di koridor sekolah yang sepi. “nah Hyorin, apa yang akan kaulakukan sendirian sore ini?” menghibur diri, Hyorin mulai mempercepat langkahnya, namun suara yang muncul dari ruang musik menarik perhatiannya. Ia berbalik, merasa penasaran dengan suara piano yang terdengar samar-samar menggema di koridor sore yang sepi.
= = = =
wajah itu mempesona
suara itu mempesona
jantungku berdetak cepat..
Tuhan,,,,
Dia.. terlihat seperti bintang
Bersinar, dan menakjubkan!!
= = = =
“Hyo ah” Hara menepuk bahu Hyorin pelan, sesuatu yang harus ia lakukan berkali-kali hari ini pada Hyorin, dan ekspressi Hyorin selalu sama. Hanya berekspressi terkejut dengan mengeluarkan kalimat “ne?? apa yang kau katakan tadi?” membuat Hara harus ekstra sabar menghadapi keanehan sifat chingunya ini.
“kau kenapa? Sejak tadi pagi kurasa otakmu tak beres…” ungkap Hara heran, ia meraba kening Hyorin, mungkiin saja benar apa yang di duganya, tapi hasilnya nihil, temannya sama sekali tidak panas.
“aigo….anirago… aku tidak kenapa-kenapa!!” elak Hyorin.
“jangan bercanda! Kau ini aneh sekali. Membuatku kesal saja!” menjitak kepala Hyorin pelan. Dan Hyorin membalasanya dengan tersenyum, menyeruput minuman dinginnya yang baru saja dipesan.
“aku…. Baru saja melihat bintang kemarin” Hyorin tersenyum manis, membaut kedua matanya menghilang sejenak, membuatnya semakin terlihat manis dan cantik.
“bintang? Kau ini semakin aneh saja. Tentu saja kita melihat bintang setiap hari”
“ani..ani… bintang yang ini berbeda. Dia…. Bermain piano. Hehehe”
“heee??????? Yaa’…. Hyorin aahhh.. apakah penyakitmu itu berpengaruh pada kesehatan otakmu juga?”
= = = =
Continued....
====
(maklum sedikit.. namanya juga on writting)
*worship*
:p

Love isn't Blind [Chap Three]

cast ::
.:: SHINee member ::.


.:: The Girl ::.
Jung Geun Seon
Jung Taehyun
Ye Shin Mi
Lee Hyeo Rie
Kim Hye Rin
.::_ _ _ _::.

“nih…!” Hyeo rie menyodorkan segelas kopi hangat pada minho yang sedanng duduk di bangku taman yang hampir tertutup salju. Hyeo rie tersenyum puas, akhirnya ia bisa membuat gunung es di sampinghnya ini megikuti sedikit kemauannya.
“kenapa kau mengikutiku?” Tanya minho datar dan dingin, mengambil gelas kopi dari tangan hyeo rie dan meletakkan gelas itu di sebelahnya tanpa meneguknya setetespun.
Hyeo rie tersenyum, harus sedikit ekstra kerja keras rupanya untuk menanyakan hal yang ingin ia ketahui dari namja beku ini. “aku.. ingin bertanya padamu!” singkat Hyeo rie, minho membalas tatapan hyeo rie dengan tatapan datarnya, tatapan yang diam dan berkharisma. Aku tahu tatapan itu!! pikir hyeo rie.
“tanyakan!!” minho membuka suaranya, membuat hyeo rie menghela nafasnya panjang dan mencoba serileks mungkin.
“kau… apa kau kenal dengan eun ri??” hyeo rie memulai, membalas tatapan Minho dengan mantap. Perlahan ia merasakan tatapan berkharisma itu melemah, gunung es itu menampakkan senyum sinisnya sangat tipis, mendengus pelan dan kecil.
“kalau iya.. kenapa? tak ada hubungannya denganmu!”
“tentu saja ada!!! Yaa’.. apa kau tak bertanya aku ini siapanya eun ri?? Ayo tanyakan!!!” paksa hyeo rie. Lama Hyeo rie menunggu suara Minho, tapi tetap saja si charisma itu tak berbicara, malah terdiam seribu bahasa. Mungkin ia benar2 tak ingin tahu siapa hyeo rie itu.
= = =
*Hyeo rie POV*

Lama aku berdiam menunggu jawabannya, tapi si namja dingin ini sama sekali tak bereaksi. Aku hanya melihatnya memainkan kopi pemberianku. Aku memanyunkan bibirku, memutuskan untuk mengalihkan pandanganku lurus kedepan dan mengigit pinggir gelass kopiku daripada harus menatap gunung es di sebelahku ini. “padahal aku kan kakak tirinya eun ri!!” gumamku pelan, sangat pelan bahkan kurasa minhopun tak mendengarnya. Tapi sepertinya aku salah, kurasakan ia merubah posisinya dan menatapku. Aku hanya berpura-pura untuk tak tahu dan tetap menatap lurus ke bawah, melihat putih salju yang ternoda coklatnya tanah.
“kau bilang apa?” suara beratnya memanggilku. Aku menoleh padanya, bersiap menjelaskan sekali lagi.
“aku bilang….. aku.. kakak tirinya eun ri!!” jelasku lagi, aku berharap ia memiliki sedikit ekspressi terkejut atau apapun,. Tapi aku sama sekali tak menemukannya. Ekspressinya tetap sama, tak berubah.. aku heran. Kenapa sih dengan orang ini!! tapi aku tak boleh menyerah, aku harus tahu siapa dia!! hanya dia jalan satu-satunya agar aku mengetahui eun ri! “lalu… kau siapa?” tanyaku padanya yang lagi-lagi tak menghiraukanku. Tapi kurasa telinganya tetap tajam untuk mendengarkanku berbicara.
“percayalah.. kau tak akan ingin tahu!!” jawabnya datar.. HHHAAAHHH… benar-benar jawaban yang tak ingin kuharapkan. Susah sekali meminta jawaban dari orang ini.
= = = =

Suara gelak tawa itu nyaris terdengar di setiap pojok koridor pagi itu. yaa… onew dan jonghyun sedang mengembangkan tawanya keras sesaat setelah mendengar penjelasan taemin yang dialaminya tadi malam. “benar-benar mudah ditipu!!” Jonghyun membuka suaranya. Melihat taemin mengembungkan pipinya.
“hya… Hyung. Kau jahat sekali!!” taemin menatap Jonghyun kesal, bergantian menatap onew “KAU JUGA!!!” teriaknya.onew dan jonhghyun tak mempedulikan rengekan taemin. Sampai seseorang tiba-tiba mengalihkan perhatian jonghyun.
GREP!! Jonghyun menggenggam erat ujung jaketnya kala melihat sosok yeoja itu tak sengaja menangkap sosoknya, segera yeoja itu melambaikan tangannya pada Jonghyun. mungkin yeoja itu tak menyadari bahwa melihatnya saja sudah membuat jonghyun keringat dingin.
“yaa’.. hyung!! Nuguyo??” Tanya taemin, jonghyun hanya terpaku tak menjawab, malah menepuk bahu taemin dan sedikit mengeratkannya.
“aku…. Mau ke toilet!!” seru jonghyun, ia segera berbalik arah dan berlari, menghindari tatapan yeoja yang selalu mengikuti sosoknya.
“ahahahhahaa….. sepertinya aku tahu apa masalah preman itu!!!” onew berbalik, setengah puas setelah melihat punggung jonghyun menghilang di antara kerumunan ramai.
“yaa….. sepertinya ia bermasalah lagi dengan phobianya!” susul taemin, mengembangkan senyumnya puas, sepertinya hyungnya sudah mulai terkena imbas ejekan. Dan kini giliran onew, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya, mencegat taemin dengan menarik bahunya erat.
“sekarang giliranku!!” ucap onew setengah gemetar, lagi-lagi ia menemukan sosok permpuan itu tengah memanggilnya. Taemin hanya terheran, menatap hyungnya yang memandang kosong ke belakangnya. “aku benci hal ini!!” seru onew terakhir kali sebelum memutuskan untuk berbalik, meninggalkan taemin sendiri tanpa penjelasan yang logis.
“aaahhh… semuanya kenapa??” Tanya taemin heran.
= = = =

Pengakuan dosaku hari ini!!
Aku.. benar-benar merasa bersalah pada Shin Mi nuna. Dia begitu baik,bahkan tugasnya ia kesampingkan hanya untuk menjagaku dan meminjamkan bahunya padaku tadi malam. Aku merasa bersalah. Kurasa aku harus melakukan sesuatu untuknya :)

Plek… Key tersenyum lega, selalu begitu setelah ia menulis isi hatinya pada buku kecil di tangannya itu. “ahhhhh…” Key meregangkan tubuhnya sesaat, semua badannya terasa pegal lantaran harus tertidur di kursi bioskop kemarin malam. Ia menutup bukunya dan segera memasukkannya ke dalam tas.
“yaa’.. umma, kau sedang apa? Senyum-senyum sendiri” Taemin terkekeh jail, menopang dagunya di atas meja, menatap key dengan tatapan mengintrogasi.
Key malah sinis, mendengus kesal. “kau mau tahu saja urusan orang” elak Key. “yaa… daripada kau harus berkeliaran tak jelas di kampus orang, lebih baik kau kembali saja ke habitatmu ke gedung sebelah.. sna.. sana!!” usir key, mendorong-dorong kening taemin agar taemin mau keluar dari hadapannya. Taemin hanya tersenyum jail sebelum akhirnya ia terpaksa pergi dari kelas Key.
“yaa’…Umma… SHIN MI NUNA mencarimu!!! Hahahaha” teriak Taemin terus terkekeh geli sebelum memutuskan mengambil langkah cepat sebelum Key berniat memakannya mentah-mentah.
= = = =

“oppa…..!!” suara lirih itu terus memanggil lagi. onew malah makin tak mempedulikannya, ia makin mempercepat langkahnya. Menjauh dari kejaran bayangan yeoja itu. kini ia kembali mengingat kejadian buruk itu lagi. ingatannya kembali lagi ke masa lalu, masa lalu yang terpaksa membuatnya makin tak ingin menatap yeoja itu lagi.
*flash back*

“Seon a!!” onew memanggil sosok yeoja di depannya. Seon berbalik, menampakkan wajahnya yang merah karena menangis. Ia menatap onew lirih, onew menghentikan langkah kakinya beberapa meter sebelum sempat menghampiri Seon. Sedikit heran mengapa seon tiba-tiba berlari dari hadapannya sembari menangis.
“oppa… mianhe!!” kata itu yang terakhir disampaikan seon dengan pelan, sesaat sebelum onew merasakan sebuah hantaman keras mendarat di punggungnya. Membuat onew tersungkur. Teriakan Seon semakin terdengar, ingin menghentikan perbuatan beberapa namja di sekeliling onew, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
KREK!!! Salah seorang namja menginjak telapak tangan kanan Onew dengan keras, dan berkali-kali memukuli onew hingga pingsan. Tak sempat memberikan onew waktu untuk bertanya ada apa sebenarnya? Mengapa ia tiba-tiba mengalami hal ini?? mengalami hal yang membuatnya terpaksa mengakhiri karir pianonya dengan tulang tangan yang retak.

*end of flash back*

“OPPA!!!!” suara itu semakin jelas terdengar, onew terpaksa berbalik kala seon menarik lengannya dan memaksanya untuk menghadap padanya.
“WAE???” onew balas berteriak, melepaskan tangan seon dari lengannya dengan kasar. Ia mengeratkan genggaman tangan kirinya. Mengatupkan bibirnya menahan marah. Menatap seon yang terus berharap agar onew mau memaafkannya.
“aku tak akan berhenti mengejarmu sampai aku mendapatkan maaf darimu oppa!!” ucap seon lirih. Onew mengalihkan pandangannya, menunduk tak ingin melihat sosok yeoja di depannya.
“mungkin… aku akan memaafkanmu…” onew mereda dengan nada lembutnya, menunggu reaksi senyuman dari seon yang segera muncul setelahnya. Onew menegakkan kembali kepalanya, menatap tajam mata seon yang selalu sembab karena menangis. “aku akan memaafkanmu, jika saja saat aku sadar waktu itu, kau masih berada di sampingku dan mau menjelaskan apa maksud semua ini. jika saja aku tahu dari mulutmu sendiri, mengapa hal ini terjadi….” Onew menghentikan kalimatnya sesaat, melihat ekspressi seon yang kini berubah.
“oppa…”
“tapi… aku malah mendengar alasan itu dari mulut orang lain. Dan harus menerima kenyataan bahwa kau meninggalkanku, pergi entah kemana tanpa kabar. Dan sekarang kau kembali… meminta maaf padaku. kau pikir semua itu masih berlaku??” onew meninggikan suaranya sedikit lantang. “maaf seon.. kau terlambat!!!” ucapnya lagi. ia memutuskan untuk meninggalkan seon sendiri, sebelum keinginannya semakin membuat ia membenci seon semakin dalam.
“kau bahkan tak membiarkanku menjelaskan kenapa aku melakukannya. Oppa!!” gumam seon pelan, menutupi wajahnya yang kembali sembab dengan kedua tangannya.
= = = =

“yyaa’!!!” panggilan itu semakin lantang, mengejar jonghyun yang mungkin merasa ingin tenggelam saja dari dunia ini.
Jonghyun memejamkan matanya, sepertinya ia memang harus menyerah, berhenti dan berbalik menghadapi yeoja yang seolah ingin memakannya setelah mendengar ia bernyanyi. “w-wae???” Tanya jonghyun pelan. Tak berani menatap mata yeoja itu. Taehyun tersenyum, akhirnya ia tak harus lebih menguras energinya lagi mengejar namja aneh ini.
“eemm.. aahh.. aniyo, aku hanya ingin mengatakan. Suaramu kemarin…”
“aneh.. jelek… tak enak didengar?” jonghyun memotong, sewaktu kecil teman2nya selalu mengatakan hal itu. itu sebabnya jonghyun benar-benar tak ingin menyanyi di depan orang lagi meskipun ia sulit untuk melepaskan kebiasaannya. “yaahh.. aku tahu itu. tak usah kau katakan lagi. itu hanya akan menghabiskan energimu saja jika mengejarku hanya untuk mengatakan hal itu.” ujar jonghyun merendah. Taehyun mengerutkan alisnya heran, mungkin ia menganggap jonghyun memanglah namja yang aneh.
“yyaa’.. belum saja aku selesai mengatakan!!” lanjut taehyun. “kalau boleh jujur, sesungguhnya suaramu benar-benar bagus. Aku menyukainya.!!” Taehyun berujar, membuat jonghyun tersenyum sinis. Menganggap banyak tersirat kebohongan pada kalimat yeoja di depannya kini.
“jangan bersikap seolah tak ingin membuatku kecewa. Suaraku aneh dan jelek, itulah kenyataannya!!”elak jonghyun, kini ia sudah mulai berani menatap mata taehyun meskipun ragu.
Taehyun menggeleng mantap, menjawab bahwa pernyataan jonghyun itu benar-benar salah. “aniyo.. aku benar-benar tidak bohong! Suaramu benar-benar bagus. Malah aku ingin mengajakmu bekerjasama!” kata Taehyun lagi, membuat Jonghyun bergantian mengerutkan alisnya heran.
“kerjasama??”
Taehyun mengangguk, tersenyum manis dan menyodorkan tangannya. “aku lupa,, Jung Taehyun. Kau bisa memanggilku Taehyun saja! Aku mahasiswi jurusan seni musik ^^.” Jelasnya, jonghyun membalas uluran tangan itu dengan ragu.
“jonghyun, kim jonghyun” singkatnya, tepatnya.. ia masih belum mengerti apa maksud dari kerjasama Taehyun.
“eemm.. kemarin aku tak sengaja mendengarmu menyanyi. Dan aku benar-benar minta maaf atas itu. tapi.. aku benar-benar tertarik dengan karakter suaramu, jadi.. aku ingin meminta kerjasamamu untuk membantuku menyanyikan lagu ciptaanku. Eotokhae?” jelas Taehyun. Jonghyun masih terdiam, ragu dengan penawaran yang diberikan Taehyun. “yyaahh.. aku tidak akan membiarkanmu bekerjasama denganku tanpa bayaran. Dan.. kau bisa menjawabnya nanti jika kau masih ragu ^^!!” seru Taehyun. Sepertinya ia mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Jonghyun.
“n-ne..!!”ungkap Jonghyun singkat. Taehyun tersenyum singkat. “aku akan selalu menunggu jawabanmu!! Annyong..!”kata Taehyun lagi.
= = = =

*taemin POV*

Aku menyeret langkah kakiku, mengembungkan pipiku berkali-kali. Huaahh… heran,, kenapa akhir-akhir ini keadaanku makin aneh begini -,-. Huh,,, berjalan di sisi koridor inipun membuatku makin merasa tak enak saja, melihati teman-teman sebayaku yang membuatku iri. Mereka benar-benar tak harus memikirkan bagaimana menjadi seseorang yang buruk, hanya bebas memikirkan masa depan yang akan mereka pilih. DEG!!! Tapi…. benar-benar berbeda dengan orang yang kini berada beberapa meter di depanku. Dia benar-benar tak usah memikirkan bagaimana menjadi seseorang yang ‘buruk’ tapi ia hanya memikirkan bagaimana ia bisa menjadi ‘baik’ dengan topengnya.
“oppa!!” kudengar suaranya memanggil namaku saat ia menangkap sosokku di matanya. Aku hanya berpura-pura tak melihat, dan aku benar-benar tak ingin melihatnya. Tapi aku tetap saja melihatnya melambaikan tangannya padaku, bersikap manis yang akutahu itu 100% PALSU!!
“ne?” aku balas tersenyum, meskipun dengan paksa, tapi toh aku yakin senyumku biar dipaksakanpun tetap manis :D
Yeoja itu menggeliat sok imut, menempelkan telunjuknya pada bibirnya yang merah. “uumm..” ia mengigau, dan di telingaku sangat terdengar seperti dengkuran. Asshh,,, aku benar-benar membenci orang ini. “oppa!! Aku… minta maaf atas kejadian kemarin >.<” ucapnya, asshh….. aku tahu dia hanya berpura-pura imut. =,=
“ha..ha..ha…ha” tawa garingku memecah, menatapnya lumayan tajam. Aku mencondongkan wajahku sedikit ke telinganya. “jangan berpura-pura terlihat seperti yeoja yang polos di depanku setelah kau menamparku dengan kesadaran di bawah nol, hye rin a!!” bisikku padanya, aku tersenyum sinis padanya, melihat sekelilingku. Sepertnya aku tahu mengapa ia bersikap begini. Ia hanya ingin mendapat perhatian dari namja-namja yang banyak mengejarnya.
Hye rin mengembungkan pipinya. Aku yakin kini ia bersikeras menyembunyikan ekpressi sinisnya dengan topeng manis itu. “oppa… aku tahu kemarin aku salah. jadi… maafkan aku^^ apa kau mau” tanyanya lagi. aku hanya mengangguk malas menanggapinya. Aaahh.. kuharap aku tak berurusan lebih jauh lagi dari yeoja ini.
= = = =

“YAA’… aku sudah mengatakan siapa aku, jadi kau juga harus mengatakan siapa kau!!!” protes hyeo rie ketika mendengar jawaban minho yang benar-benar tak diinginkannya. Orang yang dimaksudpun hanya terdiam tak bersuara. Minho menyenderkan punggungnya pada bangku taman dan memulai untuk memutar tape kunonya lagi. “YAA’… KAU DENGAR TIDAK??” hyeo rie mulai kesal, menyerobot paksa tape recorder dari tangan minho.
“kembalikan!!!” kata minho datar, sedikitpun tak berkeinginan menatap yeoja yang ada di sampingnya. Hyeo rie menggeleng keras, tetap menginginkan jawaban dari minho. “kembalikan kubilang!!” kini nada minho mulai sedikit bergetar.
“bagaimana jika aku tidak mau” ucap hyeo rie. “kau ini.. hanya menjawab pertanyaanku saja kau tak mau. Aku hanya bertanya kau siapanya eun rie. Tapi.. kenapa kau malah memilih mendengarkan tape bodoh ini daripada menjawab pertanyaanku??” protes hyeo rie lagi.
“bodoh?? Tau apa kau mengenai suatu hal yang bodoh?? Cepat kembalikan !!”gumam minho, menatap hyeo rie tajam dengan matanya.
“tidak mau!!”
“KEMBALIKAN!! KAU PIKIR KAU INI SIAPA???” minho mulai kehilangan kesabarannya, sontak membuat hyeo rie terkejut dengan sosok minho. Hyeo rie memejamkan matanya rifleks, menyerahkan tape di tangannya dengan tangan yang bergetar. Minho mengambilnya dengan kasar, mulai tidak senang dengan keadaan di sekelilingnya, ia beranjak dari kursinya dan meletakkan tapenya itu ke dalam saku celananya. “jangan pernah lagi mengatakan sesuatu itu ‘bodoh’ tanpa pikir panjang!!” ucap minho, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan hyeo rie tanpa jawaban apapun.
= = = =

Teriakan di rumah mewah itu semakin mencapai puncaknya di saat malam hari. Membuat onew semakin ingin meninggalkan rumahnya selamanya. Ingin membanting apapun yang kini ia lihat. Tapi toh ia tak mungkin dapat melakukan apapun. Ia hanya bisa diam, menyantap makanan di depannya dengan keributan-keributan tidak penting yang seharusnya tidak ada disaat jam makan malam seperti ini.
“kenapa kau selalu diam saja!!” suara berat mulai memanggil onew, meskipun terdengar menyeramkan, tapi onew tahu suara itu sesungguhnya ingin mengalihkan pertengkaran. Saat seperti ini, disaat laki-laki tua setengah baya itu tidak mendapatkan perkataan untuk melawan cercaan istrinya, ia pasti selalu mengalihkan pandangannya pada onew dan membentaknya. Dan seperti biasa, onewpun selalu menjawabnya dengan mengangkat bahunya dan memasang tampang innocent.
“lakukan sesukamu saja!!” jawab onew, mempersilahkan lagi perdebatan itu berlanjut. Ia sudah kebal, tidak peka lagi dengan istilah keharmonisan atau apapun sejenisnya. Dan saat pedebatan itu dimulai lagi, onew hanya kembali melahap makanannya, meskipun nafsu sama sekali tak mendukungnya untuk makan, tapi toh ia tak mungkin mau mati kelaparan hanya karena perbuatan kedua orang tuanya.
Ddrrt,…ddrrtt….
Handphone onew mulai bergetar, membuatnya terpaksa menghentikan kegiatan membosankannya dan merogoh saku celananya.
Oppa… bisakah kita bertemu? aku akan mengunggumu terus di taman dekat rumahmu. Kumohon dengarkanlah penjelasanku!!
_geun seon_
= = = =
Continued....

Love isn't Blind [Chap two]

cast ::
.:: SHINee member ::.


.:: The Girl ::.
Jung Geun Seon
Jung Taehyun
Ye Shin Mi
Lee Hyeo Rie
Kim Hye Rin
.::_ _ _ _::.

Malam itu begitu dingin, seorang yeoja berlari dan terus berlari, melangkahkan kakinya cepat tanpa tujuan. Nafasnya tersengal dan asap udara terus mengepul dari hidung dan mulutnya karena cuaca yang begitu dingin. “hh..hhh…” ia terhenti sejenak, merapikan bajunya yang berantakan, memejamkan matanya mengatur detak jantungnya yang sangat cepat. Suara keluhan panjang terdengar darinya, ia mendongakkan kepalanya, menatap pintu pagar yang ada di depannya. “kenapa aku bisa kemari” gumamnya heran. Yaahhh… terkadang jika frustasi orangpun bisa berlari ke tempat yang tanpa sadar membuatnya tenang. Tapi.. kenapa dengan kuburan?
Ia berdiri dengan perlahan, memajukan langkahnya masuk ke dalam kuburan, mungkin ia merindukannya. Suara tangisan dan rengekan kecil yang biasa memanggilnya eonni, namun kini suara itu sudah hilang, sosok itu sudah kembali padanya, berbaring selamanya di tempat kini ia menjejakkan kakinya. DEG!! Tiba-tiba langkahnya terhenti, sedikit gugup kala melihat sosok namja yang kini tengah berdiri di depan makam adik tersayangnya. Ia memiringkan kepalanya, berusaha mengingat sosok itu, tapi ia benar2 tak mengenalnya.
“annyong” ia berusaha menyapa, jarang sekali ada yang mengunjungi makam malam2 begini. Namja tadi terdiam untuk sesaat, namun akhirnya berbalik. DEG!! Lagi-lagi jantungnya berdetak keras, menatap sosok namja di depannya. Garis wajah yang jelas dan begitu kuat, kepalanya tegak dan sangat terlihat berkharisma, matanya benar2 membuatnya tak sanggup bernafas lega.
“nuguseyo?” Tanya namja tadi heran, mungkin sama herannya dengan yeoja ini, mengherankan kenapa ada orang yang mengunjungi makam malam2 begini.
“ah.. j-jonun hyeo rie. Lee Hyeo rie imnida! Sedang apa disini?” mengulurkan tangannya pada namja itu.
“minho..choi minho” jawabnya singkat, tanpa membalas uluran tangan itu, ia kembali berbalik, mengelus nisan makam di depannya dengan lembut dan beranjak pergi. Hyeo rie memicingkan matanya, benar2 namja yang angkuh pikirnya.
Hyeo rie berbalik, menatap punggung namja yang mulai menjauh perlahan“yaa’… kau belum jawab pertanyaanku!! Sedang apa di sini? Mengunjungi makam adikku malam2 begini? Kau siapa???” Hyeo rie mengeluarkan pertanyaannya. Masih menatap punggung minho yang berhenti menjauh sesaat. Ia berbalik, tersenyum sinis.
“percayalah, kau tak ingin mendengar jawabanku!” ungkapnya ketus, kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

= = = =

Pengakuan dosaku hari ini!! sungguh benar-benar tak terduga, aku membuka pintu neraka itu tadi pagi. Tanpa sengaja melihat 2orang tak berbusana di atas kasur orang itu. aasshhh.. kuharap aku tak berdosa melihat ini. dan kuharap ia sadar perbuatan kotornya itu =”=.
Plek!! Key menutup diary kecil, diary bersampul kulit berwarna pink yang selalu setia ia bawa. Ia menyandarkan punggungnya pada bangku, melipat kedua kakinya di depan, menutup setengah wajahnya dengan diary itu dan sibuk memainkan pulpen di bibir bawahnya dengan tangan kanannya. Serius ia menatapi satu persatu kumpulan namja di depannya. Benar-benar sibuk dengan dunianya sendiri.
Minho yang sibuk berkutat dengan kaset perkamen yang entah kenapa selalu di dengarnya berulang-ulang kali. Jonghyun yang sibuk dengan berbagai lagu-lagu ciptaannya sendiri, namun tak satupun yang berani ia nyanyikan. Onew yang sibuk membungkus tangannya yang terluka dengan perban, dan taemin yang entah kenapa selalu mendengus saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan kejahatan. Dan ia sendiri, ia sendiri selalu menatapi ‘sahabat’ mereka sembari sesekali menulis pengakuan dosanya di buku kecilnya.
Mulai merasa bosan, ia kembali membuka diarynya, menggores halaman kosong dengan tulisan indah tangannya menggunakan pena pemberian nuunanya.
Pengakuan dosaku lagi!! aiisshh.. terkadang heran. Kenapa memiliki chingu yang pada tidak beres begini?? Aku…..
Sreek!! Belum sempat ia menuliskan kalimat terakhir, taemin sudah merebut diarynya dengan kasar. Mengembungkan pipinya sedikit manja.
“hyah.. umma!! Jangan menulis diary terus.!!” Taemin membuka suaranya. Onew hanya sedikit mendongak, namun akhirnya terkekeh sedikit sambil terus meneruskan kegiatannya. Jonghyun dengan innocentnya mengangguk dan memasukkan kata-kata taemin ke dalam lirik lagunya. Dan minho bersikap tetap cuek dengan headset di telinganya.
“mwoya??? Memangnya kenapa -,-“ protes Key, merebutnya kembali diary kesayangannya dan segera menutupnya, memegangnya erat. Berharap tak ada satupun yang membaca berbagai pengakuan dosanya.
“temani aku berbicara. Semuanya benar2 aneh, seperti patung bergerak!!” ungkap taemin, menatap tajam pada jonghyun, onew dan minho. Key mendengus dan tersenyum sinis. Yaahh.. setidaknya ada satu temannya yang menyadari bahwa pertemanan antara mereka benar2 aneh. Sama sekali tak berbicara tentang masalah mereka masing-masing, namun tanpa diperbincangkan dirasa semua temannya sudah tahu apa masalah satu sama lainnya.
= = = =

*flash back*
Onew terduduk lirih, memencet tuts-tuts piano dengan sembarangan. Membuat keadaan sekeliling ruangan yang tenang semakin tak enak didengar. Ia tersenyum sinis, menatap tangannya dengan segala perban di tangannya. Membayangkan apa jadinya ia tanpa memainkan tuts piano ini lagi. BBRRAAAKKK…. Onew frustasi, menendang piano di depannya hingga terjatuh dan rusak, menyisakan rasa nyeri di kakinya, namun tak dipedulikannya. Ia malah memikirkan keterpurukkannya.
“kau akan mati!!!!!!” onew mengumpat dalam.
*end flash back*
Onew melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruang tamu rumahnya. Kembali ia tak memiliki mood untuk mengikuti materi kuliah hari ini. memutuskan untuk menitip absen pada key dan segera beranjak pulang. Yaahh.. salah satu alasan ia selalu ingin pulang dan bolos sebenarnya adalah untuk mencari ketenangan di saat rumah sama sekali sepi penghuni. Appa dan ummanya pasti sibuk jika saat jam kantor begini.
“aahh.. andai ada mata kuliah malam” mendengus pelan sembari melemparkan tasnya pada sofa ruang tamu. Sibuk memencet tombol remote tivi dengan tangan kirinya. “aasshh… sampai kapan aku harus menjadi kidal!!” keluh onew, melemparkan remote ditangannya. Pandangannya sedikit terarah pada sebuah ruang kosong di pojok ruang tamu. Ruang kosong yang dulunya pernah terisi sebuah benda bersuara merdu berwarna putih. Namun kini hanyalah sebuah kenangan, benda itu sudah dihancurkannya dalam sekali tendangan. Segera ia mengalihkan pandangannya, setidaknya pikirannya bisa teralih dengan bel pintu rumahnya yang berbunyi.
Klek!! Onew membukanya perlahan, sangat pelan agar tamunya tak menganggapnya tuan rumah yang kasar. Namun, sekejap lagi ia segera membanting pintu rumah itu, menguncinya dengan tangan yang gemetar setelah melihat sosok yang tak ingin dilihatnya saat-saat ini. menyandarkan tubuhnya pada badan pintu, terus merosot hingga bawah. Menahan air matanya yang hampir tumpah dan menutup kedua telinganya, tak ingin mendengar suara di balik pintu itu yang samar-samar memanggilnya “oppa”

= = = =
Taemin terus menatapi sosok dirinya di cermin seberang. Sosok yang bahkan lebih bisa dikatakan sebagai kkotminam daripada nappeun namja. Ia bahkan tak ingin menjadi nappen namja itu. ia lebih suka dipanggil sebagai dancing machine dibandingkan sebagai ‘nappeun namja’ sesuai permintaan ayahnya.
“Yaa’… sudah satu jam kau berada di posisi yang sama seperti itu. mau sampai kapan?” Key memandangi jam kecil di tangannya. Sesekali menatap taemin. Minho hanya ikut menatap taemin, jarang sekali ia menampakkan senyum manisnya.
Taemin berbalik, memanyunkan bibirnya yang merah dan bergantian menatap key yang asyik bersandar pada tembok “hyah…. Umma, bagaimana cara menjadi ‘nappeun namja’??”
“ahahahaa…. Kau tanyakan padaku!! salah orang… kalau kau bertanya bagaimana cara memasak aku bisa. Kalau soal nappeun namja…” Key meredakan nada panjangnya, menoleh perlahan kea rah kanan, kea rah seroang namja yang asyik memejamkan matanya dan mendengarkan tiap kata yang terucap pada kaset perkamennya. Kemudian ia mengangguk menunjuk namja itu. “belajarlah pada si charisma!!” terkekeh jail, menatap taemin yang sudah pasti akan menolak mentah-mentah saran dari pria di depannya ini.
Minho yang merasa di perbincangkan akhirnya melepaskan headsetnya, bangun dari duduknya dan berjalan mendekat pada taemin dan Key. Taemin terlihat sedikiit gugup, entah kenapa ia selalu kaku jika berhadapan dengan gunung es di depannya ini. berbeda dengan saat dulu. Grep!! Minho meraih bahu taemin, menepuknya pelan dan sedikit menunjukkan senyumnya. “cukup jadi diri sendiri saja!” kata minho pelan dengan nada beratnya sebelum ia pergi, mencari tempat tenang dan sepi untuk kembali melanjutkan memutar kaset di tangannya.
“tak kusangka ia bisa menampilkan senyum begitu!!” key terkekeh lagi, menatap punggung minho. Mengabaikan taemin yang sudah berdiri terpaku dan kehilangan kesadaran. Yaahh…. Ia merindukan insting tajam hyungnya itu. selalu merindukan sifat hyungnya yang dulu. sifat yang selalu tahu isi hatinya.
Suara langkah kaki di koridor kampus yang sepi semakin terdengar jelas mendekat, samar-samar langkah itu sedikit dihiasi dengan suara merdu yang terdengar sangat kecil. Ya… jonghyun melangkah mantap sembari mengeluarkan suara merdunya di saat suasana kampus sedang sepi. Namun ia seketika menghet=ntikan kegiatannya, berdiri seolah beku seketika saat melihat bayangan seorang yeoja yang tepat berdidi beberapa meter di depannya. Menatap jonghyun dengan pandangan yang sulit untuk di tebak apa maksudnya.

= = = =

Jonghyun masih terpaku, menatap gugup pada yeoja itu yang juga tetap berdiri innocent, memeluk sebuah buku tebal dengan kedua tangannya yang di letakkan di depan dadanya. Memandangi jonghyun dan melangkah perlahan. Keringat dingin mulai bercucuran di dahi jonghyun, selalu begini saat ia tertangkap sedang menyanyi, ia menggerakkan bibirnya tanpa suara, mengucapkan kata “andwae” dengan pelan.
Tuk,tuk,tuk.. langkah yeoja itu semakin mendekat ke jonghyun. dan berhenti pada jarak tidak lebih dari 10 cm. yeoja itu mencondongkan wajahnya pada wajah jonghyun yang sudah pucat pasi.
“suaramu…..”

= = = =

“suaramu…”
ANDWAEEEEE…. Ada yang mendengarku menyanyi… aarrgghhh…. Jangan,, jangan mendekatiku lagi. aku malu!!!! Jonghyun semakin terpojok, bukan takut dengan yeoja yang kini sedang berada di dekatnya. Namun ia malu,, ia bukanlah banci tampil seperti orang bersuara bagus lainnya, dan dia adalah satu2nya peserta audisi yang tak memiliki bakat apapun selain menyanyi, namun sialnya saat berusaha mengeluarkan suaranya di depan orang banyak, dia pasti akan gemetaran dan berhasil melepas kesadarannya.
Menyadari kekonyolannya, Jonghyun memejamkan matanya, berdiri sedikit tegap meskipun ia harus melawan kegugupannya seribu kali untuk melakukan hal itu. menunduk sedalam mungkin, jonghyun segera berbalik dan mengambil langkah sepuluh ribu untuk menjauhi yeoja itu. terlihat sedikit raut ekspressi heran di wajah yeoja itu. memiringkan kepalanya bingung, ingin menghentikan jonghyun dengan tegurannya, namun ia mengurungkan niatnya.
“hum… waegurae??? Kenapa dia kabur? Aku kan hanya ingin mengatakan suaranya bagus!!” ucap yeoja itu, mengembungkan pipinya yang putih dan imut. Ia terdiam untuk berpikir sesaat, namun terakhir mengangkat bahunya menyerah, memeluk erat buku tebal di lengannya.
“YAA’… Jung Taehyun. Kau sedang apa?” celetuk suara sedikit memanggil yeoja itu dengan lantang. Yeoja yang bernama Taehyun itu segera tersentak. Berbalik mencari suara itu dan mendapati seorang yeoja sedang mendekatinya.
“aahh.. aniyo!! Aku segera menyusul!!”
= = = =

Key menghela nafasnya panjang. Mendengus saat melihat nunanya kembali pulang dengan pria lain lagi. ia merebahkan dirinya di sofa ruang tamu, menyandarkan kelelahannya dan kekesalannya, meredakan rasa tak betahnya. “ sampai kapan aku harus begini??” gumam key pelan, kepalanya mungkin sudah panas jika begini jadinya. Ia merubah posisinya perlahan, menyandarkan kepalanya kebelakang dan memejamkan matanya tenang.
Dan perlahan ia merasakan sebuah handuk basah menempel di wajahnya, sedikit membuatnya tenang dan dingin. Key menggerakkan tangannya, ingin melepas handuk itu dan mencari tahu siapa yang sedang berada di dekatnya, namun gerakan tangannya terhenti, genggaman lembut menghentikannya. “jangan dilepas, baik untuk ketenangan!!” suara lembut kini berbicara. Key tersenyum, ia tahu siapa pemilik suara itu.
“gomawo yo… shin mi nuna!!” gumam Key, Shin mi tersenyum lembut. yah.. di saat begini setidaknya selalu ada Shin Mi, teman nunanya yang selalu datang dan menghibur Key. Shin Mi tahu Key tak betah dengan semua kelakuan chingunya, tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa lagi selain ini, nuna key melakukan itu karena ia trauma dengan sikap ayahnya dulu,dan ia selalu berniat untuk menyakiti laki-laki yang dianggapnya selalu mempermainkan perempuan.
“kau pasti lelah, begitu banyak tugas dan sampai rumah tak bisa beristirahat begini.” Ucap Shin mi lagi. key mengangguk menunjukkan jempolnya pada Shin Mi. masih menutupi wajahnya dengan handuk basah. “kalau begitu.. kau mau nonton?” Tanya Shin Mi lagi.
Segera Key menepis handuk dari wajahnya, menatap Shin Mi. “jinca?” Tanya Key meyakinkan. Yah, Shin Mi selalu bisa mengerti keadaannya, setidaknya ia bisa tertidur dengan suara film di dalam bioskop dari pada ia harus tertidur semalaman di kamarnya dengan suara aneh nunanya.
Shin Mi mengangguk tersenyum. “kau bisa meminjam bahuku untuk tidur” jawabnya, sikapnya anggun dan ramah, membuat Key menyesal mengapa ia tak memiliki nuna seperti Shin Mi saja.
= = = =

Minho melangkahkan kakinya, menginjak banyak sekali daun kering berwarna kuning yang berserakan di jalan setapak di kuburan itu. memasukkan tangan kanannya pada saku dan tangan sebelah kirinya menggenggam bunga lili seperti biasa.
Sret.!! Ia menghentikan langkahnya beberapa meter sebelum sampai pada sebuah makam tujuannya. Memandangi punggung sosok yang tengah meletakkan sebuah rangkaian origami kupu-kupu pada makam itu. dan sepertinya minho tahu siapa sosok itu, seorang yeoja yang kemarin juga menghampirinya dan menanyakan berbagai macam pertanyaan padanya. Minho tersenyum sungging, menurunkan bunga-bunga lilinya dan hendak berbalik sampai akhirnya suara yeoja itu memanggil. Rupanya ia sadar bahwa Minho berada tak jauh dari sana.
“Minho..??? kau kan??? Sudah kuduga kau akan datang!!” tegur hyeo rie, minho terdiam sesaat sampai ia memutuskan untuk meneruskan langkahnya lagi, tak mempedulikan hyeo rie yang berkali-kali memanggilnya.
= = = =

“PERGIII… KUMOHON UNTUK PERGI!!!” Onew frustasi, tak dapat mengendalikan lagi mental tenangnya. Wajahnya merah menahan tangis. Melempari pintu rumahnya dengan sebuah vas yang berada di tepat di sampingnya. Ia berhenti setelah merasa lelah, terduduk lemas karena teriakannya dan menutupi kedua telinganya. Menahan suara isakan tangis pelan dari balik pintu itu dari indra pendengarannya. sudah cukup onew tersakiti oleh sikapnya. Ia tak ingin lagi melihat wajah itu, suara, dan senyum itu.
“oppa…. Jeongmal mianheyo…” terdengar suara dari belik pintu itu, terdengar terbata-bata karena isakan yang semakin keras. Mengetuk pintu rumah onew dengan lemas, berharap penghuninya akan segera membukanya dan mendengarkan semua penjelasannya. “oppa…. Jeosonghamnida!!”
“aku… takkan memaafkanmu lagi!! seon a!!!” gumam Onew pelan. Membuat suasana menjadi hening sesaat, sesaat untuk seterusnya, sepertinya orang yang dimaksud onew tadi mendengar ucapan onew dan memutuskan untuk diam, atau bahkan pergi dan menyerah.
= = = =


Taemin berkali-kali mengerjabkan matanya pelan, merilekskan matanya dari sinar-sinar lampu klub yang membuat matanya sakit. Ia memutuskan untuk mengistirahatkan kepalanya yang jadi pening pada sebuah tempat duduk bar, menyandarkan tubuhnya pada meja bar yang tinggi. Menatap sekeliling dengan mata setengah terbuka. Ia heran, kenapa ayahnya benar-benar bersikeras membuatnya menjadi seperti ini. “aasshh…… appa,, dimana dia?” gumam taemin cepat. sedikit terlewat memori saat ia tiba-tiba dipaksa appanya untuk masuk kemari dengan alasan pertemuan keluarga di sebuah restoran, dan herannya ia malah terdampar di tempat aneh begini sendirian.
Masih memutar pandangannya pada sekeliling ruangan gelap yang hanya dihiasi lampu-lampu yang menyakitkan mata. Taemin tak sedkitpun menangkap sosok appanya, yang ia lihat hanyalah sosok yang dikenalnya sedang menyandarkan kepalany pada lengannya yang terletak di atas meja. Sepertinya sosok itu sedikit mabuk, atau malah sangat mabuk? Taemin tak menghiraukan masalah itu. ia memutuskan untuk menghampirinya segera.
“yyaaa’.. nappeun yeoja!!!! Berhentilah meminum minuman begini!!!” Taemin melempar sebotol mixmax ke dalam tempat sampah, menyiram wajah yeoja di depannya dengan segelas air agar terssadar, dan.... PLAAKKK…. Sebuah cap tangan berwarna merah mendarat mulus di pipi kanannya. Panas dan perih….
“kau ini anak ketua mafia,, tapi jiwamu gemulai sekali…” pergi meninggalkan taemin dengan setengah sadar dan bau alcohol yang masih menempel.
“apa-apaan itu??” taemin heran, mengelus pipinya yang putih setengah merah cap tangan dengan pelan. Terasa perih, dan sedikit tergores oleh cicin yeoja tadi. Goresan tadi mengeluarkan beberapa tetes darah yang kini menodai kerah baju taemin.

Love Isn't Blind [Chap one]

cast ::
.:: SHINee member ::.


.:: The Girl ::.
Jung Geun Seon
Jung Taehyun
Ye Shin Mi
Lee Hyeo Rie
Kim Hye Rin

.::= = = =::.

Entah kapan… sesuatu yang besar itu akan terjadi….
Mengubah kehidupan…
Yang buruk menjadi baik…
Atau…
Yang baik menjadi buruk…
Kita tidak akan pernah tahu hal itu.


*Onew’s house*
Keributan itu terjadi lagi, meributkan siapa yang berhak dan tidak berhak. Siapa yang pantas dan tidak pantas. Onewpun masih terdiam, memperhatikan pemandangan yang memang tidak seharusnya ia lihat saat jam makan seperti ini. memindahkan sepotong daging dari garpunya ke dalam mulut tanpa berhenti untuk memperhatikan keributan itu. ia sudah biasa, seluruh panca indranya sudah kebal dengan keadaan dirumahnya ini.
“kenapa kau diam?” suara berat itu memanggil, menunjuk-nunjuk onew yang sedang menikmati makanannya yang sebetulnya bahkan lebih enak meskipun belum matang daripada mendengarkan dua orang alien di depannya ini bertengkar. Onew mengangkat bahunya santai, sambil menatap innocent kearah orang setengah baya yang biasa ia panggil dengan sebutan APPA.
“jangan mengalihkan pembicaraan!” kini suara parau itu yang berbicara, mungkin tenggorokannya mulai perih karena terlalu sering memperdebatkan masalah yang sebenarnya anak tk pun bisa menyelesaikannya. Dan perdebatan itu memulai lagi, dari topic mengenai hancurnya karir piano onew sampai masalah yang sangat sepele.
Onew kini meletakkan sendok dan garpunya di atas piring yang setengah penuh. Sudah tidak mood makan lagi jika topic yang kini sedang dibicarakan dibahas di depannya. Ia memilih menggeret kursinya mundur dan menghilang keluar dari rumah tanpa pamit sedikitpun, dan tanpa berbicara sepatah katapun pada orang tuanya.
= = = =

*Minho’s house*
Minho merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Sibuk memandangi ratusan origami warna warni yang terpajang di atap-atap kamarnya. Menoleh lagi pada bingkai foto yang masih berdiri tegak di samping ranjangnya. Meraihnya dan memandangi sosok seorang yeoja yang kini sudah tidak mungkin lagi di jangkaunya, hingga suara lembut itu datang, menyapanya dan membuatnya tersadar dan beranjak.
“kau mau makan malam?” Tanya suara lembut itu, minho hanya diam. Memang sudah kebiasaannya begitu. Tak menjawab apapun pertanyaan orang selain hal yang penting. Ummanya menatap minho lirih, sudah kehilangan harapan untuk menggantungkan impiannya pada anak satu-satunya ini. entah berapa air mata yang ikut ia keluarkan untuk Minho, ia tak tahu, yang jelas kini wajahnya semakin kurus dan tak sehat. Sibuk memikirkan bagaimana membangkitkan semangat anaknya yang satu ini. ia masih berdiri, menatap minho sembari bersandar di bingkai pintu.
“nanti aku makan” Minho membuka suara beratnya, menoleh menyadari umamnya masih berdiri dsana. “kalau aku sudah selesai menjenguk eunri!!” mengambil jaketnya, mulai melangkah keluar rumah dan tak ada lagi yang bisa melarangnya.
= = = =

*taemin’s house*
Taemin masih sibuk memainkan makanannya, tak selera lagi saat ia harus makan malam dengan appanya ditemani dengan semua omong kosong yang dibicarakan mengenai ‘membunuh orang’ ataupun ‘bagaimana merampok uang’ dan mengenai ‘pewarisan tahta pada taemin’. Ia tak peduli, menutup telinganya dengan udara, mengangkat kedua kakinya ke atas kursi, dan memanyunkan bibirnya yang merah.
“hentikanlah berbicara seperti itu.. aku ini masih SMA appa!!!” beranjak dari kursinya, membiarkan makanannya yang tak tersentuh mulut satupun.
“jangan bersifat kekanak-kanakan!!!” tegur sosok setengah baya. Taemin berbalik.
“aku memang masih kanak-kanak!! Trus mau apa?? Berikan saja teori appa itu pada adik-adikku,, sepertinya mereka sudah siap” menoleh pada ketiga orang adik perempuannya yang memang tidak bisa disebut sebagai ‘yeoja’ mengingat penampilannya yang memang tak menampakkan keanggunan sama sekali. Ia buru-buru melangkahkan kakiknya pergi, sebelum ketiga adiknya memulai pembicaraan tentang hal menyindir kakak tertuanya itu.
= = = =

*Key’s House*
“yaa’… noona.. berhentilah membawa laki-laki dengan cover yang berbeda pulang kerumah!!!” Key melipat kedua tangannya di depan dada, memperhatikan noonanya dengan pakaian yang super minim sedang memeluk dan menciumi seorang namja. Noonanya menoleh, membalas tatapan sinis key.
“jangan mengurusiku!!” lagi-lagi perempuan itu menjawab sekadarnya, membuat key terpaksa mendengus dan dengan cuek pergi. Yah, dia memang benar-benar tak bisa melawan perkataan nunanya, ia hanya tinggal berdua dan selama ini yang membiayai kehidupan Key adalah nunanya. Jika sekali saja ia menggubris kehidupan nunanya, mau tidak mau ia mungkin harus angkat kaki dari tempat tinggalnya selama ini.
Key mengambil sekotak susu cair di kulkas, menuangkannya dalam gelas panjang dan meneguknya dengan cepat. “SSSHHH…..” mendengus pelan, mulai tak nyaman dengan suara rebut di lantai atas. Siapa lagi kalau bukan suara nunanya. Ia meletakkan gelasnya, membantingnya dengan keras dan segera menyerobot jaketnya, melangkah teratur keluar rumah. “kuharap masa di mana aku akan tinggal sendiri semakin cepat!!” menggumam cepat menahan kesalnya. Terpaksa ia harus tidur di tempat lain lagi mala mini.
= = = =

*Jonghyun’s house*
“oppa…!!” suara kecil menyapa jonghyun, memegang knop pintu dengan kaki berjinjit, tangan satunya memegang boneka. Jonghyun menoleh, mendapati seorang anak kecil berdiam diri di pintu, memeluk bonekanya yang diletakkan di depan dadanya.
“ne??” jonghyun berbasa-basi, meski ia tahu panggilan adik kecilnya ini hanyalah untuk memanggilanya turun kebawah untuk makan malam. Perempuan kecil itu mendekat, tersenyum manis pada jonghyun.
“oppa pasti tahu untuk apa aku kemari!!” ucapnya pelan. Jonghyun tersenyum sinis, rupanya adik kecilnya ini sudah hafal dengan kebiasaannya. Yaahh… selalu begini, ia paling malas jika jamuan keluarga tiba. Semua keluarga besar jonghyun akan berdatangan dan pada akhirnya ia hanya akan ditagih untuk memamerkan suaranya di depan mereka.
Menutup bukunya pelan. Jonghyun menoleh kearah gadis mungil itu dan mencubit pipinya pelan. “kau juga pasti sudah tahu apa yang akan aku jawabkan, Seun Ri??” gadis yang dipannggil seun ri itu terlihat mengangguk, ia berjalan dengan kaki kecilnya keluar kamar dan sedikit berbalik sebelum menutupnya. “oppa.. nanti biar Seun Ri yang ambilkan makanan.^^!” katanya pelan, jonghyun hanya mengangguk mengiyakan.
= = = =

Udara malam makin terasaa dingin, Key melangkahkan kakinya satu demi satu hanya menuju suatu tempat. Ia menghentikan langkahnya, tak sengaja bertemu dengan 2 sosok namja yang kini juga sedang berada di satu tempat sama dengannya. Depan rumah jonghyun. “hyaahh.. kalian kemari juga?” Tanya Key, mengamati Taemin dan Onew secara menyeluruh. Taemin mendengus pelan, langsung menyelonong masuk begitu saja ke dalam rumah jonghyun tanpa basa basi, dibarengi dengan tatapan Key yang masih sinis. Onew mengangkat bahunya, memasukkan kedua tangannya dalam-dalam ke saku jaketnya yang tebal dan mengikuti jejak taemin juga. Key menggeleng, mengherankan juga memiliki sahabat yang tak karuan begini. Dan diapun juga menyadari bahwa kenyataannya dia juga tak karuan.
= = = =

“yaa’… kalian.. ngapain kemari??” jonghyun tersentak, mendapati 3 orang namja yang kini sedang asyik moncomoti jatah makan malamnya. Jonghyun mendekat, menutup buku-bukunya dan menyerobot piringnya. “ini sih namanya penjajahan!!” protesnya, masih memandangi onew, key dan taemin dengan tajam.
“sedikit saja, tidak lihatkah kau teman2mu ini semakin kurus??” onew mengawali, masih mencerna makanan itu di dalam mulutnya. key dan taemin mengangguk sepihak menyetujui Onew.
“haahhh.. itu sih terserah kalian, siapa suruh tidak makan!!”
Onew segera diam, menghentikan menelan makanan pelan. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang. “mereka bertingkah lagi!!” jawabnya singkat. Taemin menoleh pada onew, merebahkan kepalanya di atas perut Onew “ayahku semakin gila!!” taemin menambahkan. Key tak mau kalah, membuka mulutnya dan berkata “aku tak bisa makan jika nuna ku bercumbu di depanku! Aku mual melihat tingkahnya!”
GLEK!! Jonghyun tak bisa berkata apa-apa lagi. biar bagaimanapun, memang masalah 3 orang di depannya ini lebih berat dari masalahnya. “hhaahhh.. yah,yah,,, makanlah!!” jonghyun memilih untuk mengalah, menyerahkan kembali piring di tangannya. “yah, ngomong2.. mana minho?” jonghun mengalihkan pembicaraan, menatap 3chingunya yang sedang kerasukan setan yang matinya karna kelaparan.
Mereka sepakat menggeleng. “ke kuburan... mungkin!! Kau tahu kan kebiasaan anak autis satu itu!!” Key menjawab seadanya. Membuat ia menerima jitakan pelan dari onew.
“tidak seharusnya kau mengatakan itu!!” ungkap onew, key mengambek, megelus kepalanya pelan lalu kembali mencomot ayam gorengnya. “akupun juga tidak akan sanggup jika mengalami hal seperti itu!!” tambah onew lagi.
“2 tahun…. Apa tidak cukup??” Tanya Key. Menunjukkan jari telunjuknya dan tengahnya menjadi bentuk 2. Onew menggeleng pelan. “terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan luka!! Atau bahkan ssama sekali tak dapat menyembuhkannya.” Jelas onew.
.::= = = =::.
Previous Post Back to Top