Sabtu, 27 Maret 2010

Love isn't Blind [Chap two]

cast ::
.:: SHINee member ::.


.:: The Girl ::.
Jung Geun Seon
Jung Taehyun
Ye Shin Mi
Lee Hyeo Rie
Kim Hye Rin
.::_ _ _ _::.

Malam itu begitu dingin, seorang yeoja berlari dan terus berlari, melangkahkan kakinya cepat tanpa tujuan. Nafasnya tersengal dan asap udara terus mengepul dari hidung dan mulutnya karena cuaca yang begitu dingin. “hh..hhh…” ia terhenti sejenak, merapikan bajunya yang berantakan, memejamkan matanya mengatur detak jantungnya yang sangat cepat. Suara keluhan panjang terdengar darinya, ia mendongakkan kepalanya, menatap pintu pagar yang ada di depannya. “kenapa aku bisa kemari” gumamnya heran. Yaahhh… terkadang jika frustasi orangpun bisa berlari ke tempat yang tanpa sadar membuatnya tenang. Tapi.. kenapa dengan kuburan?
Ia berdiri dengan perlahan, memajukan langkahnya masuk ke dalam kuburan, mungkin ia merindukannya. Suara tangisan dan rengekan kecil yang biasa memanggilnya eonni, namun kini suara itu sudah hilang, sosok itu sudah kembali padanya, berbaring selamanya di tempat kini ia menjejakkan kakinya. DEG!! Tiba-tiba langkahnya terhenti, sedikit gugup kala melihat sosok namja yang kini tengah berdiri di depan makam adik tersayangnya. Ia memiringkan kepalanya, berusaha mengingat sosok itu, tapi ia benar2 tak mengenalnya.
“annyong” ia berusaha menyapa, jarang sekali ada yang mengunjungi makam malam2 begini. Namja tadi terdiam untuk sesaat, namun akhirnya berbalik. DEG!! Lagi-lagi jantungnya berdetak keras, menatap sosok namja di depannya. Garis wajah yang jelas dan begitu kuat, kepalanya tegak dan sangat terlihat berkharisma, matanya benar2 membuatnya tak sanggup bernafas lega.
“nuguseyo?” Tanya namja tadi heran, mungkin sama herannya dengan yeoja ini, mengherankan kenapa ada orang yang mengunjungi makam malam2 begini.
“ah.. j-jonun hyeo rie. Lee Hyeo rie imnida! Sedang apa disini?” mengulurkan tangannya pada namja itu.
“minho..choi minho” jawabnya singkat, tanpa membalas uluran tangan itu, ia kembali berbalik, mengelus nisan makam di depannya dengan lembut dan beranjak pergi. Hyeo rie memicingkan matanya, benar2 namja yang angkuh pikirnya.
Hyeo rie berbalik, menatap punggung namja yang mulai menjauh perlahan“yaa’… kau belum jawab pertanyaanku!! Sedang apa di sini? Mengunjungi makam adikku malam2 begini? Kau siapa???” Hyeo rie mengeluarkan pertanyaannya. Masih menatap punggung minho yang berhenti menjauh sesaat. Ia berbalik, tersenyum sinis.
“percayalah, kau tak ingin mendengar jawabanku!” ungkapnya ketus, kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

= = = =

Pengakuan dosaku hari ini!! sungguh benar-benar tak terduga, aku membuka pintu neraka itu tadi pagi. Tanpa sengaja melihat 2orang tak berbusana di atas kasur orang itu. aasshhh.. kuharap aku tak berdosa melihat ini. dan kuharap ia sadar perbuatan kotornya itu =”=.
Plek!! Key menutup diary kecil, diary bersampul kulit berwarna pink yang selalu setia ia bawa. Ia menyandarkan punggungnya pada bangku, melipat kedua kakinya di depan, menutup setengah wajahnya dengan diary itu dan sibuk memainkan pulpen di bibir bawahnya dengan tangan kanannya. Serius ia menatapi satu persatu kumpulan namja di depannya. Benar-benar sibuk dengan dunianya sendiri.
Minho yang sibuk berkutat dengan kaset perkamen yang entah kenapa selalu di dengarnya berulang-ulang kali. Jonghyun yang sibuk dengan berbagai lagu-lagu ciptaannya sendiri, namun tak satupun yang berani ia nyanyikan. Onew yang sibuk membungkus tangannya yang terluka dengan perban, dan taemin yang entah kenapa selalu mendengus saat melihat sesuatu yang berhubungan dengan kejahatan. Dan ia sendiri, ia sendiri selalu menatapi ‘sahabat’ mereka sembari sesekali menulis pengakuan dosanya di buku kecilnya.
Mulai merasa bosan, ia kembali membuka diarynya, menggores halaman kosong dengan tulisan indah tangannya menggunakan pena pemberian nuunanya.
Pengakuan dosaku lagi!! aiisshh.. terkadang heran. Kenapa memiliki chingu yang pada tidak beres begini?? Aku…..
Sreek!! Belum sempat ia menuliskan kalimat terakhir, taemin sudah merebut diarynya dengan kasar. Mengembungkan pipinya sedikit manja.
“hyah.. umma!! Jangan menulis diary terus.!!” Taemin membuka suaranya. Onew hanya sedikit mendongak, namun akhirnya terkekeh sedikit sambil terus meneruskan kegiatannya. Jonghyun dengan innocentnya mengangguk dan memasukkan kata-kata taemin ke dalam lirik lagunya. Dan minho bersikap tetap cuek dengan headset di telinganya.
“mwoya??? Memangnya kenapa -,-“ protes Key, merebutnya kembali diary kesayangannya dan segera menutupnya, memegangnya erat. Berharap tak ada satupun yang membaca berbagai pengakuan dosanya.
“temani aku berbicara. Semuanya benar2 aneh, seperti patung bergerak!!” ungkap taemin, menatap tajam pada jonghyun, onew dan minho. Key mendengus dan tersenyum sinis. Yaahh.. setidaknya ada satu temannya yang menyadari bahwa pertemanan antara mereka benar2 aneh. Sama sekali tak berbicara tentang masalah mereka masing-masing, namun tanpa diperbincangkan dirasa semua temannya sudah tahu apa masalah satu sama lainnya.
= = = =

*flash back*
Onew terduduk lirih, memencet tuts-tuts piano dengan sembarangan. Membuat keadaan sekeliling ruangan yang tenang semakin tak enak didengar. Ia tersenyum sinis, menatap tangannya dengan segala perban di tangannya. Membayangkan apa jadinya ia tanpa memainkan tuts piano ini lagi. BBRRAAAKKK…. Onew frustasi, menendang piano di depannya hingga terjatuh dan rusak, menyisakan rasa nyeri di kakinya, namun tak dipedulikannya. Ia malah memikirkan keterpurukkannya.
“kau akan mati!!!!!!” onew mengumpat dalam.
*end flash back*
Onew melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruang tamu rumahnya. Kembali ia tak memiliki mood untuk mengikuti materi kuliah hari ini. memutuskan untuk menitip absen pada key dan segera beranjak pulang. Yaahh.. salah satu alasan ia selalu ingin pulang dan bolos sebenarnya adalah untuk mencari ketenangan di saat rumah sama sekali sepi penghuni. Appa dan ummanya pasti sibuk jika saat jam kantor begini.
“aahh.. andai ada mata kuliah malam” mendengus pelan sembari melemparkan tasnya pada sofa ruang tamu. Sibuk memencet tombol remote tivi dengan tangan kirinya. “aasshh… sampai kapan aku harus menjadi kidal!!” keluh onew, melemparkan remote ditangannya. Pandangannya sedikit terarah pada sebuah ruang kosong di pojok ruang tamu. Ruang kosong yang dulunya pernah terisi sebuah benda bersuara merdu berwarna putih. Namun kini hanyalah sebuah kenangan, benda itu sudah dihancurkannya dalam sekali tendangan. Segera ia mengalihkan pandangannya, setidaknya pikirannya bisa teralih dengan bel pintu rumahnya yang berbunyi.
Klek!! Onew membukanya perlahan, sangat pelan agar tamunya tak menganggapnya tuan rumah yang kasar. Namun, sekejap lagi ia segera membanting pintu rumah itu, menguncinya dengan tangan yang gemetar setelah melihat sosok yang tak ingin dilihatnya saat-saat ini. menyandarkan tubuhnya pada badan pintu, terus merosot hingga bawah. Menahan air matanya yang hampir tumpah dan menutup kedua telinganya, tak ingin mendengar suara di balik pintu itu yang samar-samar memanggilnya “oppa”

= = = =
Taemin terus menatapi sosok dirinya di cermin seberang. Sosok yang bahkan lebih bisa dikatakan sebagai kkotminam daripada nappeun namja. Ia bahkan tak ingin menjadi nappen namja itu. ia lebih suka dipanggil sebagai dancing machine dibandingkan sebagai ‘nappeun namja’ sesuai permintaan ayahnya.
“Yaa’… sudah satu jam kau berada di posisi yang sama seperti itu. mau sampai kapan?” Key memandangi jam kecil di tangannya. Sesekali menatap taemin. Minho hanya ikut menatap taemin, jarang sekali ia menampakkan senyum manisnya.
Taemin berbalik, memanyunkan bibirnya yang merah dan bergantian menatap key yang asyik bersandar pada tembok “hyah…. Umma, bagaimana cara menjadi ‘nappeun namja’??”
“ahahahaa…. Kau tanyakan padaku!! salah orang… kalau kau bertanya bagaimana cara memasak aku bisa. Kalau soal nappeun namja…” Key meredakan nada panjangnya, menoleh perlahan kea rah kanan, kea rah seroang namja yang asyik memejamkan matanya dan mendengarkan tiap kata yang terucap pada kaset perkamennya. Kemudian ia mengangguk menunjuk namja itu. “belajarlah pada si charisma!!” terkekeh jail, menatap taemin yang sudah pasti akan menolak mentah-mentah saran dari pria di depannya ini.
Minho yang merasa di perbincangkan akhirnya melepaskan headsetnya, bangun dari duduknya dan berjalan mendekat pada taemin dan Key. Taemin terlihat sedikiit gugup, entah kenapa ia selalu kaku jika berhadapan dengan gunung es di depannya ini. berbeda dengan saat dulu. Grep!! Minho meraih bahu taemin, menepuknya pelan dan sedikit menunjukkan senyumnya. “cukup jadi diri sendiri saja!” kata minho pelan dengan nada beratnya sebelum ia pergi, mencari tempat tenang dan sepi untuk kembali melanjutkan memutar kaset di tangannya.
“tak kusangka ia bisa menampilkan senyum begitu!!” key terkekeh lagi, menatap punggung minho. Mengabaikan taemin yang sudah berdiri terpaku dan kehilangan kesadaran. Yaahh…. Ia merindukan insting tajam hyungnya itu. selalu merindukan sifat hyungnya yang dulu. sifat yang selalu tahu isi hatinya.
Suara langkah kaki di koridor kampus yang sepi semakin terdengar jelas mendekat, samar-samar langkah itu sedikit dihiasi dengan suara merdu yang terdengar sangat kecil. Ya… jonghyun melangkah mantap sembari mengeluarkan suara merdunya di saat suasana kampus sedang sepi. Namun ia seketika menghet=ntikan kegiatannya, berdiri seolah beku seketika saat melihat bayangan seorang yeoja yang tepat berdidi beberapa meter di depannya. Menatap jonghyun dengan pandangan yang sulit untuk di tebak apa maksudnya.

= = = =

Jonghyun masih terpaku, menatap gugup pada yeoja itu yang juga tetap berdiri innocent, memeluk sebuah buku tebal dengan kedua tangannya yang di letakkan di depan dadanya. Memandangi jonghyun dan melangkah perlahan. Keringat dingin mulai bercucuran di dahi jonghyun, selalu begini saat ia tertangkap sedang menyanyi, ia menggerakkan bibirnya tanpa suara, mengucapkan kata “andwae” dengan pelan.
Tuk,tuk,tuk.. langkah yeoja itu semakin mendekat ke jonghyun. dan berhenti pada jarak tidak lebih dari 10 cm. yeoja itu mencondongkan wajahnya pada wajah jonghyun yang sudah pucat pasi.
“suaramu…..”

= = = =

“suaramu…”
ANDWAEEEEE…. Ada yang mendengarku menyanyi… aarrgghhh…. Jangan,, jangan mendekatiku lagi. aku malu!!!! Jonghyun semakin terpojok, bukan takut dengan yeoja yang kini sedang berada di dekatnya. Namun ia malu,, ia bukanlah banci tampil seperti orang bersuara bagus lainnya, dan dia adalah satu2nya peserta audisi yang tak memiliki bakat apapun selain menyanyi, namun sialnya saat berusaha mengeluarkan suaranya di depan orang banyak, dia pasti akan gemetaran dan berhasil melepas kesadarannya.
Menyadari kekonyolannya, Jonghyun memejamkan matanya, berdiri sedikit tegap meskipun ia harus melawan kegugupannya seribu kali untuk melakukan hal itu. menunduk sedalam mungkin, jonghyun segera berbalik dan mengambil langkah sepuluh ribu untuk menjauhi yeoja itu. terlihat sedikit raut ekspressi heran di wajah yeoja itu. memiringkan kepalanya bingung, ingin menghentikan jonghyun dengan tegurannya, namun ia mengurungkan niatnya.
“hum… waegurae??? Kenapa dia kabur? Aku kan hanya ingin mengatakan suaranya bagus!!” ucap yeoja itu, mengembungkan pipinya yang putih dan imut. Ia terdiam untuk berpikir sesaat, namun terakhir mengangkat bahunya menyerah, memeluk erat buku tebal di lengannya.
“YAA’… Jung Taehyun. Kau sedang apa?” celetuk suara sedikit memanggil yeoja itu dengan lantang. Yeoja yang bernama Taehyun itu segera tersentak. Berbalik mencari suara itu dan mendapati seorang yeoja sedang mendekatinya.
“aahh.. aniyo!! Aku segera menyusul!!”
= = = =

Key menghela nafasnya panjang. Mendengus saat melihat nunanya kembali pulang dengan pria lain lagi. ia merebahkan dirinya di sofa ruang tamu, menyandarkan kelelahannya dan kekesalannya, meredakan rasa tak betahnya. “ sampai kapan aku harus begini??” gumam key pelan, kepalanya mungkin sudah panas jika begini jadinya. Ia merubah posisinya perlahan, menyandarkan kepalanya kebelakang dan memejamkan matanya tenang.
Dan perlahan ia merasakan sebuah handuk basah menempel di wajahnya, sedikit membuatnya tenang dan dingin. Key menggerakkan tangannya, ingin melepas handuk itu dan mencari tahu siapa yang sedang berada di dekatnya, namun gerakan tangannya terhenti, genggaman lembut menghentikannya. “jangan dilepas, baik untuk ketenangan!!” suara lembut kini berbicara. Key tersenyum, ia tahu siapa pemilik suara itu.
“gomawo yo… shin mi nuna!!” gumam Key, Shin mi tersenyum lembut. yah.. di saat begini setidaknya selalu ada Shin Mi, teman nunanya yang selalu datang dan menghibur Key. Shin Mi tahu Key tak betah dengan semua kelakuan chingunya, tapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa lagi selain ini, nuna key melakukan itu karena ia trauma dengan sikap ayahnya dulu,dan ia selalu berniat untuk menyakiti laki-laki yang dianggapnya selalu mempermainkan perempuan.
“kau pasti lelah, begitu banyak tugas dan sampai rumah tak bisa beristirahat begini.” Ucap Shin mi lagi. key mengangguk menunjukkan jempolnya pada Shin Mi. masih menutupi wajahnya dengan handuk basah. “kalau begitu.. kau mau nonton?” Tanya Shin Mi lagi.
Segera Key menepis handuk dari wajahnya, menatap Shin Mi. “jinca?” Tanya Key meyakinkan. Yah, Shin Mi selalu bisa mengerti keadaannya, setidaknya ia bisa tertidur dengan suara film di dalam bioskop dari pada ia harus tertidur semalaman di kamarnya dengan suara aneh nunanya.
Shin Mi mengangguk tersenyum. “kau bisa meminjam bahuku untuk tidur” jawabnya, sikapnya anggun dan ramah, membuat Key menyesal mengapa ia tak memiliki nuna seperti Shin Mi saja.
= = = =

Minho melangkahkan kakinya, menginjak banyak sekali daun kering berwarna kuning yang berserakan di jalan setapak di kuburan itu. memasukkan tangan kanannya pada saku dan tangan sebelah kirinya menggenggam bunga lili seperti biasa.
Sret.!! Ia menghentikan langkahnya beberapa meter sebelum sampai pada sebuah makam tujuannya. Memandangi punggung sosok yang tengah meletakkan sebuah rangkaian origami kupu-kupu pada makam itu. dan sepertinya minho tahu siapa sosok itu, seorang yeoja yang kemarin juga menghampirinya dan menanyakan berbagai macam pertanyaan padanya. Minho tersenyum sungging, menurunkan bunga-bunga lilinya dan hendak berbalik sampai akhirnya suara yeoja itu memanggil. Rupanya ia sadar bahwa Minho berada tak jauh dari sana.
“Minho..??? kau kan??? Sudah kuduga kau akan datang!!” tegur hyeo rie, minho terdiam sesaat sampai ia memutuskan untuk meneruskan langkahnya lagi, tak mempedulikan hyeo rie yang berkali-kali memanggilnya.
= = = =

“PERGIII… KUMOHON UNTUK PERGI!!!” Onew frustasi, tak dapat mengendalikan lagi mental tenangnya. Wajahnya merah menahan tangis. Melempari pintu rumahnya dengan sebuah vas yang berada di tepat di sampingnya. Ia berhenti setelah merasa lelah, terduduk lemas karena teriakannya dan menutupi kedua telinganya. Menahan suara isakan tangis pelan dari balik pintu itu dari indra pendengarannya. sudah cukup onew tersakiti oleh sikapnya. Ia tak ingin lagi melihat wajah itu, suara, dan senyum itu.
“oppa…. Jeongmal mianheyo…” terdengar suara dari belik pintu itu, terdengar terbata-bata karena isakan yang semakin keras. Mengetuk pintu rumah onew dengan lemas, berharap penghuninya akan segera membukanya dan mendengarkan semua penjelasannya. “oppa…. Jeosonghamnida!!”
“aku… takkan memaafkanmu lagi!! seon a!!!” gumam Onew pelan. Membuat suasana menjadi hening sesaat, sesaat untuk seterusnya, sepertinya orang yang dimaksud onew tadi mendengar ucapan onew dan memutuskan untuk diam, atau bahkan pergi dan menyerah.
= = = =


Taemin berkali-kali mengerjabkan matanya pelan, merilekskan matanya dari sinar-sinar lampu klub yang membuat matanya sakit. Ia memutuskan untuk mengistirahatkan kepalanya yang jadi pening pada sebuah tempat duduk bar, menyandarkan tubuhnya pada meja bar yang tinggi. Menatap sekeliling dengan mata setengah terbuka. Ia heran, kenapa ayahnya benar-benar bersikeras membuatnya menjadi seperti ini. “aasshh…… appa,, dimana dia?” gumam taemin cepat. sedikit terlewat memori saat ia tiba-tiba dipaksa appanya untuk masuk kemari dengan alasan pertemuan keluarga di sebuah restoran, dan herannya ia malah terdampar di tempat aneh begini sendirian.
Masih memutar pandangannya pada sekeliling ruangan gelap yang hanya dihiasi lampu-lampu yang menyakitkan mata. Taemin tak sedkitpun menangkap sosok appanya, yang ia lihat hanyalah sosok yang dikenalnya sedang menyandarkan kepalany pada lengannya yang terletak di atas meja. Sepertinya sosok itu sedikit mabuk, atau malah sangat mabuk? Taemin tak menghiraukan masalah itu. ia memutuskan untuk menghampirinya segera.
“yyaaa’.. nappeun yeoja!!!! Berhentilah meminum minuman begini!!!” Taemin melempar sebotol mixmax ke dalam tempat sampah, menyiram wajah yeoja di depannya dengan segelas air agar terssadar, dan.... PLAAKKK…. Sebuah cap tangan berwarna merah mendarat mulus di pipi kanannya. Panas dan perih….
“kau ini anak ketua mafia,, tapi jiwamu gemulai sekali…” pergi meninggalkan taemin dengan setengah sadar dan bau alcohol yang masih menempel.
“apa-apaan itu??” taemin heran, mengelus pipinya yang putih setengah merah cap tangan dengan pelan. Terasa perih, dan sedikit tergores oleh cicin yeoja tadi. Goresan tadi mengeluarkan beberapa tetes darah yang kini menodai kerah baju taemin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top