Kamis, 10 Juni 2010

[please Read]

mulai hari ini..
dan seterusnya. gw akan pindah blog..
plis kunjungi www.fanfictionzone.wordpress.com
kamsahamnida (bow) XD

Senin, 07 Juni 2010

[oneshoot] Black Butterfly

Main Cast ::

SHINee Minho















Hyo Min Rin


















Other Cast :

SHINee Taemin





















Yuu Ri (sensor) (lmao)

Genre :: Romance

Rate :: -17

Author : Ratih

= = = = = =

Min Hyo menarik stocking kakinya yang mulai turun. ia kembali menebalkan lipstick nya yang mulai luntur sembari menatap perih ke arah cermin di depannya, ini bukan dirinya, bukan dirinya yang sebenarnya.

“Min Hyo. Sudah datang tuh, kamar 302!” kata Yuu Ri, ia sibuk mengepulkan asap rokok ke wajah Min Hyo yang terbatuk-batuk. Ia segera mengambil rokok tersebut dan menginjaknya dengan high heels Min Hyo. “yaa’.. itu punyaku!!”

“jangan pernah sesekali melakukan itu lagi padaku!” ungkap Min HYo dingin, ia segera berlalu.

“cih.. sombong sekali kau, mentang2 kau primadona saja!” kata Yuu Ri sinis. Min Hyo tak menggubris, ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar yang ditunjuk tadi. Sudah 2 tahun ia menjadi kupu2, kupu2 hitam yang bahkan tak seorangpun menginginkan itu terjadi pada dirinya. Keadaan ekonomi telah memaksanya melakukan semua ini, ia tak ingin keluarganya terus tersiksa dari jeratan hutang yang ditinggalkan ayahnya.

Min Hyo bersandar di bingkai pintu, wajahnya benar2 terasa panas dengan make up, namun ia tak dapat berbuat apapun. Ini semua harus dilakukannya, ia harus memamerkan kemolekan dirinya kepada orang yang bahkan sama sekali tak dikenalnya. Inikah jalan hidupku? Pikir Min Hyo saat pertama kali dipungut oleh Yuu Ri.Namun kini hatinya takkan menangis lagi, inilah jalan yang harus dihadapinya. Bukan tak punya hati, namun hatinya sudah lama mati karna luka.

Pintu kamar terbuka perlahan, Min Hyo terpaksa memasanng senyum manis yang ia bisa. “butuh bantuan?” tawarnya, ia tak memperhatikan wajah laki-laki itu dengan seksama, laki-laki itu hanya menyuruhnya masuk dan menghempaskan dirinya di atas kasur.

“jadi kau bekerja disini?” kata laki-laki itu, Min Hyo tertegun, ia melepaskan jaketnya dan menoleh ke arah laki-laki yang memanggilnya tadi. Ia menyipitkan matanya, sepertinya ia pernah bertemu dengan laki-laki di hadapannya tadi.

“huh.. siapa kau?” Tanya Min Hyo ketus, ia sama sekali tak mengenal laki-laki itu. Laki-laki tadi malah merangkulnya dan menariknya ke atas kasur.

“kasar sekali kupu2 satu ini, bagaimana bisa kau jadi primadona?” sindir pria itu, ia mendekatkan wajahnya ke arah Min Hyo. “sedekat ini, apa kau bisa mengingat wajahku?” ujarnya lagi dengan senyum sinisnya. Min Hyo tak berkutik, ia lama memandang wajah laki-laki itu, wajah tampan dengan hidung yang mancung, namun mata itu, mata itu membuatnya teringat akan sesuatu, sesuatu yang lama dilupakannya, luka lamanya kembali tersayat, ingatannya kembali terpintas di matanya.

“Min…. Ho!!”kata Min Hyo lirih, ia hampir mengeluarkan air matanya. “ untuk apa kau kemari?” Tanya Min Hyo memalingkan wajahnya. Min Ho tetap menatapnya tajam.

“tentu saja untuk memesanmu, untuk apa lagi. Bukankah ini pekerjaanmu?” jawab Min Ho, ia membelai pipi Min Hyo yang sudah tak sanggup menahan air matanya “ kenapa menangis? Apa kau begini setiap melayani laki-laki huh?”

Min Hyo tak bergeming, biasanya ia tak cengeng seperti ini, ini bukan dirinya. Memangnya dirinya itu bagaimana? Ia bahkan bingung, dari dulu ia sudah tak menemukan siapa dirinya yang sebenarnya.

“aku tak sudi di sentuh olehmu!” ungkap Min Hyo yang melempar tubuh Min Ho menjauh dari dirinya. Min Ho terhempas jatuh dari kasur, Min Hyo terbangun dan menatap Min Ho tajam. Min Ho bangun dan mencium Min Hyo paksa dan merobek baju Min Hyo, Min Hyo meringis kesakitan. Ia menolak keras, rasa bencinya kini sudah menguasai dirinya, yang diinginkannya adalah menjauh sejauh-jauhnya dari laki-laki ini.

“mengapa kau menolak? Bukankah kau selalu menerima siapapun? Huh?” Tanya Min Ho ia melepaskan Min Hyo, Min Hyo beranjak dari kasur, ia menendang keras perut Min Ho dengan high heelsnya dan mengambil tasnya, mengeluarkan dejumlah uang di dompetnya dan melemparkannya ke hadapan Min Ho yang masih tertunduk kesakitan. Mulutnya meneteskan darah segar.

“uangmu kukembalikan, dan jangan pernah memesanku lagi!” bentak Min Hyo, ia membanting pintu kamar dan berlari sekencang mungkin, ia menggosokkan bibir tipisnya dengan punggung tangannya, berusaha menghapus ciumannya tadi dengan Min Ho. Kenapa ia muncul lagi?

Min Ho menghapus darah di bibirnya. Menatap kea rah uang yang dilemparkian tadi kepadanya. Ia tersenyum sinis. “ ini bukan soal uang, kenapa kau tidak peka sekali! Apa lagi yang harus kulakukan untuk meyakinkanmu jika cara ini tak bisa?” ungkap Min Ho lirih.

*********************

Min Hyo menatap dirinya di depan cermin kamarnya, ini bukan dirinya. Kantung mata yang hitam, dan mata yang bengkak. Semalaman ia menangis keras, ia bahkan tak mempedulikan panggilan dari Taemin, adiknya. Ia terduduk, memangku wajahnya ke kedua tangannya yang memeluk kedua lututnya.

Mengapa muncul? Hatiku sakit, bukankah hati ini telah mati? Ini bukan diriku, lalu.. diriku yang bagaimana? Sial.. aku tak berharap bertemu denganmu, kenapa kau mengusik lagi hidupku lagi. Sakiit.. hati ini sakit.

“’nuuna.. dari tadi pagi kau belum makan, sudah kubawakan makanan” kata Taemin, ia memegang pundak Min Hyo hangat, Min Hyo masih tak menggubris, ia malah semakin tertunduk lesu. “nuuna, apa kau baik2 saja?” Tanya Taemin khawatir, Min Hyo mengangguk pelan. Ia tak ingin membuat Taemin khawatir. Taemin mengelus rambut noonanya. “syukurlah, kemarin noona pulang sambil menangis. Omma di rumah sakit khawatir sekali.” Ungkap Taemin lagi. Ibu mereka sakit-sakitan, dan Min Hyo yang membiayai semua itu, ia tak berani mengatakan pekerjaannya pada Taemin dan ibunya.

“aku baik-baik saja, hanya kurang enak badan” jawab Min Hyo, ia tertunduk lesu, berusaha menutupi matanya yang bengkak pada Taemin. Taemin tersenyum lega.

“kalau begitu nanti kubuatkan susu hangat. Noona, kalau kau sedang ada masalah, jangan segan2 mengatakannya padaku, biar bagaimanapun, aku tak ingin noona menderita sedangkan aku hanya diam di rumah sambil menikmati hasil jerih payahmu untuk sekolah” ujar Taemin lembut, ia memeluk Min Hyo sebentar dan pergi meninggalkan kamar Min Hyo, Min Hyo mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu yang ditutup. tak mungkin aku menceritakannya padamu, aku.. tak ingin kau dan omma kecewa, taemin a….

*************************

“pokoknya hari ini kau tak boleh kabur begitu saja! Kau dengar itu!” kata Yuu Ri pada Min Hyo, wanita setengah baya itu melemparkan kunci kamar pada Min Hyo, Min Hyo tetap diam, ia tak peduli dengan omelan Yuu Ri, ia malah sibuk dengan polesan2 make up di wajahnya, berusaha menutupi kantung matanya yang hitam. “yaa… kau dengar tidak?” bentak Yuu Ri, Min Hyo masih terdiam, seolah tak menganggap ada yang mengajaknya bicara. “haaahh… ya sudahlah, kau ini. aku benar2 tak bisa marah padamu, kau inib asset terbaikku, jadi… jangan pernah sekali-kali kau lupa itu!” kata Yuu Ri lagi.

Min Hyo menoleh sedikit, memasang senyum sinis penuh kemenangannya, namun ia kembali tenggelam dalam lamunannya, memandangi wajahnya di depan cermin dengan seksama. Mencari sebuah sosok milikknya, yang benar2 dirinya, namun Min Hyo tak menemukannya, tak menemukan apa yang dicarinya.

Min Hyo menyerah, ia bangun dan membuka pintu ruangannya, dan tanpa ia sadari, didepannya berdiri seseorang, laki-laki bertubuh tegap.

“mau apa lagi kau kemari?” Tanya Min Hyo ketus pada Min Ho. Min Ho terdiam, ia malah berlutut di hadapan Min Hyo yang tersentak kaget. “yaa’ kau ini sedang apa hah? Minggir sana, aku mau kerja!” Min Hyo mencoba melanjutkan langkahnya,namun kaki mungilnya di tahan oleh Min Ho.

“mianhe…. Jeongmal mianheyo!!” kata Min Ho perih, Min Hyo ingin meledakkan tangisnya lagi, namun ia harus kuat, ia bukan yang dulu. Kini ia adalah kupu2 hitam yang tak punya hati. Tapi, ia juga tak bisa memungkiri ia sakit, ia tersiksa, luka lamanya kembali tersayat saat melihat Min Ho.

*flash back 3tahun lalu*

Min Hyo meremas surat yang ada ditangannya yang berkeringat. Ia gugup, saat itu ia masih duduk di bangku sma tingkat 2. Ia menggigit bibirnya yang merah tipis dan berkali-kali merapikan rambut panjangnya yang indah. Ia bercermin, melihat sosok dirinya yang cantik, lalu tersenyum. Tapi ia kembali berjalan kesana kemari, menunggu di depan kelas laki-laki yang ia cintai.

Menunggu.. menunggu.. dan menunggu, hingga akhirnya ia menemukan sosoknya, Min Ho adalah pria yang baik dan ramah, entah sejak kapan rasa itu tumbuh di hatinya, ia adalah kupu-kupu malam yang sdang jatuh cinta. Min Hyo tersenyum saat ia menangkap sosok yang ditunggunya, ia hendak menghampirinya, namun diurungkannya saat kedua temannya ikut berjalan bersamanya, mereka berhenti di depan pintu. Seperti menunggu seseorang. Min Hyo memilih untuk bersembunyi dan mencoba mencuri sedikit pembicaraan dari mereka.

“Min Ho ya.. kau yakin mau menunggu kupu2 hitam itu huh” Tanya JongHyun, teman sekelas Min Ho, nadanya sedikit meremehkan. Min Ho terlihat sedikit ragu.

“kupu-kupu hitam?” Tanya Min Ho heran, JongHyun dan Key tertawa kecil. Jonghyun menyandarkan lengannya ke bahu Minho dan mendekatkan suaranya ke telinga Min Ho

“dia itu kan pelacur, kau tak tahu? Hahaa… jangan2 kau suka dengannya lagi!” tuduh Jong Hyun, Min Ho tersentak kaget, ia melongo tak percaya. Wajahnya sedikit berubah.

“ah… ee… aniyo.. aku mana mungkin suka dengannya, dianya saja yang terus mendekatiku. Lagipula aku tak suka kupu2 hitam. Aku tak suka wanita yang bertopeng!” aku Min Ho, ia tersenyum sinis, Jonghyun dan Key menepuk bahu Min Ho pelan.

“haha.. ya sudahlah, selamat menunggu saja, aku dan Key mau main futsal” ujar JongHyun berlalu meninggalkan Min Ho. Min Ho memandang kebawah, tetap menunggu Min Hyo. Menunggu Min Hyo yang kini berdiri di hadapannya, dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, surat yang ditangannya semula sudah hancur ia remas, Min Hyo terlanjur sakit hati dengan perkataan Min Ho tadi. Seharusnya ia sadar diri dengan status kupu2 hitamnya, seharusnya ia sadar diri, ia memang tak pantas mencintai laki-laki sempurna dihadapannya ini.

“Min Hyo, kenapa kau menangis?” Tanya Min Ho sambil menghapus air mata di pipi Min Hyo dengan tangannya, namun segera dihempaskan oleh Min Hyo kasar.

“aku memang kupu2 hitam, tak pantas jika terus bersama denganmu, tapi aku bersyukur sudah bisa mencintaimu. Maaf menganggu hidupmu!” kata Min Hyo, ia membuang surat di tangannya dan pergi meninggalkan Min Ho yang masih terpaku.

*****************************

Min Hyo masih memalingkan mukanya. Ia tak peduli lagi dengan Min Ho yang masih berlutut di depannya. “kau tau,, kau ini aneh, kemarin kau kasar, hari ini malah mengemis minta maaf. Apa maumu sebenarnya huh?” kata Min Hyo kasar, ia menghempaskan kakinya yang di tahan oleh Min Ho.

“aku benar2 menyesal, aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan untuk meyakinkanmu, aku bingung!” kata Min Ho.

“menyesal? Menyesal mengenalku? Meyakinkanku? Meyakinkanku bahwa aku tak pantas untukmu?” kata Min Hyo ketus. Min Ho menggeleng keras, ia tak ingin salah paham ini berlanjut.

“aku mencintaimu… benar2 mencintaimu. Setelah kejadian itu, aku selalu mencarimu, namun kau tak ada dimanapun. Bahkan kau menghilang di sekolah.” Ujar Min Ho mantap, ia menatap kea rah Min Hyo.

“tentu saja aku berhenti sekolah, setelah kejadian itu aku baru sadar, aku sudah benar2 menjadi kupu2 hitam yang ternoda, aku ini kupu2 malam yang tak cocok dengan laki-laki sepertimu. Aku wanita bodoh” jelas Min Hyo ketus.

“aku menyesal, benar2 menyesal, aku baru sadar setelah itu bahwa aku mencintaimu” jelas Min Ho menunduk. Min Hyo diam, ia membungkuk dan membelai kedua pipi Min Ho yang lembut kemudian memaksanya melihat ke arahnya.

“tapi sayangnya itu terlambat. Salahku juga aku mencintaimu. Lebih baik sekarang kau pergi saja, aku sudah berubah, aku tak punya hati… dan aku sudah benar2 menjadi kupu2 hitam tua yang akan mati membusuk.” Min Hyo melepas tangannya dari wajah Min Ho, ia tak ingin menatap mata Min Ho lebih lama lagi. Tatapan Min Ho membuatnya muak, membuatnya teriris. Ia berbalik dan meninggalkan Min Ho.

“TAPI AKU TAHU KAU MASIH PUNYA HATI….. MIN HYO!!”teriak Min Ho, Min Hyo terhenti, ia ingin kembali, namun ia tak ingin memperlihatkan air matanya. Lemah, tiba2 saja ia menjadi cengeng dan lemah.

*************************

Sudah beberapa hari ini Min Hyo tak menggubris Min Ho yang terus mengejarnya, ia memngabaikan Min Ho yang datang kerumahnya. Bahkan Taeminpun tak dapat melakukan apapun.

“noona.. Min Ho Hyung mencarimu!” kata Taemin, saat menghampiri MinHyo yang sedang berbaring dikamarnya. “ ia menunggumu di luar noona!”

“biarkan saja, bilang aku mati atau sebagainya sajalah!” kata Min Hyo yang bahakan tak menoleh sedikitpun, ia sibuk memperhatikan kukun tangannya sambil menatap langit2 kamarnya. Taemin menutup pintu perlahan dan berlari kecil menusuri halaman depan.

Min Hyo menatap daun pintu yang tertutup tadi, dan berjalan menuju cerminnya yang besar, ia duduk di depan cermin itu dan kembali tenggelam dalam lamunannya.

Min Hyo… kau bodoh.. benar2 wanita bodoh.. di saat dia datang mengejarmu, mencintaimu, kau sia-siakan hati itu. kau ini benar2 kupu2 hitam yang malang. Apa kau mau hidupmu terus begini? Hidup berlari dari kegelapan hidup, dan berdiam diri di kehidupan yang bahkan lebih suram lagi? Kau bodoh, Min Ho akan memberikan cahaya dikegelapanmu. Ia benar2 tulus mencintaimu.dan ia akan menunjukkandirimu yang sebenarnya.

Min Hyo menggeleng, setengah hatinya kini sudah tak berpihak pada hatinya yang hitam. Bukankah perasaannya kini telah mati? Tapi kenapa keraguan itu kembali muncul?

CKLEK… pintu kembali terbuka dan Taemin muncul dari balik pintu itu, Min Hyo menoleh menatap Taemin.

“apalagi?” Tanya Min Hyo singkat. Taemin menunduk lesu.

“nuuna.. dari 2hari MinHo Hyung menunggumu di depan. Aku menyuruhnya masuk, namun ia menolak!” kata Taemin lesu, wajahnya terlihat sedih.

“biarkan saja, itu maunya!” jawab Min Hyo cuek.

“nuuna… kau kenapa? kenapa malah menjadi orang yang ketus begini? Min Ho Hyung menunggumu, 2 hari yang lalu ia keujanan, basah kuyub, dan kemarin ia kepanasan, bajunya yang basah menjadi kering. Nuuna.. apa yang salah dari Min Ho Hyung? Dia sangat baik, aku tahu dia tulus. Kini wajahnya terlihat sangat pucat, aku khawatir Nuuna!” bela Taemin, namun Min Hyo tak menggubris.

“nuuna… kemana dirimu yang dulu? aku merasa kau bukan nuunaku yang dulu.aku kecewa padamu.” Kata Taemin lagi, Min Hyo berbalik, ia melempar sebuah boneka kea rah Taemin dengan keras.

“KAU PIKIR AKU BEGINI KARENA APA? AKU INI LELAH, BEKERJA SETIAP HARI, LALU KAU KECEWA HAH” teriak Min Hyo kasar, entah kenapa keadaannya makin tak labil belakangan ini. Taemin terduduk, nuunanya benar2 berubah. Tangisannya hampir pecah, ia sangat menyayangi nuunanya. Tapi mengapa ia jadi seperti ini.

“aku tahu… aku tahu selama ini aku memang merepotkan nuuna. Tapi… akhir2 ini aku tak merasakan lagi kehangatanmu, tak merasakan lagi belaian kasih sayangmu. Kau benar2 berbeda nuuna, nuuna bahkan jarang menjenguk umma lagi. Apa kau berubah karena kau seorang kupu2 malam?” kata Taemin memberanikan bertanya, nadanya gemetar ragu.

Min Hyo tertegun lemas, tak ia sangka Taemin mengetahui apa pekerjaannya.”dari mana kau tahu?”

“aku tahu semuanya nuuna, kau selalu pulang malam, pulang dengan menangis sambil menyalakan keran lama2… kau berusaha mencuci tubuhmu yang kotor.sudah lama aku tahu, aku bahkan tak menyalahkanmu, yang kupikirkan adalah diriku yang selalu merepotkanmu. Aku tak menyalahkanmu yang terpaksa melakukan ini semua, aku mengerti, bahkan jika aku menjadi dirimu, sudah lama aku akan bunuh diri. Aku menyesal telah menjadi adik yang tak berguna, maafkan aku jika aku banyak mennuntut padamu. Tapi ini salah nuuna, yang kau lakukan itu salah.” Gumam Taemin gemetar, ia mengepalkan kedua tangannya dan duduk lemas di hadapan Min Hyo.

Min Hyo duduk berhadapan dengan Taemin, ia tak dapat berkata apapun lagi. Ia menahan tangisannya. “aku merindukan kehangatanmu nuuna, aku merindukan dirimu yang dulu, kumohon tinggalkanlah pekerjaan itu, aku rela kau buang jika itu akan membahagiakanmu!” aku Taemin, ia menangis, bukan karena ia cengeng, tapi ia benar2 tak dapat menahan masalahnya selama ini. Min Hyo memeluk tubuh Taemin erat, ia tak menyadari bahwa adiknya begitu perhatian padanya. Bahkan Taemin lebih dewasa dibandigkan dirinya, seharusnya ia malu memperlakukan Taemin dengan kasar selama ini. ia terus bersikap dingin pada Taemin akhir2 ini.

“Mianhe Taemin a.. maafkan nunamu yang bodoh ini. aku memang bodoh telah memilih jalan itu. maafkan aku Taemin!” ungkap Min Hyo, benar… selama ini dia yang egois,, membiarkan rasa dendam, benci dan iri menyelimuti dirinya, membiarkan rasa kalut menguasai tubuhnya.

“ini bukan salahmu nuuna, tapi salah appa yang meninggalkan kita dengan setumpuk hutang pada Yuu Ri… andai saja kita tak pernah memiliki appa sebrengsek itu!”ungkap taemin. Min Hyo menempelkan telunjuknya ke bibir taemin.

“sshh… bukan saatnya untuk menyesali apa yang sudah terjadi” sela Min Hyo, ia mengelus pipi Taemin yang lembut. Taemin tersenyum manis, ia memeluk nuunanya hangat. “aku janji.. akan secepatnya melunasi hutang itu, dan kita akan memulai hidup yang baru. Taemin a..”

*******************

Min Hyo berlari, terus berlari menyusuri koridor Rumah Sakit, ICU…ICU…ICU.. ia terus mencari ruangan itu dari tadi.

Apa laki-laki muda itu orang yang kau kenal? Baru saja ia di bawa ke rumah sakit. Tiba2 ia pingsan, dan demamnya tinggi sekali, wajahnya pucat.

Perkataan itu selalu terngiang di telingannya, ia terus mencari ruangan ICU dengan panik, menyesal ia membiarkan Min Ho terus menunggunya. Bertahanlah Min Ho

Min Hyo membuka pintu ICU, ia buru2 masuk. Ya… disanalah minho terbaring lemah, Min Hyo berjalan pelan menghampiri Min Ho. Ia teringat kata2 minho yang dulu, kata2nya sebelum akhirnya Min Hyo tersakiti.

Tak ada yang tahu diriku, orang tuaku membuangku dan aku di asuh oleh orang tua asuhku yang meninggal sejak aku umur 3 tahun. Min Hyo ya…. Cinta itu bagaimana rasanya? Kasih sayang itu,,, apakah enak?

Akhir2 ini dadaku bergemuruh setiap dekat denganmu, apa artinya ya?

Min Hyo tak tahan meneteskan air matanya, ia mengenggam tangan Min Ho yang dingin dengan erat. “aku…. Mencintaimu.. kau dengar itu, bangunlah dan katakan kau juga mencintaiku, Minho ya….!!”Teriak Min Hyo sambil terisak, ia mencium kening Min Ho pelan. Tiba2 Min Ho menggenggam tangan Min Hyo erat. Ia membuka matanya dan tersenyumpuas.

“benar kau mencintaiku?” Tanya Min Ho, Min Hyo menghentikan tangisannya, ia menyipitkan matanya dan tersadar. Ia dipermainkan.

“kau mempermainkanku!” ungkap Min Hyo kesal, ia begegas pergi, namun Min Ho bangun dan mencegahnya, ia menahan tangan Min Hyo erat.

“aku tak mempermainkanmu” jawab Min Ho

“bohong!” ujar Min Hyo, ia tak tak berani menatap MinHo

“sungguh!”

“kenapa kau melaakukan semua ini?”

“ aku mencintaimu, dan ingin memilikimu.”

“tapi aku kotor… aku tak pantas dimiliki.”

“aku akan membersihkanmu.”

“tidak suci”

“aku terima”

“aku bodoh”

“ku ajari”

“aku ini memakai topeng”

“aku tahu di balik topeng itu”

“aku ini kupu-kupu hitam” ungkap Min Hyo terakhir kali, Min Ho tak menjawab. Ia sudah menduga Min Ho takkan menerima dirinya yang seperti ini. di hatinya, ia ingin MinHo menjawab bahwa ia akan memesannya selamanya.

Min Ho memaksa Min Hyo berbalik. Ia menatap Min Hyo dengan tatapan khasnya yang selalu membuat Min Hyo sesak. “jika kau kupu2 hitam, aku takkan memesanmu.” Kata Min ho, Min Hyo sedikit kecewa. “tapi…. aku akan membelimu, hanya untukku.. selamanya” Min Ho menambahkan. Min Hyo tersenyum… Senyuman yang bahkan tak pernah ia perlihatkan selama beberapa tahun terakhir ini. Min Ho memeluk Min Hyo erat.

“kau yakin akan membeliku? Yuu Ri pasti akan murka” kata Min Hyo memastikan.

“kau bukan punya Yuu Ri, tapi hanya punyaku seorang. Kupu-kupu hitam yang hanya milikku. Milikku sepenuhnya.” Seru MinHo, Min Hyo membalas pelukan MinHo dengan erat.

MinHo melepas pelukannya dan menatap Min Hyo jail. “kau tahu, aku bahkan lebih nakal dari pada kupu-kupu hitam!” kata Min Ho tertawa lepas, MinHyo tertegun. Ia tak sanggup berkata saat MinHo mencium bibirnya dengan lembut, ciuman tanpa rasa paksa. Dan ciuman bhagia yang ia rasakan dari pada ciumannya dengan laki-laki lain. Debaran jantungnya semakin kuat saat ia merasakannya. Inikah cinta sebenarnya? Tentu saja.

************************************

Kau lihat itu? aku sudahmenemukan kembali diriku di cermin, aku sudah menemukan diriku yang sebenarnya. Senyuman yang kurindukan, wajah yang kurindukan dan kebahagiaan yang kurindukan. Aku melihatnya.. wanita sebenarnya yang tengah memakai gaun putih pengantin. Aku menemukannya lagi, diriku yang sesungguhnya. kupu-kupu hitam yang akan tetap menjadi kupu-kupu… yang hanya dimiliki satu orang.

-MinHyo-


Next Post Back to Top