Minggu, 06 Juni 2010

[onwriting] Angel Love Story,, part 3

Main Cast :

• Lee Taemin SHINee




















• Choi Minho SHINee














• Choi Hyo Ri (You)

Other Cast :

• Lee Jin Ki SHINee






















• Kim Ki Bum SHINee





















• Kim Jonghyun SHINee




















• Etc

Genre : Romance, Fantasy.

Author : Ratih Kumalasari :) (nama asli gw muncuuullll *keprok2*) *lmao

Rate : 15+ menurutku. Tapi..ah.. entahlah, sepertinya segitu.

Note : Jangan dibaca kalo ngga punya imajinasi tinggi atau ngga suka cerita macem gini. Ini murni khayalan saya. Yang mampir, baca atau cuma numpang liat doang *apaan sih* WAJIB komen!!! Kalo ngga.. liat aja nanti

= = = = =

**Hyori POV**

huufftt.. semuanya telah berakhir.. berakhir.. jelas sudah bahwa pada akhirnya aku melanggar peraturan penting dunia atas dalam melaksanakan tugas. Ergghh.. aku masih benar-benar bingung dibuatnya. Bahwa yang kuherankan adalah, mengapa pada malam itu Taemin dapat melihatku. Maksudku begini, aku dan… pastinya iblis jahanam itu tentunya akan berubah menjadi sosok yang tak dapat dilihat setiap malamnya untuk menjaga seorang manusia, dan… Taemin, laki-laki yang sedang sibuk mengautiskan dirinya pada buku-buku perkuliahannya kini dapat melihatku kemarin. Tentu saja ini merupakan hal yang tidak beres. (_”)9

aku mengesampingkan semua buku pelajaranku, sedikit duduk lebih mendekatkan jarak pada Taemin. “ya! Taeminie..” bisikku menyikut lengannya pelan, dan dia bereaksi dengan cepat. Meletakkan bukunya lalu tersenyum.

“yye… nona malaikat^^?” balasnya. Yaiikksss…. Kenapa aku merasa aneh melihatnya begini? (-,-)a. orang ini semakin anehh.

“kau… malam itu.. kenapa bisa melihatku? Ehm.. maksudku, pada malam itu seharusnya aku dan ‘iblis’ sialan itu tidak dapat terlihat. Dan… kau, bisa melihatnya!” aku mulai mengeluarkan suaraku, tentu dengan frekuensi yang rendah. Yah.. siapa yang akan berbicara kencang-kencang di tengah pelajaran begini?

Taemin mengangkat bahunya dengan wajah yang sangaaaaaatttttt innocent “terjadi begitu saja!” singkatnya, ia mengangguk menjelaskan, lalu kembali lagi menenggelamkan pikirannya pada tumpukan buku-buku tebal. Isshhh… minat sekali anak ini d(-,-)b, kalau aku sih. Sudah cukup belajar yang seperti itu berulang kali selama 100 tahun.

= = = = = = =

**Minho POV**

BRUUUSSSSHHHHHH!!!! Aku mengeluarkan isi minuman yang baru saja kumasukkan kedalam mulut. Sesungguhnya ini benar tak disengaja. Jangan salahkan aku jika semuanya kumuncratkan pada wajah Hyori. Jujur.. aku ingin tertawa saat ini melihat ekspressinya, namun semuanya tersingkirkan begitu saja saat kalimat yang baru saja dilontarkan Hyori terus berputar-putar di otakku. “kau bodoh. Bagaimana bisa membiarkan manusiamu mengetahui kau malaikatnya? Sungguh2 bodoh!!” ucapku, terus menghakimi kesalahannya dengan kalimat-kalimatku. Bagaimana dia bisa berlaku bodoh seperti itu.aisshh.. jika begini, siapa yang akan direpotkan? Tentu saja aku -.-

“aku bahkan tak mengerti… baiklah aku salah, tapi bisakah kau tidak bersikap seolah-olah aku yang salah sepenuhnya?” ia menjawab, mungkin berusaha mencari pembelaan atas kesalahannya, dan aku hanya melipat kedua tanganku dan mengangguk pelan. Sebenarnya, tak ada yang patut disalahkan, tapi entah kenapa aku sedikit merasa kesal dengannya. Kulihat ia menopang dagunya, menempatkan sikunya di atas meja setelah selesai membersihkan semua minuman yang kumuncratkan tadi ke wajahnya. “bagusss…. Kuharap kau mencari solusi, sekarang aku malah mendapatkan penghakiman” ia tersenyum sinis menatapku, well.. kurasa dia ada benarnya, dia tak bisa disalahkan begitu saja, mengingat peristiwa itu sepertinya memang tak disengaja. Lain lagi halnya apabila ia mengatakannya secara langsung kepada Taemin.

“lalu… apa kau sudah mendapatkan kabar dari dunia atas? Kurasa Ketua Dewan sudah mengetahui ini dengan cepat!” tanyaku padanya.

Hyori menghela nafasnya panjang. Oke.. kusimpulkan ekspressinya dia kali ini membawa firasat buruk bagiku. “pagi tadi aku mendapat surat!” ia menjawab dengan pelan, ia menghela nafasnya berkali-kali.

Aku memperbaiki posisi dudukku, mulai tertarik dengan apa yang akan terjadi setelahnya “lalu?”

“jelas sekali, mengingat Ketua Dewan tak memiliki waktu banyak hanya untuk mengawasiku, dan…” Hyori menghentikan kalimatnya.

“dan?” aku bertanya, merasa sedikit penasaran.

“yah… Ketua Dewan akan mengirimkanku pengawas untuk ini. Dan tebak siapa yang akan dikirim untuk mengawasiku!!” ia melebarkan matanya, mencoba membuatku antusias untuk menjawabnya. Namun aku tak tertarik untuk menunjukkan antusiasku. =.=

“siapa?” tanyaku lagi, aku menggeser gelas minumanku lebih dekat dan meneguknya.

Hyori mendekatkan wajahnya ke arahku dan berbisik “Onew oppa!!”

BRRUUUSSSHHH!!! Aku kembali menyemprotkan minumanku.”MWO????” aku terbelalak menatapnya, kulihat ia memejamkan matanya. Menenggelamkan rasa kesalnya, yahh.. untuk kedua kalinya aku menyemburnya dengan minumanku hehehehe.

“ya’… terkejut sih terkejut, tapi bisakah kau tidak menyemburkan minumanmu ke wajahku?=,=”

= = = = = =

**Author POV**

Langkah kaki kembali menggema di setiap sudut-sudut koridor sekolah siang itu. Sosok laki-laki itu menyusun langkahnya satu-persatu dalam tempo yang cepat, mengarahkan pandangannya di setiap celah ruangan-ruangan sekolah mencari sesuatu yang dibutuhkannya. Namun, satu dua langkah kemudian ia menghentikannya. Beberapa pasang kaki menghalangi jalannya.

“cukup berani untuk berlari huh?” laki-laki bersuara berat membuka suaranya, mungkin ia yang menengahi para kelompok yang kini menghalangi Taemin.

Taemin terlihat sedikit gugup. Meski ini sudah menjadi salah satu kegiatannya setiap hari, masih saja rasa ketakutan itu tidak dapat ditepis dari dirinya. Percuma saja jika ingin melawan, ia terlalu lemah untuk menghindari segerombolan laki-laki ini. Suaranya seolah tercekat di tenggorokannya untuk mengeluarkan beberapa kalimat pembelaannya.

“cih! Kau bahkan bertindak seperti orang tunawicara saja!” seorang yang lainnya mendekati Taemin, dan sesaat kemudian mendorongnya hingga menatap dinding di belakang Taemin. Bahkan beberapa yang lainnya menekan garis rahang Taemin dengan kuat, memaksa Taemin menatap mereka dengan tatapan yang tak dapat digambarkan dengan jelas. Dia begitu takut, namun tetap tak berhenti berusaha untuk tegar dan bersikap pasrah.

“b-bukan begitu!” taemin mulai memberanikan membuka suaranya, meski ia tahu bahwa pembelaannya akan berbuah kesia-siaan saja.

“woww… dia ingin mengeluarkan beberapa kalimat pembelaan!” suara ringan mendekat, tangannya mendorong kepala Taemin hingga menatap dinding. “apa pembelaanmu?”

“aku…. Maksudku.. kenapa.. kenapa kalian menganggap semua yang kulakukan adalah suatu kesalahan dimata kalian? Aku bahkan tak mengenal kalian!” Taemin menegakkan kepalanya, membiarkan matanya menangkap sosok sekelompok laki-laki itu satu persatu.

PLAK!! Sebuah tamparan telak mendarat di pipi mulus Taemin. “cih!!! Beraninya kau mengatakan kau tak mengenal kami?? Ya!!!! Selama ini kau hidup di planet mana?” kembali laki-laki yang menjadi pemimpi mereka mengeluarkan suara, mendaratkan beberapa tendangan ke kaki Taemin. Dan seperti biasa, jangankan melawan, berbicara saja pasti membuat Taemin semakin jauh melakukan kesalahan.

Taemin tersungkur, merosot kebawah menahan sakit. Meski kesakitan, beberapa dari mereka masih saja tak berhenti mendaratkan beberapa pukulan padanya. Bahkan murid-murid disekitar mereka bersikap tak peduli, seolah tak terjadi apa-apa di ruangan kecil itu.

!!!” Suara lantang menggema disekitar koridor saat itu. Membuat sekelompok laki-laki yang menyerang Taemin menghentikan gerakan mereka dan mencari asal suara, mungkin saja beberapa guru kesiswaan tak sengaja melihat mereka, namun mereka segera menyunggingkan senyum sinisnya berbarengan saat menangkap sosok yang memanggil mereka. Sosok perempuan cantik itu mendekati mereka, berusaha menengahi perkelahian satu pihak. “hentikan semua ini!” suara lantang wanita itu membuat Taemin menengadahkan kepalanya, mencari tahu sosok perempuan yang berusaha membuatnya tak memar lebih dari ini.

“H-hyori??” taemin bergumam dengan nada lemas, kemudian meringis kesakitan ketika ia memaksakan mulutnya yang memar berbicara. Hyori menoleh, tersenyum ke arah Taemin.

“hohoho… skenario macam apa ini? Seorang perempuan? Bersikap seolah ingin menjadi pahlawan?” pemimpin kelompok itu mendekatkan wajahnya pada Hyori, membuat Hyori sedikit pusing dengan bau pewangi yang tajam dari laki-laki itu.

Hyori menegakkan kepalanya angkuh, menatap tajam mata laki-laki itu dengan sepasang mata berwarna biru aqua miliknya. “jangan mendekatiku lebih dari ini!” Hyori meraih kerah baju seragam laki-laki itu, dan dengan sekali dorongan, laki-laki itu terlempar jauh hingga menatap dinding yang jauh berada di seberang mereka dan dalam sedetik kemudian ia kehilangan kesadarannya. “siapa yang akan terus mencoba untuk menyakiti Taemin lagi? Kuharap ada yang berani mengambil resiko yang sama seperti laki-laki di seberang sana!”Hyori tersenyum sinis, melirik segerombolan laki-laki yang lainnya.

= = = = = = =


TBC-----

eee.. segini dulu ee... saya lagi mentok ide (lmao)
tunggu next part yoo *melambai pake sapu tangan putih*

5 komentar:

  1. wah...seru-seru....ayo lanjutkan.....hehehehehehe

    BalasHapus
  2. seru??? hyaahh.. ini sya sudah kehabisan ide (T^T)

    BalasHapus
  3. wah!! penyiksaannya kurang gahar, coba si Taemin sempet berdarah dulu baru deh pahlawan kesiangan muncul.. tapi sempet mengagetkan oyong ku jd pengawas hyori,, *applause*

    ceritanya singkat amat dek!! dipanjangin lagi sampe c onyong muncul. trus konci kok gk muncul2 lagi,, kan aku kangen.. (hahahhahhahha)

    ayo lanjutkan!!!

    BalasHapus
  4. eehhh... gw paling ngga tega bkin adegan penyiksaan, apalagi urusannya ama taemin.. bisa mati dicincang gaw ama hyung nya *natep menong*
    hehehe..

    iyah.. lagi satu halaman word lupa gw post.. ketinggalan.. *lmao*XXDD

    BalasHapus
  5. oh ketinggalan di attach?? kl gtu gw tungguin ne.. hehhehhe

    kgk tega ma Taemin? apa karena lo ada perasaan lgi ma taemin?? wkwkkwkw (ditatap onyong sambil cengar-cengir)

    BalasHapus

Previous Post Next Post Back to Top