.:: Choi Eun Ri::.
siapapun yang pengen jadi nie cewe.. silahkan,, gw g larang (lmao)
= = = = ==
Selalu begini
Ingin melindungimu
Namun malah berbalik
Ingin membuatmu tersenyum
Malah aku yang menangis
Ini kacau….
Seorang yeoja semakin mengeratkan syalnya, sambil asyik menjilat ice cream yang ada di tangannya. Ia tersenyum lega, sambil terus memutar pandangan kesekeliling. Menunggu seseorang di tengah sunyinya halte bus sore itu.
“tetap bandel! Yaa’, sekali-kali jadilah anak baik, EunRi a!” kata sebuah suara berat, seseorang mengelus kepala EunRi dari belakang dan merebut ice cream di tangan EunRi. EunRi berbalik, dan mendapati seorang namja tinggi dan tampan.
EunRi memanyunkan bibirnya dan menarik jaket namja itu. “aaaaaahhh…… oppa!! Sekali ini sajalah!” rengek EunRi, wajahnya pucatnya kini berubah menjadi merah lantaran dinginnya udara sore itu.Minho menggeleng keras lalu membuang ice cream itu.
“aniyo… tidak boleh…tidak boleh… cuaca dingin begini masih ingin makan ice cream, nanti otakmu jadi bodoh karena kaku!!” larang MinHo, ia mencubit hidung EunRi. “lihat nih, hidungmu merah seperti rusa kutub!”
“aaahh… andwe.. aku mau ice cream, mau ice cream!” rengek EunRi, ia memukul-mukul dada MinHo dengan keras. “oppa jahat!”
Minho terdiam, wajahnya Nampak serius, dan akhirnya memegang kedua tangan EunRi dengan erat, berusaha menyalurkan kehangatannya pada tangan dingin EunRi. “tak apa, pukul saja aku terus, jika itu bisa membuatmu patuh terhadapku. Aku tak ingin kehilanganmu jika kau tak patuh padaku!” kata MinHo lirih, EunRi terdiam, mengerti maksud di balik kata-kata minho tadi, ia menunduk, setiap saat membahas hal ini, ia bosan, bosan dengan hal ini terus. “lihat dirimu,, kau mulai kedinginan! Jagiya… dengarkan kata-kataku sekali saja!” seru MinHo, ia meletakkan kedua telapak tangannya ke kedua pipi EunRi yang putih.
EunRi membisu, ‘bukan.. bukan tidak patuh, hanya ingin bebas’ pikir EunRi. ia lalu tersenyum simpul, ini bukan hal yang ingin terus dipikirkannya setiap saat. Ia balas memegang tangan Minho dan tersenyum manis. “haaahh… aku tak apa, aku kan belum akan mati!” kata EunRi, ia terdiam sejenak, jika begini ia benar2 tak tahu harus bicara apa. “eehh??? Oppa,, hari ini ganti rambut lagikah? Haha,, hebat, ternyata ujian masuk universitas bisa membuat bad boy sepertimu tobat!” kata EunRi berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia menunjuk ke rambut Minho yang kini berubah lurus dan panjang, rambutnya sedikit diikat kebelakang dan kembali hitam.
MinHo melepaskan tangannya dari pipi EunRi dan langsung memegang rambutnya salah tingkah. “ani… aniyo,,, i-ini,,, “ wajah MinHo berubah merah, ia merasa malu dan tak biasa tampil polos begini. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, EunRi kembali tertawa kecil.
“hahaha.. gwenchana oppa, aku lebih suka kau yang begini. Sekali-kali jadi orang polos pun juga tak merugikan kan?” kata EunRi, MinHo makin terlihat salah tingkah dengan menggaruk kepalanya yang bahkan tak merasa gatal.
“saranghe, oppa!” tambah EunRi setelah ia mencium pipi Minho yang terasa dingin.
**************************************
Minho menelusuri koridor rumah sakit, matanya tersudut mencari sebuah kamar sembari terus berlari secepat mungkin. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah kamar tujuannya, dengan segera ia membuka pintu tersebut dan mendapati seorang yeoja yang sedang terduduk di atas kasur putih, sibuk memainkan botol-botol obat di tangannya. Yeoja itu menoleh kearah MinHo, dan menarik senyum manisnya.
“OPPA!!” panggil EunRi melambai kearah Minho, tersirat kelegaan di raut wajah Minho, ia berjalan mendekat dan menempelkan keningnya pada kening EunRi.
“membuatku khawatir terus!” kata Minho, nafasnya masih cepat dan tak teratur karena kelelahan berlari. EunRi malah tertawa kecil lalu menghapus keringat di wajah MinHo.
“haha.. aku baik, sudah biasa kan.”hibur EunRi, ia meletakkan botol obat yang dipegangnya. “obat baru lagi.. lebih banyak dan tambah dosis!” kata EunRi menjelaskan, ia tahu MinHo pasti akan menanyakannya setelah ini.
MinHo mengelus kepala EunRi pelan. “pasti berat!! Hwaiting, jagiya!” ungkap Minho, ia tahu EunRi lelah, rapuh, namun EunRi tetap berpikir positive. EunRi begitu kuat, bahkan dirinya tak sekuat EunRi.
EunRi mengangguk mantap. “ne… pasti!” jawab EunRi tetap tersenyum meskipun wajahnya terlihat masih lelah dan pucat.
“haha.. nanti kita ke pantai jika kau tak membuang obat2 itu!” kata Minho mengancam.
“hwwaaa…. Oppa…. Kenapa harus mengenai obat, bagaimana jika kau mengajakku ke pantai jika aku tidak makan coklat seminggu??” rengek EunRi, ia tahu tidak mungkin ia tak membuang obat2 yang diberikan.
MinHo menggeleng keras lalu mengambil obat-obat tadi. “aku sendiri yang akan mengontrol ini!”
“hhhhuuuuuwwwaaa.. oppa tega”
*****************************
“haha… sudah jadi!! Oppa.. lihat2,, bagus kan??” Tanya EunRi bersemangat, ia memberikan sebuah origami berbentuk kupu2 pada MinHo.
MinHo meletakkan buku yang di bacanya lalu mengalihkan pandangannya kea rah EunRi yang kini telah duduk di sampingnya sambil melambai-lambaikan hasil pekerjaan tangannya. “ne… kenapa buat kupu-kupu?” Tanya Minho, ia mengambil origami itu dari tangan EunRi.
“hehee.. karena… aku ingin jadi kupu-kupu, terbang kemanapun yang aku suka.” Kata Eun Ri, ia memandang langit-langit, berusaha berimajinasi.
“aku akan membuat seribu kupu-kupu, lalu akan ku pajang di seluruh sudut kamarku” kata EunRi dengan semangat membuat Minho menempelkan telunjuknya ke kening EunRi.
“ide bagus!” kata MinHo. “kalau begitu ini untukku ya, nanti kau buat lagi.” EunRi mengangguk dan tersenyum puas lalu memeluk lengan MinHo. Pandangannya kini berubah, lurus tanpa objek.
“oppa……”panggil EunRi pelan.
“mm..??”
“kalau waktuku habis sebelum menyelesaikan origami itu… kau mau membantuku menyelesaikannya kan?” Tanya Eun Ri, wajahnya berubah serius, tersirat desiran rasa putus asa di ekspressi wajahnya.
“jangan berkata seperti itu!” ungkap Minho mulai tak suka, ia merubah posisi duduknya yang tak nyaman. “kau pasti bisa!”
“aniyo… bukan begitu.. kau cukup berjanji saja untuk membantuku!! Ottokhae??” rengek EunRi, ia memandang Minho dengan tatapan puppy eyesnya. “yaa’.. oppa, jawab iya saja! Kau harus janji!!”
“ne.. tapi aku tidak janji!” jawab Minho ragu. Sungguh ia belum siap jika hal ituterjadi. Ia menatap lirih ke arah EunRi yang kini tersenyum puas. Mengecup bibir minho lembut.
******************************
Minho membuka matanya perlahan, sepertinya ia tertidur saat menjaga EunRi seharian. Ia membuka matanya, pandangannya silau lantaran sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia sedikit mengusap matanya yang masih terasa mengantuk, lalu mengalihkan pandangannya kearah kasur di depannya. Tak ada siapapun di sana, dengn segera ia beranjak dari kursinya lalu berlari, memutar pandangan ke segala sudut rumah sakit. Mencari seseorang yang tak seharusnya menghilang.
yuk mari!!! ternyata cerita sedih ya,, hiks2 kirain cerita geje..
BalasHapusaku baca-aku baca, aku senang ^^
wew...kirain cerita geje...tapi ternyata cerita sedih....@ayusan tumben bisa baca cerita beginian wkwkwkwkwkwk
BalasHapus@nuna :: wkwkwkwkkk.. dibaca juag (lmao) kirain ngga minat baca cerita begini (haha)
BalasHapus@nana :: hahah.. cerita bgeje cukup satu. saya ngga mau nambah kegejean (rofl)