Kamis, 03 Juni 2010

[2shoot] Please don't Go, Eun Ri ! part 1

Main Cast ::


.:: Choi Minho.::














.:: Choi Eun Ri::.
siapapun yang pengen jadi nie cewe.. silahkan,, gw g larang (lmao)

= = = = ==

Selalu begini

Ingin melindungimu

Namun malah berbalik

Ingin membuatmu tersenyum

Malah aku yang menangis

Ini kacau….

Seorang yeoja semakin mengeratkan syalnya, sambil asyik menjilat ice cream yang ada di tangannya. Ia tersenyum lega, sambil terus memutar pandangan kesekeliling. Menunggu seseorang di tengah sunyinya halte bus sore itu.

“tetap bandel! Yaa’, sekali-kali jadilah anak baik, Eun Ri a!” kata sebuah suara berat, seseorang mengelus kepala Eun Ri dari belakang dan merebut ice cream di tangan Eun Ri. Eun Ri berbalik, dan mendapati seorang namja tinggi dan tampan.

Eun Ri memanyunkan bibirnya dan menarik jaket namja itu. “aaaaaahhh…… oppa!! Sekali ini sajalah!” rengek Eun Ri, wajahnya pucatnya kini berubah menjadi merah lantaran dinginnya udara sore itu. Minho menggeleng keras lalu membuang ice cream itu.

“aniyo… tidak boleh…tidak boleh… cuaca dingin begini masih ingin makan ice cream, nanti otakmu jadi bodoh karena kaku!!” larang MinHo, ia mencubit hidung Eun Ri. “lihat nih, hidungmu merah seperti rusa kutub!”

“aaahh… andwe.. aku mau ice cream, mau ice cream!” rengek Eun Ri, ia memukul-mukul dada MinHo dengan keras. “oppa jahat!”

Minho terdiam, wajahnya Nampak serius, dan akhirnya memegang kedua tangan Eun Ri dengan erat, berusaha menyalurkan kehangatannya pada tangan dingin Eun Ri. “tak apa, pukul saja aku terus, jika itu bisa membuatmu patuh terhadapku. Aku tak ingin kehilanganmu jika kau tak patuh padaku!” kata MinHo lirih, Eun Ri terdiam, mengerti maksud di balik kata-kata minho tadi, ia menunduk, setiap saat membahas hal ini, ia bosan, bosan dengan hal ini terus. “lihat dirimu,, kau mulai kedinginan! Jagiya… dengarkan kata-kataku sekali saja!” seru MinHo, ia meletakkan kedua telapak tangannya ke kedua pipi Eun Ri yang putih.

Eun Ri membisu, ‘bukan.. bukan tidak patuh, hanya ingin bebas’ pikir Eun Ri. ia lalu tersenyum simpul, ini bukan hal yang ingin terus dipikirkannya setiap saat. Ia balas memegang tangan Minho dan tersenyum manis. “haaahh… aku tak apa, aku kan belum akan mati!” kata Eun Ri, ia terdiam sejenak, jika begini ia benar2 tak tahu harus bicara apa. “eehh??? Oppa,, hari ini ganti rambut lagikah? Haha,, hebat, ternyata ujian masuk universitas bisa membuat bad boy sepertimu tobat!” kata Eun Ri berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia menunjuk ke rambut Minho yang kini berubah lurus dan panjang, rambutnya sedikit diikat kebelakang dan kembali hitam.

MinHo melepaskan tangannya dari pipi Eun Ri dan langsung memegang rambutnya salah tingkah. “ani… aniyo,,, i-ini,,, “ wajah MinHo berubah merah, ia merasa malu dan tak biasa tampil polos begini. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Eun Ri kembali tertawa kecil.

“hahaha.. gwenchana oppa, aku lebih suka kau yang begini. Sekali-kali jadi orang polos pun juga tak merugikan kan?” kata Eun Ri, MinHo makin terlihat salah tingkah dengan menggaruk kepalanya yang bahkan tak merasa gatal.

“saranghe, oppa!” tambah Eun Ri setelah ia mencium pipi Minho yang terasa dingin.

**************************************

Minho menelusuri koridor rumah sakit, matanya tersudut mencari sebuah kamar sembari terus berlari secepat mungkin. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah kamar tujuannya, dengan segera ia membuka pintu tersebut dan mendapati seorang yeoja yang sedang terduduk di atas kasur putih, sibuk memainkan botol-botol obat di tangannya. Yeoja itu menoleh kearah MinHo, dan menarik senyum manisnya.

“OPPA!!” panggil Eun Ri melambai kearah Minho, tersirat kelegaan di raut wajah Minho, ia berjalan mendekat dan menempelkan keningnya pada kening Eun Ri.

“membuatku khawatir terus!” kata Minho, nafasnya masih cepat dan tak teratur karena kelelahan berlari. Eun Ri malah tertawa kecil lalu menghapus keringat di wajah MinHo.

“haha.. aku baik, sudah biasa kan.”hibur Eun Ri, ia meletakkan botol obat yang dipegangnya. “obat baru lagi.. lebih banyak dan tambah dosis!” kata Eun Ri menjelaskan, ia tahu MinHo pasti akan menanyakannya setelah ini.

MinHo mengelus kepala Eun Ri pelan. “pasti berat!! Hwaiting, jagiya!” ungkap Minho, ia tahu Eun Ri lelah, rapuh, namun Eun Ri tetap berpikir positive. Eun Ri begitu kuat, bahkan dirinya tak sekuat Eun Ri.

Eun Ri mengangguk mantap. “ne… pasti!” jawab Eun Ri tetap tersenyum meskipun wajahnya terlihat masih lelah dan pucat.

“haha.. nanti kita ke pantai jika kau tak membuang obat2 itu!” kata Minho mengancam.

“hwwaaa…. Oppa…. Kenapa harus mengenai obat, bagaimana jika kau mengajakku ke pantai jika aku tidak makan coklat seminggu??” rengek Eun Ri, ia tahu tidak mungkin ia tak membuang obat2 yang diberikan.

MinHo menggeleng keras lalu mengambil obat-obat tadi. “aku sendiri yang akan mengontrol ini!”

“hhhhuuuuuwwwaaa.. oppa tega”

*****************************

“haha… sudah jadi!! Oppa.. lihat2,, bagus kan??” Tanya Eun Ri bersemangat, ia memberikan sebuah origami berbentuk kupu2 pada MinHo.

MinHo meletakkan buku yang di bacanya lalu mengalihkan pandangannya kea rah Eun Ri yang kini telah duduk di sampingnya sambil melambai-lambaikan hasil pekerjaan tangannya. “ne… kenapa buat kupu-kupu?” Tanya Minho, ia mengambil origami itu dari tangan Eun Ri.

“hehee.. karena… aku ingin jadi kupu-kupu, terbang kemanapun yang aku suka.” Kata Eun Ri, ia memandang langit-langit, berusaha berimajinasi.

“aku akan membuat seribu kupu-kupu, lalu akan ku pajang di seluruh sudut kamarku” kata Eun Ri dengan semangat membuat Minho menempelkan telunjuknya ke kening Eun Ri.

“ide bagus!” kata MinHo. “kalau begitu ini untukku ya, nanti kau buat lagi.” Eun Ri mengangguk dan tersenyum puas lalu memeluk lengan MinHo. Pandangannya kini berubah, lurus tanpa objek.

“oppa……”panggil Eun Ri pelan.

“mm..??”

“kalau waktuku habis sebelum menyelesaikan origami itu… kau mau membantuku menyelesaikannya kan?” Tanya Eun Ri, wajahnya berubah serius, tersirat desiran rasa putus asa di ekspressi wajahnya.

“jangan berkata seperti itu!” ungkap Minho mulai tak suka, ia merubah posisi duduknya yang tak nyaman. “kau pasti bisa!”

“aniyo… bukan begitu.. kau cukup berjanji saja untuk membantuku!! Ottokhae??” rengek Eun Ri, ia memandang Minho dengan tatapan puppy eyesnya. “yaa’.. oppa, jawab iya saja! Kau harus janji!!”

“ne.. tapi aku tidak janji!” jawab Minho ragu. Sungguh ia belum siap jika hal itu terjadi. Ia menatap lirih ke arah Eun Ri yang kini tersenyum puas. Mengecup bibir minho lembut.

******************************

Minho membuka matanya perlahan, sepertinya ia tertidur saat menjaga Eun Ri seharian. Ia membuka matanya, pandangannya silau lantaran sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia sedikit mengusap matanya yang masih terasa mengantuk, lalu mengalihkan pandangannya kearah kasur di depannya. Tak ada siapapun di sana, dengn segera ia beranjak dari kursinya lalu berlari, memutar pandangan ke segala sudut rumah sakit. Mencari seseorang yang tak seharusnya menghilang.

= = == = = = =

TBC XD


3 komentar:

  1. yuk mari!!! ternyata cerita sedih ya,, hiks2 kirain cerita geje..

    aku baca-aku baca, aku senang ^^

    BalasHapus
  2. wew...kirain cerita geje...tapi ternyata cerita sedih....@ayusan tumben bisa baca cerita beginian wkwkwkwkwkwk

    BalasHapus
  3. @nuna :: wkwkwkwkkk.. dibaca juag (lmao) kirain ngga minat baca cerita begini (haha)


    @nana :: hahah.. cerita bgeje cukup satu. saya ngga mau nambah kegejean (rofl)

    BalasHapus

Previous Post Next Post Back to Top