Minggu, 06 Juni 2010

[fanfiction] Sleeping Prince part 2 of 3

Cast :

• Choi MinHo (SHINee)




















• Choi SeNa (as YOU)


• Choi ShiWon (SuJu) as SeNa’s old brother




















= = = = = = =

Aku masih bingung dngn pesannya kemarin.. haahh.. semalaman aku tak bisa tidur karena memikirkan hal itu. kenapa ia tiba2 mengatakan saranghe? Apa itu artinya dia menyukaiku atau dia menyukai aku sebagai temannya? Aaaahhhh……. Pesan 3 kata itu benar2 membuatku gila!!!

Dengan kesal aku mengacak-acak rambutku, benar2 seperti orang depresi. Bahkan YuuRi sampai kaget melihatku seperti ini.

“yaa’ kau ini kenapa? jangan seperti itu, nanti kecoak yang ada di kepalamu terbang ke aku!” ungkap YuuRi sahabatku, aku malah tak menggubris… malah semakin terpuruk dan tertelungkup lesu di meja. Haaahhh…. Kenapa terjadi… huh?? Dia benar2 membuatku gila. Kulihat sepintas YuuRi hanya menggeleng heran, dia hafal sekali jika aku sedang depresi, tapi kali ini bukan karena Shiwon oppa. Huh,, kalau begitu biar aku tanyakan saja apa maksudnya kemarin.

Aku meremas-remas kedua tanganku, masih menunggunya di depan gerbang sekolah. Dia lama sekali, sudah setengah jam sejak pulang sekolah, tapi dia tak datang-datang. Sesekali aku melirik ke ujung jalan, mencari sesuatu yang muncul dari arah sana. Huh,, ayolah.. nanti kalau Shiwon oppa melihat aku bisa mati.

Aku melirik lagi ke gedung sekolah, biasanya anak kelas 3 selalu pulang terakhir, mudah2an shiwon oppa belum pulang, tapi terlambat, aku melihat sosoknya yang sedang bercanda dengan teman2nya dari kejauhan. “celaka…. Aku bisa mati, kemana sii nyentrik itu hah??” keluhku, aku berusaha bersembunyi dibalik tembok, namun seseorang tiba-tiba membekap mulutku dan mengangkatku dengan bahunya. Sial.. aku tak bisa melihat wajahnya, yang kutatap sekarang hanyalah punggungnya yang lebar dan mengenakan kemeja putih. Aku memukul2 pundaknya, tapi ia benar2 tak bersuara.. sampai akhirnya pandanganku kabur dan gelap. Ahh.. aku tak ingat apapun lagi setelah itu.

******************************

Hah.. kepalaku terasa pusing. Pandanganku gelap, ahaha.. mungkin karena aku masih menutup kedua mataku. Awalnya aku malas membukanya, namun bau rumput segar ternyata bisa membuatku membuka mata. Haaahh… apa aku sudah mati, yang kulihat saat ini adalah daun hijau rimbun di atasku, sinar matahari merambatdi sela-sela daun. aku terbangun dan menoleh kesekeliling, dimana aku? Kenapa sepi sekali? Dan kenapa aku tiba2 ada di hamparan padang rumput begini?

“kau sudah bangun?” Tanya suara di belakangku, aku berbalik dan terkejut.

“aaahhh!!!” teriakku saat aku melihat sosok nyentrik itu, ia jongkok di belakangku sambil asik menggigit lollipop, di atas kepalanya berdiri sebuah kaleng minuman dingin. Benar2 orang yang aneh.

“hahahaa… kau melihat setan?” Tawa MinHo, ia mengambil kaleng minumannya dan berdiri, lalu berpindah duduk di sampingku. “mau?” tawarnya.

“bukan setan,, tapi kau ini aneh!!” jawabku sambil mengambil botol minuman yang di tempel MinHo dikeningku.

MinHo cengengesan, Ia memperlihatkan deretan giginya yang putih. “aku memang aneh,, dan aku suka itu!” ucapnya, aku hanya menyenggol bahunya pelan sambil tertawa kecil. “heii... pernahkah kau berpikir untuk memanggilku oppa? Aku kan lebih tua darimu.” Kata Mino tiba2,, ia mengacak-acak rambutku pelan, dan itu berhasil membuat mukaku panas. Ahh.. ini gila.

“tak bisa… aku tak bisa memanggil orang nyentrik sepertimu oppa!!”

“hhmm… kalau begitu, kalau aku tidak aneh dan nyentrik, kau akan memanggilku oppa?” tanyanya lagi, ia kini menatapku tajam, aku menggeleng keras. Tidak-tidak,, aku lebih suka MinHo yang begini…

“aniyo…. Aku lebih suka kau yang begini.. hehee… lebih unik!” ucapku, dan tanpa kusadari ekspressi wajahnya berubah,aneh.. namun aku tak dapat membaca apa artinya.

“kalau begitu,, kita pacaran saja!” ucapnya santai, bahkan sangat santainya sampai membuatku ragu. Aku segera menoleh ke arahnya, kini jantungku benar2 ingin copot, tanganku gemetar tak karuan.

“jangan bercanda!” aku berusaha tenang, namun ia malah terdiam dan serius.

“aku tidak bercanda… yang kemarin itu aku benar sungguh-sungguh. Kau tahu.. kemarin aku menunggu balasanmu sambil mondar mandir dan akhirnya tertidur di kamar mandi!” jujurnya, aku masih diam, apa benar? Aku balas menatapnya curiga. “kau tak percaya padaku? hah.. untuk apa aku mengajakmu jalan2 jika aku tak suka padamu!” jelasnya lagi, namun aku semakin diam.. diam tanpa mengatakan apapun. “ayolah.. katakan sesuatu!” ujarnya lagi.. aku masih terdiam, tidaakk… aku tidak butuh penjelasannya, aku hanya butuh kau mengatakan bahwa kau mencintaiku,, aku belum mendengarnya dari mulutmu. “dari dulu aku sudah tertarik padamu… yaa’ katakanlah sesuatu, apa kau menolakku?” Tanya MinHo,, ia menempelkan telunjuknya di keningku dan mendorong-dorng kepalaku pelan.

Aku masih tetap tak bergeming, ini semua tak bisa kukatakan. Aku masih menunggunya, menungggunya mengatakan ia cinta padaku. “kau tak percaya padaku?” tanyanya, aku menggeleng pelan sambil terus menatapnya. Ini aneh.. kenapa aku tak dapat berkata apapun? MinHo Nampak bingung, ia diam dan mengalihkan pandangannya dariku. Ia malah menatap kosong ke arah hijaunya hamparan rumput di depan kami. “jangan membuatku mengulang kata-kata ini lagi!!” ungkapnya lagi setelah kami saling berdiam diri. Aku mengangkat alisku heran. Ia kembali menatapku, kini dengan tatapan serius. Deg.. tiba2 jantung ini terasa mati. “nomu saranghe.. memang terlihat aku tak serius, tapi aku benar2 mencintaimu… sampai akhir!” ujarnya.

Aku tak dapat mengatur nafasku dengan teratur, kata2 tadi cukup membuatku lelah karena jantungku terus berdetak tanpa henti. Aku menarik senyumku bahagia, tak peduli seberapa merahnya mukaku, seberapa cepat jantungku berdetak, seberapa susah kuatur nafasku, dan seberapa anehnya dia.. tapi aku tetap mencintainya. Mencintainya sampai mati.

Aku memeluk MinHo yang tampak bingung, tapi aku tak peduli, aku tetap memeluknya erat. “kenapa lama sekali mengatakannya?” ujarku. MinHo membalas pelukanku erat.

Ia melepas pelukanku dan memegang pipiku lembut. “kau pikir gampang mengatakannya?” jelas MinHo, ia mendekatkan wajahnya padaku, aahh.. tidak-tidak.. apa dia mau menciumku?? Aku merasakan debaran jantungku yang semakin keras. Hampir saja hal itu terjadi. Namun.. BRAK… tiba2 MinHo tertidur… hahaha sepertinya ia kelelahan, atau lapar? Hampir saja aku mati kaku,, ini benar2 merepotkan. Tapi aku suka hal ini.

*****************

“sampai sini saja!” kataku pada Minho, aku turun dari motornya dan memberikan helm padanya.

“yakin? Sudah malam, disini banyak ada orang aneh!” kata MinHo,, ia melihat keadaan kesekeliling kompleks, aku tersenyum.

“ne… gwenchana.. lagipula, bukankah orang anehnya itu kau?” sindirku. MinHo mengacak rembutku pelan.

“yaa’.. jagiya, lupa kita sudah jadian? Panggil aku oppa!” ungkap minho merajuk, aku hanya tertawa kecil. Bukannya aku tak mau, tapi aku masih malu.

“Sena… inikah guru lesmu?” panggil seseorang dari belakang, aku membelalakkan mataku,, aku hafal suara ini. aku berbalik dan berharap dia bukanlah orang yang kukira. Tapi sial, ini semua sudah terlambat. Aku melihat sosok Shiwon oppa yang tengah berdiri di belakangku dengan wajah marah campur kecewa.

“o-oppa!!” aku terkejut dan melepaskan tanganku dari genggaman MinHo. Shiwon oppa berjalan mendekat dan menarikku paksa.

“sekarang kau ikut aku!” bentak Shiwon oppa, aku tersentak kaget, ia mengenggam tanganku keras dan menyeretku pulang.

“oppa,,, lepaskan, ini membuatku sakit!” mohonku, namun oppa tak menggubris. Dan tiba2 minho menarikku dengan paksa dari Shiwon oppa.

“kau tak dengar dia kesakitan hah?” teriak MinHo. Shiwon oppa menghentikan langkahnya dan berbalik kea rah kami. Ia menunjuk kea rah wajah MinHo dan kembali menarikku.

“jangan ikut campur urusanku, dan jauhi adikku! ARASSEO???” bentak Shiwon oppa, aku hanya terdiam,, ini semua terasa singkat, kenapa aku tak diberikan waktu lebih banyak lagi bersama MinHo? Kenapa? aku hanya bisa menatap minho yang terpatung dan meninggalkannya tak rela, aku bodoh.. tak dapat berbuat apapun. Aku memang bodoh.

********************************

“oppa.. kumohon lepaskan aku!! Ini terasa sakit” mohonku pada Shiwon oppa yang kesekian kalinya, aku mulai meringis kesakitan, genggaman tangannya semakin erat. Ia membanting pintu rumah dan melemparku ke sofa.

“kenapa kau berbohong padaku?” Tanya oppa mulai mengintrogasiku. Aku diam menahan air mata, kenapa oppaku begini?

Aku mengalihkan pandanganku darinya. “memangnya kenapa? kalau aku bilang kau pasti tetap saja melarangku!” kataku ketus.

“yaa’ apa begitu caramu berbicara padaku? sopan sedikit!”

“wae yo?? Kenapa kau selalu begitu? Aku merasa terkekang,,, aku tahu kau yang membesarkanku dan merawatku dari kecil. Aku sangat berterima kasih padamu oppa, bahkan aku sangat sayang padamu, tapi kenapa kau selalu begini? Mengekangku terlalu berat, aku juga ingin seperti yang lain, memiliki orang yang special di hati.” Kataku, aku berusaha menahan air matakku, namun semua sia2, aku mulai merasakan tetesan air hangat mengalir lembut di pipiku.

“itu karena aku sayang padamu, aku lakukan ini demi dirimu. Kau ini sama sekali tak mengerti2!”

“demi diriku?? Demi diriku atau bahkan oppa yang takut sendiri jika ku diambil? Oppa,,, akupun juga masih bisa jaga diri, aku sudah besar dan tahu apa yang baik dan tidak baik untuk diriku. Aku bukan anak manja lagi. Dan kalau oppa ingin aku melepas minho,, baik… aku tak akan menemuinya, berhubungan dengannya lagi, aku akan memutuskannya malam ini juga… apa kau puas hah??” bentakku, aku bangun dan mulai melangkahkan kakiku pergi dari hadapan Shiwon oppa. Aku tahu ini salah, membentak oppa yang begitu sayang padaku, tapi aku tak mau seperti burung yang terus terkurung. Dan akhirnya aku akan selalu seperti ini, mengalah pada oppa. Jika itu yang terbaik, aku pasti akan lakukan apapun untuk oppa.

*********************

*shiwon POV*

Aku melakukan hal itu lagi, aku melakukan kesalahan itu lagi. Siaalll… padahal aku sudah bersumpah untuk tak mencampurinya lagi… ugh… ini diluar kendaliku.

Semua yang ada dihadapanku kulempar, dan akhirnya terduduk memegang kedua lututku. “Kenapa begini? Bgitu sulitkah untuk membahagiakannya? Begitu sulitkah untuk melepasnya?” makiku pada diri sendiri.. aku mengacak rambutku keras.. aku benci diriku sendiri. Selalu salah, berbuat yang aneh lagi. Aku memang bodoh. Ughh…. Aku semakin muak dengan diriku.

Aku bangun, dan berbalik.. keraguan merasukiku saat hendak mengetuk pintu itu, Sena…. Apa dia akan memaafkanku? Kudengar samar2 ia menangis sesenggukan sambil berbicara dengan seseorang. Siapa? MinHo ahh… entahlah, di saat seperti ini aku benar2 ingin memeluknya erat dan menenangkannya seperti dulu. saat aku dan ia dibuang oleh orang tuaku.

*sena POV*

Aku benar2 harus mengakhiri hubungan ini, berat.. perih… sakit… namun itu semua harus kuhiraukan, aku sayang Minho.. namun aku lebih sayang dengan Shiwon oppa. Melebihi apapun.

Aku mengambil handphoneku dan memencet keypad hpku.

“yoboseyo?” jawab orang disebrang. Aku kembali sesenggukan, entah kenapa aku makin cengeng. Aku tak mau kehilangan suara ini.

“jagiya!!” panggilku pelan, aku menahan tangisanku yang sudah dari tadi keluar. Semakin tak rela… aku menelungkupkan badanku kebantal.

“aahh… Sena,, kau tak apa2?” Tanya MinHo, sepertinya ia baru sadar aku yang menelponnya. Suaranya berubah lembut. Aku menggelengkan kepalaku,bukannya mengatakan tidak tapi malah kembali menangis. MinHo diam.. kami saling tak berbicara beberapa saat, hanya terdengar suara tangisanku yang semakin memudar.

“sudah baikan?” tanyanya setelah sekian lama kami berdiam diri, aku mengangguk, menghapus air mataku dengan punggung tanganku, aku tak tahu betapa jeleknya wajahku kini karena menangis.

“jagiya…” panggilku lagi.

“eemm?” balasnya. Aku diam, tak sanggup meneruskan kata2ku selanjutnya, ini begitu menyakitkan jika harus kehilangannya, aku baru memilikinya sebentar. Bisakah aku bersamanya lebih lama lagi?? Ini tak adil bagiku. “jangan diteruskan…. Aku mengerti.!” Kata MinHo lagi, kurasa MinHo tahu apa yang saat ini akan kubicarakan. Itulah kenapa aku menyukainya,,,, ia tahu apa masalah yang terjadi seolah ia bisa membaca pikiran orang. Tapi tidak,,, ia hanya pintar membaca suasana.

“aku tak reelllaaaaaaa……………..!!!!” rengekku padanya, aku benci ini. air mataku mulai keluar lagi, saat ini lebih keras lagi. Aku semakin menekan wajahku kebantal dalam2, ini menyakitkan, tenggorokanku perih. Aaahhh….. aku benci ini.

“nee… aku juga! Tapi… kau dan aku jga tak dapat berbuat apa2…. Anggap saja aku berselingkuh hingga kau memutuskanku!” kata MinHo terdengar tenang, tidak2.. bagaimana aku bisa menganggapnya begitu. Itu terlalu sulit untuk dibayangkan.

“andweee… aku tak bisa,,, aku benar2 tak bisa!”keluhku,, aku ini bodoh, hanya bisa mengeluh dan mengeluh.

“kau pasti bisa… ingatlah,, aku tetap mencintaimu sampai mati…… jagiya!” ujar MinHo,, ini ucapannya yang terakhir. Ia menutup telepon dariku setelah itu. aku bahkan tak sempat mendengarkan kata2nya tadi. Aku benar2 bodoh.

Aku duduk di atas kasurku, menatap nanar kea rah cermin di seberangku. Kau bodoh Sena… benar benar bodoh. Aku semakin muak dengan diriku sendiri, kenapa begini saja sudah kacau. Tapi aku tak bisa memungkirinya. “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH…” teriakku, aku membanting handphoneku ke cermin hingga cermin itu hancur,, pecah berserakan. Sama seperti hatiku saat ini. aku benar2 rapuh.


1 komentar:

  1. Cba Siwonnya punya pacar pasti penyakit sister complexnya ilang deh hehehehehhe

    BalasHapus

Previous Post Next Post Back to Top