Kamis, 03 Juni 2010

[2shoot] Please don't Go, Eun Ri ! part 2

Main Cast ::


.:: Choi Minho.::
















.:: Choi Eun Ri::.
siapapun yang pengen jadi nie cewe.. silahkan,, gw g larang (lmao)

= = = = = =

Minho membuka matanya perlahan, sepertinya ia tertidur saat menjaga Eun Ri seharian. Ia membuka matanya, pandangannya silau lantaran sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia sedikit mengusap matanya yang masih terasa mengantuk, lalu mengalihkan pandangannya kearah kasur di depannya. Tak ada siapapun di sana, dengn segera ia beranjak dari kursinya lalu berlari, memutar pandangan ke segala sudut rumah sakit. Mencari seseorang yang tak seharusnya menghilang.

Tiba-tiba pandangannya berhenti, matanya tepat menatap ke seorang yeoja yang asyik duduk di sebuah taman, tangannya sibuk melipat-lipat sebuah kertas berwarna membentuk sebuah kupu-kupu indah. Tanpa basa-basi lagi, minho segera menghampiri yeoja itu dan merebut kertas origami dari tangannya.

“selalu pergi tanpa bilang! Bandel sekali!” omel Minho lagi, Eun Ri menatap ke atas, mencari sosok yang menegurnya.

“haa… OPPA!!” Eun Ri terlihat sedikit terkejut, wajahnya masih terlihat pucat dan lelah, namun ia tetap masih bisa tersenyum dan terlihat ceria.

Minho terduduk, bernapas lega lalu mengacak-acak rambut Eun Ri. “selalu membuatku khawatir! Disini dingin sekali, ayo masuk!” ungkap Minho, ia menggosokkan tangannya pada tangan Eun Ri yang selalu dingin. Eun Ri menggeleng pelan.

“oppa… aku ingin tetap disini!” Suara Eun Ri sedikit parau, tubuhnya masih lelah dan lemah, namun ia tak ingin menjadi terpuruk.

MinHo mencubit pipi Eun Ri pelan. “aniyo,,, “ seru Minho tegas. “jangan saat ini, kau harus istirahat. Nanti aku akan ajak ke tempat indah, tapi tidak sekarang.. jagiya!!”

“haaahh.. selalu janji, nanti pasti tidak jadi!!” kata Eun Ri memanyunkan bibirnya.

“tidak..tidak akan! Itu kan tergantung padamu saja! Makanya jangan bandel terus, kalau kau sakit aku jadi tidak bisa mengajakmu jalan kan?” bela minho, namun Eun Ri tak menghiraukan, ia malah beranjak dari kursi yang ia duduki lalu mengalungkan lengannya pada leher Minho.

“kalau begitu sekarang saja!! Yaah…” rengek Eun Ri memanja.

“tidak.. sekali tidak ya tidak, kau harus istirahat hari ini, jagi!!” kata Minho mantap, ia menggendong Eun Ri dan memaksanya kembali ke kamar.

“aaahhh…. OPPA yaaaa…….”

******************************

Eun Ri berlari kecil, mengayunkan sepatunya yang ia lepas , asik menendang pasir pantai yang lembut. Ia tersenyum puas sambil terus membenarkan rambut panjangnya yang diterpa angin kencang.

“Jagiyaaaa….. jangan terlalu ceroboh!” panggil Minho dibelakangnya, ia berjalan santai sembari terus mengawasi Eun Ri.

Eun Ri berbalik, lalu tersenyum manis dan kembali berlari menuju Minho. Ia memeluk lengan Minho dan menyandarkan kepalanya. “oppa… boleh kesana yaah!!!” kata Eun Ri menunjuk kea rah laut, Minho menoleh sepintas lalu menggelang keras.

“tidak…tidak.. ini musim dingin, nanti kau makin sakit. Lihat yang lainnya, mana ada orang main air?” larang Minho.

Eun Ri mulai memanyunkan bibirnya. “oppa.. percuma saja kita ke pantai kalau tidak basahhh….” Rengek Eun Ri, Minho makin menatap Eun Ri tajam, memang kebiasaan Eun Ri meminta hal yang aneh-aneh. Namun kali ini benar2 ekstrim.

Eun Ri terdiam sejenak, kembali duduk di atas pasir lalu menjulurkan kedua kakinya. “kenapa selalu dilarang!!” keluh Eun Ri mengambek. Ia menekuk kedua lutunya dan menopang dagunya, menatap hamparan laut yang luas.

“aneh!! Selalu meminta hal yang aneh,, wajar saja kularang!” jawab Min Ho, ia ikut duduk di samping Eun Ri, mengelus rambut Eun Ri pelan.

“aku ingin hal beda.. ingin melakukan hal yang kuinginkan sebelum waktuku habis!” Eun Ri melipat tangannya di atas lutut, menutupi setengah wajahnya dengan tangannya. Mulai merasakan kepalanya yang pening dan pandangannya yang berkunang.

Minho menggeleng karas, memaksa Eun Ri menatap ke arahnya dan memeluk Eun Ri. “Aniyo,,, waktumu masih banyak jagi.. 10 tahun lagi, tidak… 20 tahun lagi lebih dari itu… ya, kau akan bersamaku, sampai tua!!” Minho panic, jika begini ia yang semakin lemah, ia yang semakin tak kuat. Takut kehilangan Eun Ri, takut sendiri, takut kehilangan sosok ceria itu.

Eun Ri memejamkan matanya, sedikit menahan tangisannya yang hampir pecah. “tapi aku sudah tidak kuat lagi oppa,,, penyakit ini semakin membuatku terpuruk. Menyiksaku setiap malam! Selalu takut untuk tidur, takut jika tidak sempat mengatakan selamat tinggal padamu!” jelas Eun Ri membuat Minho semakin terpuruk dan tak tahan, ia merasakan bahunya yang basah, Eun Ri menangis. Benar-benar membuat Minho semakin takut, tak pernah ia melihat Eun Ri menangis seperti ini.

“tidak.. itu tidak akan terjadi jagi.. aku akan disampingmu.. selalu, bahkan setiap malam, akan menungguimu, tetap disampingmu!” bisik Minho, memberikan sebuah ketenangan pada Eun Ri yang menangis semakin menjadi. Eun Ri mengangguk pasrah, menenggelamkan wajahnya pada bahu Minho dan mengeratkan genggamannya.

“berjanjilah akan berada disampingku terus!”

=======

Minho sedikit mengusap wajahnya yang masih tersirat rasa kantuk. ia menoleh pada Eun Ri yang sudah terlihat sibuk melipat kertas origami, di sekitarnya banyak berserakan origami burung yang tergantung rapi. Sesekali mengeratkan syalnya dan kembali tenggelam kedunia origaminya.

“semalam tidak tidur lagi?” Minho mulai mengintrogasi, ia duduk di depan Eun Ri lalu menyita kertas origami yang ada di tangan Eun Ri.

Eun Ri menggeleng pelan. “terlalu takut untuk tidur” jawab Eun Ri sekadarnya, ia meregangkan badannya dan menghela nafas panjang. “hhhaaahh… kemarin tulangku terasa nyeri semua, jadi tidak bisa tidur. Perut juga mual lagi,, hehe!” Ungkap Eun Ri santai, ia tersenyum, tak ingin membuat Minho khawatir.

“kambuh lagi,,? Kenapa tak membangunkanku jagi?” Minho mengacak rambut Eun Ri pelan, begitu khawatir, namun sedikit merasa lega saat melihat senyuman Eun Ri.

Eun Ri mengangguk mengiyakan. “hhmm.. aku tak ingin oppa khawatir. Kemarin terlihat lelah sekali, jadi tak ingin aku bangunkan!” jawab Eun Ri, selalu tersenyum dan ceria seperti biasa. “lihat oppa, lebamku bertambah lagi!” Eun Ri menunjuk pada lengannya yang biru, mengungkapkannya dengan santai dan tanpa beban. Seperti sesuatu yang sudah terbiasa terjadi.

Minho menarik tangan Eun Ri. “tidak minum obat lagi yaa?” Minho mengetuk kening Eun Ri. Eun Ri menunjuk kea rah wastafel dengan wajah innocent.

“sudah masuk wastafel!” jawab Eun Ri polos.

Minho berdecak, susah menasihati Eun Ri. “Maksudnya dibuang?? WAE?? KENAPA SELALU BANDEL??” Minho mulai marah, wajahnya berubah serius. Selalu melakukan kesalahan berulang-ulang, membuat Minho kesal.

Eun Ri menutup telinganya, tak ingin mendengar hal yang sering didengarnya. Menutup wajahanya disela kedua lututnya. “Jangan marahi aku terus!!!” seru Eun Ri.

“BAGAIMANA AKU TIDAK MARAH?? SIKAPMU ITU MENUNJUKKAN KAU TAK INGIN HIDUP!!” Minho tambah kesal.

Eun Ri mulai menangis pelan. “HABIS.. mau bagaimana lagi?? Obat itu.. semua obat itu membuatku makin tak punya waktu.. aku tak ingin meminumnya. Sama saja dengan bunuh diri jika aku meminum obat2 pembunuh sel2 itu…” Eun Ri makin sesenggukan, sudah lelah selalu hidup begini. Sudah letih menghadapi semuanya. Semakin hari semakin tertekan dan terus tertekan. “aku bahkan tak ingin kemo.. aku tak ingin melakukan hal-hal yang hanya membuang waktuku.”

Minho semakin mendekat, menyesali semua perkataannya tadi. Ia Benar egois, mementingkan keinginannya sendiri, terlalu pengecut untuk kehilangan Eun Ri. namun bahkan ia tak tahu sebenarnya Eun Ri yang menderita, Eun Ri yang merasa tertekan. Merasa bingung antara ingin semua segera berakhir, dan ketakutannya untuk kehilangan Eun Ri.

=====

Eun Ri menengadahkan tangannya ke atas, merasakan rintik gerimis kecil yang sangat menarik baginya. Berjalan santai di tengah taman rumah sakit masih dengan pakaian piyama rumah sakit yang benar-benar tidak pas dengan tubuhnya yang mungil. Ia menatap satu persatu langkahnya yang tanpa alas kaki, menginjak rumput taman yang basah sampai akhirnya ia menghentikan langkahnya. Melihat ke arah keributan di koridor rumah sakit.

“wae???” Tanya Eunri heran, memiringkan kepalanya heran dan terus menatap pada sebuah kereta yang berjalan cepat, diikuti dengan beberapa orang di samping kanan dan kirinya. Eun Ri memincingkan matanya, memperjelas pandangan pada orang yang sedang berada di samping kereta itu, seperti tak asing, dan rupanya itu memang benar tak asing lagi.

BRUUKK!!! Tubuhnya ambruk seketika, terduduk di lantai koridor rumah sakit sesaat setelah ia menghampiri orang2 tadi. Menatap kosong kearah lantai tanpa sadar meneteskan air matanya. Masih samar-samar terdengar suara umma minho. Minho kecelakaan saat perjalanan kemari, ia khawatir padamu dan tanpa sadar menabrak trotoar untuk menghindari seorang anak kecil yang menyebrang. DEGG!!!! Setidaknya itu yang dikatakan umma minho sambil terisak tadi. Dan kini ia semakin hancur. ‘kornea matanya sobek, ia takkan bisa melihat lagi’ DEGG!!! Detak jantung EunRi makin cepat saat mendengar kata terakhir dokter tadi. Ingin menangis sekeras-kerasnya tapi takkan bisa, ia tahu tubuhnya takkan sanggup melakukan hal itu. kini ia hanya bisa terduduk lemah di lantai koridor di temani pelukan hangat dari umma minho.

=====

Masih terdiam memandangi garis wajah minho, menatap rahangnya yang kuat dan tampan. Begitu kuat dan masih memiliki masa depan. Eun Ri terus memandangi Minho yang tertidur. Ia tahu minho pasti sangat kecewa saat ia bangun dan mendapati dirinya dalam kegelapan tanpa warna dan sinar. Eunri kembali meneteskan air matanya, secara tidak langsung sudah pasti ia yang salah semua ini terjadi.

‘tak apa-apa, asalkan kau masih ada di sisiku… jagi!!’ masih mengingat minho berkata itu tadi pagi padanya sembari tersenyum manis. “bohong!!!” gumam EunRi, nada bergetar menyelimuti dirinya sejak kemarin , menangis dan terus menangis.

Yah… eunri masih tak percaya minho menerima begitu saja keadaan dirinya. Minho masih memiliki masa depan, ia masih memiliki impian yang harus dicapai, berbeda dengan dirinya saat ini, yang bahkan tak mengerti untuk apa ia dilahirkan dan untuk apa ia hidup. “tapi kau masih memiliki masa depan yang harus kau raih… oppa!!” kembali terisak hebat, menggenggam tangan Minho yang hangat, berbeda dengan tangannya yang pucat dan dingin. Ia terus mengingat saat Minho memeluk dirinya erat, tersenyum manis dan puas saat ia tahu dirinya diterima di salah satu universitas favoritnya. Ia tahu Minho punya banyak impian dan masa depan yang ingin dicapainya, dan mustahil ia langsung tersenyum saat tahu semua itu tak mungkin tercapai lagi. “kau sungguh pintar berakting, oppa!!!” tersenyum kecut, berbisik pada telinga Minho dengan nafas tersengal. Mengecup bibir merah Minho lembut.

======

Sebuah malam….

Yang dingin…

Tanpa siapapun..

Apakah harus terjadi saat ini??

Setidaknya.. berikan aku waktu untuk bertemu dengannya terakhir kali

Melihatnya dan mengecupnya hangat…

=====

EunRi tersungkur pada lantai kamar rumah sakit. Menatapi setiap tetes darah yang keluar dari hidung dan mulutnya. pandangannya mulai kabur dan seluruh tubuhnya perih, sakit dan nyeri. Terasa mual seketika dan terus ingin muntah. Mulai merasakan tubuhnya yang semakin tua karna penyakit, bukannya tua karna umur. Ia mencoba meraih ujung tempat tidurnya, mencoba bangkit meski oleng karena kepalanya pening, mencoba mengendalikan dirinya yang akan kehilangan kesadaran, ia meraih sebuah map, menandatangani isinya dan melemparnya menjauh darinya lalu tersenyum. Setidaknya sebelum waktunya habis, ia bisa melakukan sesuatu yang selalu ingin dilakukannya untuk seseorang yang terus membuatnya tersenyum selama bertahun-tahun dengan penyakit sialan ini.

========

Menyusuri koridor yang sepi, suara langkah kaki berlari menggema hingga keujung-ujung koridor rumah sakit, Minho terus tersenyum bahagia, masih menggunakan pakaian rumah sakit yang tak nyaman, ia tak mempedulikannya, bahkan tak mempedulikan bau obat yang masih menusuk penciumannya. Ia hanya terus berlari, tak sabar menyampaikan sesuatu pada seseorang yang sangan penting baginya.

Minho membuka pintu sebuah kamar rawat tak sabar. “JAGI….” Panggil Minho dengan semangat, namun ia segera terdiam, tak menemukan sosok yang biasanya duduk manis di pinggiran tempat tidur, mengayunkan kedua kakinya menatap lantai yang jauh dari kakinya. Tak menemukan senyuman seorang yeoja yang biasanya disajikannya saat ia datang, tak menemukan lagi suara jernih yang selalu memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’. Yang ia temukan hanyalah ratusan origami berbentuk kupu-kupu yang tergantung di langit-langit kamar dengan indah, dan kamar yang sudah rapi tanpa tersentuh tangan sedikitpun. DEG!DEG!!! perasaan minho berubah tak enak. Ia mendekati tempat tidur, masih meyakinkan dirinya bahwa dugaannya salah. Ia membelai selimut putih yang tertata rapi, kemudian duduk di atasnya.

SREK.. Minho membuka laci di sebelahnya, mencoba menemukan berbagai botol obat yang biasanya tersimpan di sana. Namun ia tak menemukannya, hanya sebuah kaset kecil lengkap dengan recordernya. Klik, minho memencet tombol play dengan gemetar dan ragu, berharap isisnya bukan sesuatu yang tak diinginkannya.

Oppa…. DEG!! Suara jernih itu mulai terdengar dari recorder di tangannya.

Mianhe.. jeongmal mianhe aku tak ada disisimu saat akhirnya kau bisa melihat.

Jeongmal mianhe aku tak bisa berada di sampingmu lagi saat kau mendapatkan nilai terbaik.

Jeongmal mianhe aku tak bisa dipeluk olehmu saat tiba-tiba aku merasa sakit.

Jeongmal mianhe aku tak bisa lagi menemanimu dan berdiam diri di pinggir lapangan dengan sebuah syal pemberianmu saat kau sibuk mengejar bola yang selalu menjadi temanmu.

Tapi percayalah aku masih tetap bersamamu….

Bagaimana dengan mata barumu itu? bagus ‘kan?^^ haahh.. lihatlah cermin dan rasakan bagaimana perasaanku saat melihatmu menggunakan mata itu. kau begitu sempurna di mataku, membuat seluruh hatiku terasa sesak karena debaran jantung yang tak dapat berhenti berdetak cepat.

Oppa….

Kuharap kau mau memaafkanku karena aku selalu menjadi beban bagimu, karena aku tak bisa menemanimu lagi, tak bisa menghiburmu dengan tawaku atau senyumku lagi, karena aku tak berkata apapun tentang ini semua.. jeongmal mianhe oppa!!!

Tapi aku akan selalu berterimakasih padamu oppa! Karena akhirnya aku tahu untuk apa aku hidup. Yaahh.. setidaknya aku hidup untuk memberikanmu warna lagi, memberikanmu sebuah penglihatanku.

Kamsahamnida oppa!!... dan kau tahu,,, setidaknya aku bisa membuat seribu kupu-kupu untukmu.

Dan jika aku terlahir kembali,, jika aku bisa memilihnya.. aku akan memilih terlahir sebagai kupu-kupu yang indah, yang bisa kau lihat dan bisa membahagiakan hidupmu dengan sayapku.

Oppaa…..

Nomu… saranghe…

Tak ada suara manja itu lagi setelah itu, membuat minho tanpa sadar meneteskan air matanya. “nado…saranghe… Eun ri a…” gumam minho pelan, ia mengeratkan genggamannya pada recorder itu, mengulang,, mengulang dan terus mengulang isinya, hanya untuk mendengarkan suara manja dari Eun Ri, yeoja yang selalu membuatnya tersenyum. Selalu membuatnya memiliki impian dan masa depan. Tapi kini kehidupannya telah hilang, kehidupannya telah mati, mulai detik ini… dan seterusnya.

========

Dan akhirnya…

Sebuah kisah indah hanya akan terkubur dalam…

Membuat luka goresan tanpa obat…

Tak mampu mencoba untuk menjadi biasa..

Menyisakan sebuah kehidupan yang mati…

Meninggalkan segelintir kenangan yang takkan bisa dilupakan…

Namun itu…. yakinlah akan akan menjadi sebuah awal..

Kehidupanmu yang kedua dan takkan kalah indah.


4 komentar:

  1. huaahhahahah!!!!!!!!!!!!!!! (gaya nangis terbaru)

    gilaaaaaaaa lo, sedih!!!!!!!!

    menong ma gw aja sini, gw peluk, gw cium gw sayang selamanya...
    laen kali, kasih tanda sedih ya di wall nya, biar gw siap mental bacanya... :((

    BalasHapus
  2. gila....teary eyes lg dong.....ayo ratih tanggung jawab...aq nangis2 nie sekarang......T_T

    nice story bgt.....

    BalasHapus
  3. @nuna :: nanti.. saya kasih tanda
    warning.. cerita sedih XXDD
    hekekekekekeke

    jangan macem2 ye sama suami gw (annoyed)


    @nana :: hahaha... nana aja yang tanggung, aku yang jawab... biar sama2 tanggung jawab (lmao)
    heheheh... jangan nangis.. cup.cup.cup XXDD

    BalasHapus
  4. kayana aku dah prnah baca ini (-.-")
    yang di note fb-mu ya cing ?? (thinking)
    hhhee

    BalasHapus

Previous Post Next Post Back to Top