Minggu, 06 Juni 2010

[fanfiction] Sleeping Prince part 3 of 3

Cast :

• Choi MinHo (SHINee)




















• Choi SeNa (as YOU)


• Choi ShiWon (SuJu) as SeNa’s old brother





















= = = = = = =

“kau pasti bisa… ingatlah,, aku tetap mencintaimu sampai mati…… jagiya!” ujar MinHo,, ini ucapannya yang terakhir. Ia menutup telepon dariku setelah itu. aku bahkan tak sempat mendengarkan kata2nya tadi. Aku benar2 bodoh.

Aku duduk di atas kasurku, menatap nanar kea rah cermin di seberangku. Kau bodoh Sena… benar benar bodoh. Aku semakin muak dengan diriku sendiri, kenapa begini saja sudah kacau. Tapi aku tak bisa memungkirinya. “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH…” teriakku, aku membanting handphoneku ke cermin hingga cermin itu hancur,, pecah berserakan. Sama seperti hatiku saat ini. aku benar2 rapuh.

*******************

*MInHo POV*

Klik.. aku menutup flip hpku dan melemparkannya ke kasur disebelahku. Jujur saja, aku benar2 tak bisa menerima semua ini, begitu sulit. Beginikah rasanya sakit hati? Benar2 sakit. Bahkan aku tak merasa lapar. Bodoh.. jelas saja!!

“oppa…. Kau baik-baik saja?” suara kecil memanggilku, aku berbalik dan menemukan seorang anak kecil berdiri di balik pintu. Ia berjalan menghampiriku yang sedang duduk di samping kasur dan bersandar. “waeguraeyo oppa?” tanyanya lagi, suara kecilnya menenangkanku.

“gwenchana Seun Ri!” kataku berbohong, aku mencubit pipinya dan tersenyum paksa. Tapi Seun Ri malah memukul kepalaku keras dengan tampang seram.

“jangan bohong,,, aku ini tak bisa dibohongi!” ujar Seun Ri, ah.. dia masih 5 tahun, tapi sangat peka. Tidak sepertiku… aku mengelus kepalaku pelan. “oppa sedang sakit? Sini Seun Ri sembuhkan, mana yang sakit? Oppa kan biasanya selalu aneh kalau sedang sakit!” kata Seun Ri lagi, yaahh…. Seun Ri benar, aku sakit, sakit sekali.

Aku memegang dadaku dan memukulnya pelan. “ disini.. disini yang sakit!” ujarku, Seun Ri mendekat dan memegang dadaku. Wajahnya terlihat lucu,,, apa aku akan seperti iblis itu nantinya?? Kuharap tidak.

“sakit.. sakit.. terbanglah dan jangan kembali ke oppaku,, biar saja Seun Ri yang rasakan!” Seun Ri melepas tangannya dari dadaku dan meniupkan tangannya. Haha.. biasanya aku yang selalu mangatakan hal itu ketika ia sakit, tapi sekarang malah berbalik. Aku mengelus kepala SeunRi pelan. “oppa.. sudah baikan?” Tanya SeunRi. Aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Aku berbohong, pada seun Ri.

*Seun Ri*

Oppa mengangguk padaku sambil tersenyum,, aku jarang melihat senyumannya seperti itu. aku balas tersenyum padanya dan mencium pipinya. “aku sayang oppa!” bisikku, namun oppa malah tertidur, hhaahhh.. kebiasaannya muncul lagi, oppa aneehhh =___=

*****************************

*Sena*

Pagi begitu cepat datang, kurasa matahari benar2 tak sabar menggantikan posisi bulan. Aku tertelungkup di kasur sambil terus membungkus tubuhku dengan bedcover yang tebal. Kurasa kemarin aku tertidur setelah seharian menangis, mataku terasa sakit saat aku melihat sinar matahari yang mulai merambat ke dalam kamarku melalui sela2 bingkai jendela.

Aku terbangun dan tak mendapati diriku di cermin lagi, benar saja,, sepertinya kemarin cermin itu sudah kupecahkan. Dan annndddwwweeeee tanpa sadar aku membanting hpku T.T. aku beranjak dan segera membasuh wajahku dengan air. Mataku sepertinya bengkak hebat. Hari ini aku akan menjalani hidup baru, nee…. Harus.. JJANG!!

*Shiwon*

Sudah semalaman aku terus berada di depan kamar Sena tanpa tertidur sedikitpun,,, kemarin aku mendengar suara pecahan kaca hingga akhirnya memutuskan untuk diam disini. Sena baik2kah?? Entahlah, setelah suara cermin pecah itu aku tak mendengar lagi suaranya berteriak.

Aku masih menunggu di depan kamar Sena sambil memeluk kedua lututku, aku bersandar di daun pintu dan menyandarkan kepalaku ke kedua lututku.

BBUUGG…. Punggungku terasa sakit,, seseorang menendangku dari belakang. Aku terbangun dan berbalik. “SENA?” panggilku tak percaya, aku melihatnya yang cemberut padaku.

“yaa’ oppa.. sedang apa kau di depan kamarku? Kau mau berbuat mesum pada adik kandungmu sendiri hah?” bentak Sena, aku diam tak dapat bekata apa-apa. “hhhhaaahh.. sudahlah,,, jangan dipirkan, aku hanya bercanda, hei oppa.. kau masak apa hari ini? aku sudah lapar nih!” Sena merangkulku, sepertinya semangatnya kembali lagi. Aku tersenyum tenang, sepertinya ia sudah mulai menerima apa yang terjadi. Mungkinkah?

“aku belum masak!” kataku pelan.

“AAAHHH… masa kau belum masak, yaa’ oppa.. jam segini belum masak, oppa macam apa kau ini. ayo masak!” Sena menendang pantatku pelan dan mendorongku paksa kedapur. Aku tahu.. aku tahu Sena pasti berusaha mencairkan suasana soal yang kemarin. Aku benar2 salah, tapi Sena selalu mengalah. Mian Sena… aku memang kakak yang tak becus.

***************************

*Shiwon*

Sudah seminggu sejak kejadian itu, kini hubunganku dengan Sena semakin baik,, tapi aku tak yakin Sena bisa melupakan MinHo. Aku tahu itu… walau setiap saat ia bersikap ceria di depanku, walau ia tertawa riang di hadapanku, walau dia seratus kali berusaha menyembunyikan hatinya padaku, tapi aku tahu Sena masih belum sembuh,, dari luka yang aku sendiri yang menggoresnya.

“bagaimana ? setuju tidak” tanyaku ke Sena yang sedang membantuku memilih makanan di supermarket. Sena malah terbengong dan terus memperhatikan sebuah toko eskrim di sebrang kami. Aku jadi malah sibuk membatu sambil melihatinya, sudah seribu kali aku mendapatinya melamun seperti ini. Sena… aku tau kau belum bisa melupakannya.

Aku menggoyangkan tubuhnya pelan, membangunkan sena dari lamunannya. “Sena!!” panggilku. Sena Nampak terkejut dan menoleh padaku.

“ne??” balas Sena, pandangannya masih belum rela lepas dari toko eskrim itu. aku mendekat kearahnya, memegang kedua pipinya dan memaksanya menghadap ke arahku.

“masih belum lupa ya??” tanyaku. Sena menatapku serius, ia terdiam lama, tapi akhirnya melepas kedua tanganku dari wajahnya.

“sudahlah oppa,,, jangan bicara yang tak kumengerti” seru Sena sambil memasang senyum manisnya, aku tau Sena.. aku tahu senyum itu palsu.

*****************************

*MinHo*

“mau apa kau?” tanyaku tanpa ekspressi saat menemukan sosok iblis itu di depan rumahku. Aku bersandar di bingkai pintu sambil asik memakan lollipop super big pemberian Seun Ri. (si iblis = shiwon. MinHo selalu manggil shiwon dengan panggilan iblis)

“aku mau bicara!” selanya. Aku tak bergeming, malah sibuk menggigit lollipop, haah.. kenapa makanan itu cepat sekali habis? “yaa’.. jerapah,, aku mau bicara!” ungkap iblis menjitak kepalaku keras. Yaahh… lagi-lagi iblis ini memukulku. Aku mengelus pelan kepalaku yang sebenarnya sudah kebal dengan jitakan-jitakannya. “yaa’.. dengar tidak? Aku mau bicara denganmu, jangan malah diam ga jelas begitu!” ucap iblis kesal,, aahh?? Dari tadi dia mau bicara denganku? Kenapa tidak bilang??

“ne..” kataku, aku memberi celah padanya agar ia dapat masuk ke dalam rumahku. Dan tanpa kusuruhpun ia langsung menyelonong dan berjalan menuju dapurku.

“tidak perlu repot-repot, air mineral saja sudah cukup!” katanya padaku.

“yaa’ aku sama sekali tdk menawarkanmu minuman!!”

“aahhh…. Kalau gitu berikan aku makanan!” tawar iblis lagi.

“bodoh… aku tak sudi membagikan makananku padamu.” Sergahku, aku langsung menariknya yang sedang asik menyelonong membuka kulkasku. “ sana kau minum air keran saja!”

“yaa’.. begini caramu melayani tamu??” seru iblis,, lagi-lagi ia menjitak kepalaku,, apa kepalaku segitu bagusnya hingga orang menjadi gemas?

Kulihat iblis itu kembali membuka kulkasku dan mengambil sebungkus makanan ringan. “ yaa’ kau ini mau merampokku atau mau bicara padaku??” seruku sambil merebut bungkusan di tangannya. Ia mengambilnya lagi dan membuka bungkus itu dengan kilat.

“dua-duanya,,, ini sebelum akhirnya kau merampok adikku bodoh!” ungkapnya, ia mencomot beberapa isi makanan itu sekaligus.

“mwwoo????” tanyaku tak mengerti.

“nee… kuanggap ini balasan sebelum akhirnya kau kuberikan adikku!!” jelasnya lagi. Aku masih tak mengerti. Kubuang lollipop yang dari tadi menempel dimulutku, kalau sudah begini rasa laparku benar2 hilang ditelan langit. “masih tak mengerti?” tanyanya setelah sekian lama ia melihatku tak bereaksi dngn omongannya tadi. “hhyyyaaahh…. Aku heran kenapa orang bodoh sepertimu bisa masuk sekolah unggulan. Sini kau,, biar kujelaskan semuanya.” Omel iblis, aku masih terdiam, tapi akhirnya mendekat ke arahnya.

*************************

*Sena POV*

Aku masih berdiri menunggunya,, aahh.. sedikit lagi saja Sena,, sedikit lagi. Tapi.. ini sudah malam,,, kemana sih oppa?? Kenapa lama sekali datangnya?? Sesekali aku melirik ja yang menempel di tangan kananku. Sudah jam 6 sore,, tapi oppa belum datang juga. Dari kemarin juga belum pulang2 kerumah,, apa maunya sih?

Aku membuka kembali handphoneku yang baru saja dibelikan oppa. Benar-benar aku masih menyimpan smsnya kemarin. Ini sudah lewat 2 jam dari yang ditentukan.

Saengil Cukkhae yo.. dongsaengku tercinta..heeheee… aahh.. iyaa… tunggu aku jam 4 di danau dekat kompleks,, aku bawakan kado istimewa untukmu ^^. Arasso??

Apanya yang jam 4?? Sudah 2 jam begini dia membuatku mengering. Ini sudah malam, dan aku sudah mulai kedinginan disini. Haaaahh… awas saja kalau dia datang nanti, aku cincang kau jadi salad daging!!!

Aku terus menunggu oppa sembari duduk di bangku dekat danau. Sesekali aku menggosokkan tanganku yang kedinginan karena udara malam. Kembali aku melirik jam tangan yang sudah mulai berembun, sudah jam setengah delapan, tapi oppa belum datang-datang juga,, apa maunya sih? Hhhaaahh.. mana disini aku kedinginan pula. Ssshh…. Salahku juga aku tak membawa jaket.

Aku mulai sibuk memencet tombol hpku dan menelpon shiwon oppa. Tuutt… ttuuttt.,.. sial,, tidak di angkat. “hhhaahhh cukup Sena,, kesabaranmu sudah sampai sini saja!” gerutuku sambil meniupkan telapak tanganku yang mulai kedinginan. Aku memasukkan hpku ke kantong lalu beranjak dari bangku untuk pulang. Sampai akhirnya seseorang mampu menghentikan langkahku, seseorang yang membungkusku dengan sebuah jaket tebal dari belakang. Aku terhenti,,,, tak berani berbalik kebelakang, bau manis ini.. aku selalu hafal wangi tubuhnya.

“teganya iblis itu membuatmu menunggu!” celetuk suara berat dari belakang. Tidak.. ini benar2 dia, jantungku kembali berdetak tak teratur. Tidak,, aku tak ingin hal ini terjadi lagi, aku tak ingin menangis keras lagi. Entah kenapa kakiku malah kembali melangkah, tanpa menoleh padanya aku berusaha untuk meninggalkannya, tapi ia mencegahku, si nyentrik itu mencegahku. Ia menarik tanganku dan memaksaku berbalik mengahadapnya.

“kenapa? masih mau meninggalkanku?” tanyanya, aku semakin tak tahan. Tidak,, ini cinta yang benar2 tak boleh diteruskan. Jantungku semakin cepat berdetak dan nafasku semakin tak bisa kuatur saat melihat sosok MinHo didepanku, hari ini dia benar2 tampan, tidak nyentrik seperti biasanya.

“tidak.. MinHo,,, ini tidak boleh diteruskan lagi!!” ungkapku menolak meskipun ini benar2 sangat menyakitkan. Tiba-tiba ia memelukku,, memelukku erat hingga aku tak bisa melepaskan pelukkannya.

“tapi aku mencintaimu!” bisiknya di telingaku sampai membuatku merinding, selalu begini, aku selalu lemah jika berhadapan dengannya. Dan bodohnya,, lagi-lagi air mataku keluar, hangat dan membasahi baju MinHo.

Aku membalas pelukannya erat, membiarkan rasa kalutku lepas dipelukannya, melepaskan bebanku dipelukannya. Aku rindu padanya,, sangat merindukannya. Ini bahkan tidak seperti biasanya. “aku juga.. mencintaimu… jeongmall!!!” seruku sesenggukan. Aku semakin mengeratkan genggamanku di bajunya. MinHo hanya terdiam. Ia melepaskan pelukannya perlahan, menghapus air mataku yang mengalir deras dan mencium pipiku lembut. Aku malah semakin menangis keras dan menggenggam tangannya yang memegang kedua pipiku.

“jangan menangis.. ini semua sudah berakhir… kau dan aku tidak akan terpisahkan lagi!” hiburnya padaku. … lama sekali aku mencerna kata-katanya hingga akhirnya aku menghentikan tangisanku. Apa maksud perkataannya?

“mwo?” tanyaku pelan, masih sesenggukan karena mengangis keras. Mataku menatapnya heran. Ia malah tersenyum manis.

“hei.. begitukah cara dua sejoli berpacaran? Yaa’ kau apakan adikku sampai menangis?” Ungkap seseorang yang muncul dari belakang MinHo.. aku tersentak kaget saat melihat sosok Shiwon oppa. Tuhan,, tidak.. jangan lagi. Dengan cepat kulepas tangan minho dan menghampiri Shiwon oppa.

“aniyo oppa… ini.. bukan seperti yang kau kira!!” aku berusaha menjelaskannya pada Shiwon oppa, namun ia malah menepuk bahuku dan membalikkanku, ia mendorongku kembali menuju MinHo.

“lihatlah dia,, hanya lihat dia saja,,, tak usah memikirkanku mulai saat ini.” seru Shiwon oppa, aku semakin tak mengerti. Kulihat MinHo tersenyum mengangguk.

“tapi oppa….!!”

Shiwon oppa menempelkan telunjuknya ke bibirku, ia mengembangkan senyum manisnya. “ssstt… ini sudah keputusan terakhirku. Sesekali jangan mau mengalah padaku bodoh! Kau pikir kau begitu aku senang?” ungkap oppa, ia mengacak rambutku pelan. Apa ini berarti ia sudah menyetujuiku dengan Minho?? Aahh.. aku baru sadar...

“jadi…. Yang oppa menyuruhku kemari agaarr…” aku menghentikan kalimatku,, Shiwon oppa mengangguk cepat dan mantap.

“nee.. aku yang mengatur semua ini. aku tak ingin melukai hatimu lebih dari ini.. Sena. Mianhe aku sudah menjadi orang tua yang gagal,,, dan kakak yang gagal.” Shiwon oppa menunduk,, aku mengerti perasaanya sekarang. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku egois sekali?? Selama ini dia selalu memikirkanku, dia selalu berusaha memberikanku yang terbaik, merawatku dan berusaha menjadi orang tuaku. Tapi aku malah terus protes padanya. Aku memang bodoh, seharusnya aku mengerti shiwon oppa kenapa melakukan ini.

Dengan cepat aku memeluk Shiwon oppa,, memeluknya hangat. Aku tahu selama ini ia bimbang, selalu menginginkan apapun yang terbaik untukku, namun ia bingung harus berbuat apa. “tidak oppa.. kau salah,, kau adalah oppa yang paling terbaik di dunia,, dan kau adalah orang tua yang benar2 berhasil. Aku sayang padamu!” hiburku,, aku mulai menangis lagi. Benar2 cengeng.

“nee… dongsaeng… aku sayang padamu juga!!” katanya.. sesaat ia membalas pelukanku lalu melepasnya. Ia memegang kepalaku sambil tersenyum, jail. “sudah2.. aku tak suka part ini!! benar2 menyedihkan melihat adikku menangis terus!” katanya, ia tersenyum… dan itu adalah hadiah yang terbaik untukku.

Aku mengangguk dan menghapus air mataku. Shiwon oppa mengelus kepalaku sepintas lalu berjalan menuju MinHo yang masih terpaku. “yaa’ jerapah… jaga adikku baik2.. arasso?? Kalau kau sampai membuat adikku sakit, sumpah demi Tuhan aku akan memanjangkan lehermu hingga bertambah sepuluh meter!” ancam Shiwon oppa,, aku hanya tertawa kecil melihat tingkah laku mereka.

“ne, hyung!” jawab MinHo dengan pokerfacenya.

Bletak… Shiwon oppa kembali menjitak kepala MinHo. “kau bilang apa??? Hyung? AKU TAK SUDI KAU PANGGIL BEGITU,,kita ini sebaya bodoh.”

“oohh?? Begitukah?? Hmm.. kupikir kau lebih tua,, habis..”

“habis apa hah?? Ayoo habis apa???” hampir saja Shiwon oppa kembali memukul MinHo,, namun keburu kulerai.

“stop.. sudah2.. kalian ini sebenarnya masih tk atau sudah sma sih??” sergahku. Mereka hanya tertawa dan saling merangkul.

“hahaha.. itulah persahabatan.” Jelas MinHo. Namun raut wajah Shiwon oppa berubah.

“mmwwoo?? Sahabat? Tak sudi aku punya sahabat sepertimu!” elak Shiwon oppa. “aahh ya sudahlah,, aku mulai mengantuk.. kalian baik2lah berdua oke??” tegas SHiwon oppa lalu menepuk pundak Minho keras. Belum ada satu meter ia berjalan, ia kembali berbalik menuju MinHo.

BRUK… ia menendang kaki MinHo hingga ia tgersungkur. “ itu imbalan karena kau sudah merampok adikku, hahaha!” Shiwon oppa tertawa puas dan berlari menjauh dari kami, ,, aku Cuma bisa memandang shiwon oppa sinis sembari membantu MinHo duduk.

“kau tak apa-apa?” tanyaku khawatir, sepertinya MinHo terlihat kesakitan.

“gwenchana,, itu sudah makanan sehari-hariku!” katanya,, dan akupun ikut menjitak kepalanya.

“yaa’ kau juga sih.. mau saja disiksa seperti itu dengan shiwon oppa!”

MinHo tertawa kecil melihatku kesal, namun ia akhirnya kembali serius. Ia menatapku dengan tatapan tajamnya,, aaahh… tatapan itu benar2 membuatku kembali merasakan degdegan.

“yang penting kan aku bisa memilikimu!” kata MinHo polos,, ia membelai wajahku pelan dan mendekatkan wajahnya padaku dan mencium keningku lembut,, mencium hidungku,, n akhirnya mencium bibirku. Aku membalasnya, ciuman hangat darinya yang tak pernah kurasakan.

“manis!!” seruku sesaat setelah aku melepas ciuman itu. MinHo hanya tertawa geli.

“jelas saja,, aku kan sedang memakan permen. Aku tak ingin tertidur lagi saat ingin menciummu!!” jelasnya. Hahah.. aku benar2 beruntung memilikimu,,, tak peduli sebodoh apapun,, senyentrik apapun, secuek apapun dirinya, aku tetap merasa beruntung memilikinya. Bagiku dia tetap pangeran tidurku.

Tak peduli kau bagaimana

Tak peduli kau siapa

Tak peduli kau apa

Yang jelas aku merasakannya

Walau sampai dunia mengatakan aku bodoh

Aku tetap merasakannya

Perasaan dimana aku tak bisa mengungkapkapkannya dengan logika

Dimana aku tak bisa menyangka ini cinta…..

THE END


3 komentar:

  1. Halah!! curiga cinta monyet lo ini ya..
    detail bgt ciumannya,, hahahhah (ngakak abis)

    semngt dengan cinta pertama, monyet dll

    ^^

    BalasHapus
  2. kagaaaa.... (blush) (lmao)
    kaga kok.. kaga detail mah (kabooorrr)

    BalasHapus
  3. Minho kelakuannya kaya 'L' yg di death note hobi banget makan lolipop hehehehehe

    BalasHapus

Previous Post Next Post Back to Top