Sabtu, 27 Maret 2010

Love isn't Blind [Chap Three]

cast ::
.:: SHINee member ::.


.:: The Girl ::.
Jung Geun Seon
Jung Taehyun
Ye Shin Mi
Lee Hyeo Rie
Kim Hye Rin
.::_ _ _ _::.

“nih…!” Hyeo rie menyodorkan segelas kopi hangat pada minho yang sedanng duduk di bangku taman yang hampir tertutup salju. Hyeo rie tersenyum puas, akhirnya ia bisa membuat gunung es di sampinghnya ini megikuti sedikit kemauannya.
“kenapa kau mengikutiku?” Tanya minho datar dan dingin, mengambil gelas kopi dari tangan hyeo rie dan meletakkan gelas itu di sebelahnya tanpa meneguknya setetespun.
Hyeo rie tersenyum, harus sedikit ekstra kerja keras rupanya untuk menanyakan hal yang ingin ia ketahui dari namja beku ini. “aku.. ingin bertanya padamu!” singkat Hyeo rie, minho membalas tatapan hyeo rie dengan tatapan datarnya, tatapan yang diam dan berkharisma. Aku tahu tatapan itu!! pikir hyeo rie.
“tanyakan!!” minho membuka suaranya, membuat hyeo rie menghela nafasnya panjang dan mencoba serileks mungkin.
“kau… apa kau kenal dengan eun ri??” hyeo rie memulai, membalas tatapan Minho dengan mantap. Perlahan ia merasakan tatapan berkharisma itu melemah, gunung es itu menampakkan senyum sinisnya sangat tipis, mendengus pelan dan kecil.
“kalau iya.. kenapa? tak ada hubungannya denganmu!”
“tentu saja ada!!! Yaa’.. apa kau tak bertanya aku ini siapanya eun ri?? Ayo tanyakan!!!” paksa hyeo rie. Lama Hyeo rie menunggu suara Minho, tapi tetap saja si charisma itu tak berbicara, malah terdiam seribu bahasa. Mungkin ia benar2 tak ingin tahu siapa hyeo rie itu.
= = =
*Hyeo rie POV*

Lama aku berdiam menunggu jawabannya, tapi si namja dingin ini sama sekali tak bereaksi. Aku hanya melihatnya memainkan kopi pemberianku. Aku memanyunkan bibirku, memutuskan untuk mengalihkan pandanganku lurus kedepan dan mengigit pinggir gelass kopiku daripada harus menatap gunung es di sebelahku ini. “padahal aku kan kakak tirinya eun ri!!” gumamku pelan, sangat pelan bahkan kurasa minhopun tak mendengarnya. Tapi sepertinya aku salah, kurasakan ia merubah posisinya dan menatapku. Aku hanya berpura-pura untuk tak tahu dan tetap menatap lurus ke bawah, melihat putih salju yang ternoda coklatnya tanah.
“kau bilang apa?” suara beratnya memanggilku. Aku menoleh padanya, bersiap menjelaskan sekali lagi.
“aku bilang….. aku.. kakak tirinya eun ri!!” jelasku lagi, aku berharap ia memiliki sedikit ekspressi terkejut atau apapun,. Tapi aku sama sekali tak menemukannya. Ekspressinya tetap sama, tak berubah.. aku heran. Kenapa sih dengan orang ini!! tapi aku tak boleh menyerah, aku harus tahu siapa dia!! hanya dia jalan satu-satunya agar aku mengetahui eun ri! “lalu… kau siapa?” tanyaku padanya yang lagi-lagi tak menghiraukanku. Tapi kurasa telinganya tetap tajam untuk mendengarkanku berbicara.
“percayalah.. kau tak akan ingin tahu!!” jawabnya datar.. HHHAAAHHH… benar-benar jawaban yang tak ingin kuharapkan. Susah sekali meminta jawaban dari orang ini.
= = = =

Suara gelak tawa itu nyaris terdengar di setiap pojok koridor pagi itu. yaa… onew dan jonghyun sedang mengembangkan tawanya keras sesaat setelah mendengar penjelasan taemin yang dialaminya tadi malam. “benar-benar mudah ditipu!!” Jonghyun membuka suaranya. Melihat taemin mengembungkan pipinya.
“hya… Hyung. Kau jahat sekali!!” taemin menatap Jonghyun kesal, bergantian menatap onew “KAU JUGA!!!” teriaknya.onew dan jonhghyun tak mempedulikan rengekan taemin. Sampai seseorang tiba-tiba mengalihkan perhatian jonghyun.
GREP!! Jonghyun menggenggam erat ujung jaketnya kala melihat sosok yeoja itu tak sengaja menangkap sosoknya, segera yeoja itu melambaikan tangannya pada Jonghyun. mungkin yeoja itu tak menyadari bahwa melihatnya saja sudah membuat jonghyun keringat dingin.
“yaa’.. hyung!! Nuguyo??” Tanya taemin, jonghyun hanya terpaku tak menjawab, malah menepuk bahu taemin dan sedikit mengeratkannya.
“aku…. Mau ke toilet!!” seru jonghyun, ia segera berbalik arah dan berlari, menghindari tatapan yeoja yang selalu mengikuti sosoknya.
“ahahahhahaa….. sepertinya aku tahu apa masalah preman itu!!!” onew berbalik, setengah puas setelah melihat punggung jonghyun menghilang di antara kerumunan ramai.
“yaa….. sepertinya ia bermasalah lagi dengan phobianya!” susul taemin, mengembangkan senyumnya puas, sepertinya hyungnya sudah mulai terkena imbas ejekan. Dan kini giliran onew, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya, mencegat taemin dengan menarik bahunya erat.
“sekarang giliranku!!” ucap onew setengah gemetar, lagi-lagi ia menemukan sosok permpuan itu tengah memanggilnya. Taemin hanya terheran, menatap hyungnya yang memandang kosong ke belakangnya. “aku benci hal ini!!” seru onew terakhir kali sebelum memutuskan untuk berbalik, meninggalkan taemin sendiri tanpa penjelasan yang logis.
“aaahhh… semuanya kenapa??” Tanya taemin heran.
= = = =

Pengakuan dosaku hari ini!!
Aku.. benar-benar merasa bersalah pada Shin Mi nuna. Dia begitu baik,bahkan tugasnya ia kesampingkan hanya untuk menjagaku dan meminjamkan bahunya padaku tadi malam. Aku merasa bersalah. Kurasa aku harus melakukan sesuatu untuknya :)

Plek… Key tersenyum lega, selalu begitu setelah ia menulis isi hatinya pada buku kecil di tangannya itu. “ahhhhh…” Key meregangkan tubuhnya sesaat, semua badannya terasa pegal lantaran harus tertidur di kursi bioskop kemarin malam. Ia menutup bukunya dan segera memasukkannya ke dalam tas.
“yaa’.. umma, kau sedang apa? Senyum-senyum sendiri” Taemin terkekeh jail, menopang dagunya di atas meja, menatap key dengan tatapan mengintrogasi.
Key malah sinis, mendengus kesal. “kau mau tahu saja urusan orang” elak Key. “yaa… daripada kau harus berkeliaran tak jelas di kampus orang, lebih baik kau kembali saja ke habitatmu ke gedung sebelah.. sna.. sana!!” usir key, mendorong-dorong kening taemin agar taemin mau keluar dari hadapannya. Taemin hanya tersenyum jail sebelum akhirnya ia terpaksa pergi dari kelas Key.
“yaa’…Umma… SHIN MI NUNA mencarimu!!! Hahahaha” teriak Taemin terus terkekeh geli sebelum memutuskan mengambil langkah cepat sebelum Key berniat memakannya mentah-mentah.
= = = =

“oppa…..!!” suara lirih itu terus memanggil lagi. onew malah makin tak mempedulikannya, ia makin mempercepat langkahnya. Menjauh dari kejaran bayangan yeoja itu. kini ia kembali mengingat kejadian buruk itu lagi. ingatannya kembali lagi ke masa lalu, masa lalu yang terpaksa membuatnya makin tak ingin menatap yeoja itu lagi.
*flash back*

“Seon a!!” onew memanggil sosok yeoja di depannya. Seon berbalik, menampakkan wajahnya yang merah karena menangis. Ia menatap onew lirih, onew menghentikan langkah kakinya beberapa meter sebelum sempat menghampiri Seon. Sedikit heran mengapa seon tiba-tiba berlari dari hadapannya sembari menangis.
“oppa… mianhe!!” kata itu yang terakhir disampaikan seon dengan pelan, sesaat sebelum onew merasakan sebuah hantaman keras mendarat di punggungnya. Membuat onew tersungkur. Teriakan Seon semakin terdengar, ingin menghentikan perbuatan beberapa namja di sekeliling onew, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
KREK!!! Salah seorang namja menginjak telapak tangan kanan Onew dengan keras, dan berkali-kali memukuli onew hingga pingsan. Tak sempat memberikan onew waktu untuk bertanya ada apa sebenarnya? Mengapa ia tiba-tiba mengalami hal ini?? mengalami hal yang membuatnya terpaksa mengakhiri karir pianonya dengan tulang tangan yang retak.

*end of flash back*

“OPPA!!!!” suara itu semakin jelas terdengar, onew terpaksa berbalik kala seon menarik lengannya dan memaksanya untuk menghadap padanya.
“WAE???” onew balas berteriak, melepaskan tangan seon dari lengannya dengan kasar. Ia mengeratkan genggaman tangan kirinya. Mengatupkan bibirnya menahan marah. Menatap seon yang terus berharap agar onew mau memaafkannya.
“aku tak akan berhenti mengejarmu sampai aku mendapatkan maaf darimu oppa!!” ucap seon lirih. Onew mengalihkan pandangannya, menunduk tak ingin melihat sosok yeoja di depannya.
“mungkin… aku akan memaafkanmu…” onew mereda dengan nada lembutnya, menunggu reaksi senyuman dari seon yang segera muncul setelahnya. Onew menegakkan kembali kepalanya, menatap tajam mata seon yang selalu sembab karena menangis. “aku akan memaafkanmu, jika saja saat aku sadar waktu itu, kau masih berada di sampingku dan mau menjelaskan apa maksud semua ini. jika saja aku tahu dari mulutmu sendiri, mengapa hal ini terjadi….” Onew menghentikan kalimatnya sesaat, melihat ekspressi seon yang kini berubah.
“oppa…”
“tapi… aku malah mendengar alasan itu dari mulut orang lain. Dan harus menerima kenyataan bahwa kau meninggalkanku, pergi entah kemana tanpa kabar. Dan sekarang kau kembali… meminta maaf padaku. kau pikir semua itu masih berlaku??” onew meninggikan suaranya sedikit lantang. “maaf seon.. kau terlambat!!!” ucapnya lagi. ia memutuskan untuk meninggalkan seon sendiri, sebelum keinginannya semakin membuat ia membenci seon semakin dalam.
“kau bahkan tak membiarkanku menjelaskan kenapa aku melakukannya. Oppa!!” gumam seon pelan, menutupi wajahnya yang kembali sembab dengan kedua tangannya.
= = = =

“yyaa’!!!” panggilan itu semakin lantang, mengejar jonghyun yang mungkin merasa ingin tenggelam saja dari dunia ini.
Jonghyun memejamkan matanya, sepertinya ia memang harus menyerah, berhenti dan berbalik menghadapi yeoja yang seolah ingin memakannya setelah mendengar ia bernyanyi. “w-wae???” Tanya jonghyun pelan. Tak berani menatap mata yeoja itu. Taehyun tersenyum, akhirnya ia tak harus lebih menguras energinya lagi mengejar namja aneh ini.
“eemm.. aahh.. aniyo, aku hanya ingin mengatakan. Suaramu kemarin…”
“aneh.. jelek… tak enak didengar?” jonghyun memotong, sewaktu kecil teman2nya selalu mengatakan hal itu. itu sebabnya jonghyun benar-benar tak ingin menyanyi di depan orang lagi meskipun ia sulit untuk melepaskan kebiasaannya. “yaahh.. aku tahu itu. tak usah kau katakan lagi. itu hanya akan menghabiskan energimu saja jika mengejarku hanya untuk mengatakan hal itu.” ujar jonghyun merendah. Taehyun mengerutkan alisnya heran, mungkin ia menganggap jonghyun memanglah namja yang aneh.
“yyaa’.. belum saja aku selesai mengatakan!!” lanjut taehyun. “kalau boleh jujur, sesungguhnya suaramu benar-benar bagus. Aku menyukainya.!!” Taehyun berujar, membuat jonghyun tersenyum sinis. Menganggap banyak tersirat kebohongan pada kalimat yeoja di depannya kini.
“jangan bersikap seolah tak ingin membuatku kecewa. Suaraku aneh dan jelek, itulah kenyataannya!!”elak jonghyun, kini ia sudah mulai berani menatap mata taehyun meskipun ragu.
Taehyun menggeleng mantap, menjawab bahwa pernyataan jonghyun itu benar-benar salah. “aniyo.. aku benar-benar tidak bohong! Suaramu benar-benar bagus. Malah aku ingin mengajakmu bekerjasama!” kata Taehyun lagi, membuat Jonghyun bergantian mengerutkan alisnya heran.
“kerjasama??”
Taehyun mengangguk, tersenyum manis dan menyodorkan tangannya. “aku lupa,, Jung Taehyun. Kau bisa memanggilku Taehyun saja! Aku mahasiswi jurusan seni musik ^^.” Jelasnya, jonghyun membalas uluran tangan itu dengan ragu.
“jonghyun, kim jonghyun” singkatnya, tepatnya.. ia masih belum mengerti apa maksud dari kerjasama Taehyun.
“eemm.. kemarin aku tak sengaja mendengarmu menyanyi. Dan aku benar-benar minta maaf atas itu. tapi.. aku benar-benar tertarik dengan karakter suaramu, jadi.. aku ingin meminta kerjasamamu untuk membantuku menyanyikan lagu ciptaanku. Eotokhae?” jelas Taehyun. Jonghyun masih terdiam, ragu dengan penawaran yang diberikan Taehyun. “yyaahh.. aku tidak akan membiarkanmu bekerjasama denganku tanpa bayaran. Dan.. kau bisa menjawabnya nanti jika kau masih ragu ^^!!” seru Taehyun. Sepertinya ia mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Jonghyun.
“n-ne..!!”ungkap Jonghyun singkat. Taehyun tersenyum singkat. “aku akan selalu menunggu jawabanmu!! Annyong..!”kata Taehyun lagi.
= = = =

*taemin POV*

Aku menyeret langkah kakiku, mengembungkan pipiku berkali-kali. Huaahh… heran,, kenapa akhir-akhir ini keadaanku makin aneh begini -,-. Huh,,, berjalan di sisi koridor inipun membuatku makin merasa tak enak saja, melihati teman-teman sebayaku yang membuatku iri. Mereka benar-benar tak harus memikirkan bagaimana menjadi seseorang yang buruk, hanya bebas memikirkan masa depan yang akan mereka pilih. DEG!!! Tapi…. benar-benar berbeda dengan orang yang kini berada beberapa meter di depanku. Dia benar-benar tak usah memikirkan bagaimana menjadi seseorang yang ‘buruk’ tapi ia hanya memikirkan bagaimana ia bisa menjadi ‘baik’ dengan topengnya.
“oppa!!” kudengar suaranya memanggil namaku saat ia menangkap sosokku di matanya. Aku hanya berpura-pura tak melihat, dan aku benar-benar tak ingin melihatnya. Tapi aku tetap saja melihatnya melambaikan tangannya padaku, bersikap manis yang akutahu itu 100% PALSU!!
“ne?” aku balas tersenyum, meskipun dengan paksa, tapi toh aku yakin senyumku biar dipaksakanpun tetap manis :D
Yeoja itu menggeliat sok imut, menempelkan telunjuknya pada bibirnya yang merah. “uumm..” ia mengigau, dan di telingaku sangat terdengar seperti dengkuran. Asshh,,, aku benar-benar membenci orang ini. “oppa!! Aku… minta maaf atas kejadian kemarin >.<” ucapnya, asshh….. aku tahu dia hanya berpura-pura imut. =,=
“ha..ha..ha…ha” tawa garingku memecah, menatapnya lumayan tajam. Aku mencondongkan wajahku sedikit ke telinganya. “jangan berpura-pura terlihat seperti yeoja yang polos di depanku setelah kau menamparku dengan kesadaran di bawah nol, hye rin a!!” bisikku padanya, aku tersenyum sinis padanya, melihat sekelilingku. Sepertnya aku tahu mengapa ia bersikap begini. Ia hanya ingin mendapat perhatian dari namja-namja yang banyak mengejarnya.
Hye rin mengembungkan pipinya. Aku yakin kini ia bersikeras menyembunyikan ekpressi sinisnya dengan topeng manis itu. “oppa… aku tahu kemarin aku salah. jadi… maafkan aku^^ apa kau mau” tanyanya lagi. aku hanya mengangguk malas menanggapinya. Aaahh.. kuharap aku tak berurusan lebih jauh lagi dari yeoja ini.
= = = =

“YAA’… aku sudah mengatakan siapa aku, jadi kau juga harus mengatakan siapa kau!!!” protes hyeo rie ketika mendengar jawaban minho yang benar-benar tak diinginkannya. Orang yang dimaksudpun hanya terdiam tak bersuara. Minho menyenderkan punggungnya pada bangku taman dan memulai untuk memutar tape kunonya lagi. “YAA’… KAU DENGAR TIDAK??” hyeo rie mulai kesal, menyerobot paksa tape recorder dari tangan minho.
“kembalikan!!!” kata minho datar, sedikitpun tak berkeinginan menatap yeoja yang ada di sampingnya. Hyeo rie menggeleng keras, tetap menginginkan jawaban dari minho. “kembalikan kubilang!!” kini nada minho mulai sedikit bergetar.
“bagaimana jika aku tidak mau” ucap hyeo rie. “kau ini.. hanya menjawab pertanyaanku saja kau tak mau. Aku hanya bertanya kau siapanya eun rie. Tapi.. kenapa kau malah memilih mendengarkan tape bodoh ini daripada menjawab pertanyaanku??” protes hyeo rie lagi.
“bodoh?? Tau apa kau mengenai suatu hal yang bodoh?? Cepat kembalikan !!”gumam minho, menatap hyeo rie tajam dengan matanya.
“tidak mau!!”
“KEMBALIKAN!! KAU PIKIR KAU INI SIAPA???” minho mulai kehilangan kesabarannya, sontak membuat hyeo rie terkejut dengan sosok minho. Hyeo rie memejamkan matanya rifleks, menyerahkan tape di tangannya dengan tangan yang bergetar. Minho mengambilnya dengan kasar, mulai tidak senang dengan keadaan di sekelilingnya, ia beranjak dari kursinya dan meletakkan tapenya itu ke dalam saku celananya. “jangan pernah lagi mengatakan sesuatu itu ‘bodoh’ tanpa pikir panjang!!” ucap minho, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan hyeo rie tanpa jawaban apapun.
= = = =

Teriakan di rumah mewah itu semakin mencapai puncaknya di saat malam hari. Membuat onew semakin ingin meninggalkan rumahnya selamanya. Ingin membanting apapun yang kini ia lihat. Tapi toh ia tak mungkin dapat melakukan apapun. Ia hanya bisa diam, menyantap makanan di depannya dengan keributan-keributan tidak penting yang seharusnya tidak ada disaat jam makan malam seperti ini.
“kenapa kau selalu diam saja!!” suara berat mulai memanggil onew, meskipun terdengar menyeramkan, tapi onew tahu suara itu sesungguhnya ingin mengalihkan pertengkaran. Saat seperti ini, disaat laki-laki tua setengah baya itu tidak mendapatkan perkataan untuk melawan cercaan istrinya, ia pasti selalu mengalihkan pandangannya pada onew dan membentaknya. Dan seperti biasa, onewpun selalu menjawabnya dengan mengangkat bahunya dan memasang tampang innocent.
“lakukan sesukamu saja!!” jawab onew, mempersilahkan lagi perdebatan itu berlanjut. Ia sudah kebal, tidak peka lagi dengan istilah keharmonisan atau apapun sejenisnya. Dan saat pedebatan itu dimulai lagi, onew hanya kembali melahap makanannya, meskipun nafsu sama sekali tak mendukungnya untuk makan, tapi toh ia tak mungkin mau mati kelaparan hanya karena perbuatan kedua orang tuanya.
Ddrrt,…ddrrtt….
Handphone onew mulai bergetar, membuatnya terpaksa menghentikan kegiatan membosankannya dan merogoh saku celananya.
Oppa… bisakah kita bertemu? aku akan mengunggumu terus di taman dekat rumahmu. Kumohon dengarkanlah penjelasanku!!
_geun seon_
= = = =
Continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top